Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Rusia dan Tiongkok menggelar latihan tempur simulasi dan latihan perang lainnya di Laut Jepang sebagai tanda penguatan hubungan militer.
Melansir Reuters, meskipun telah direncanakan sebelumnya, latihan angkatan laut gabungan yang dimulai pada hari Minggu (4/8/2025) tersebut terjadi sehari setelah Presiden AS Donald Trump memindahkan kapal selam nuklir AS lebih dekat ke Rusia sebagai tanggapan atas komentar provokatif dari mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Berdasarkan pernyataan dari Kementerian Pertahanan Tiongkok, latihan gabungan Laut-2025 diluncurkan di perairan dekat Vladivostok, pelabuhan terbesar Rusia di Samudra Pasifik.
Empat kapal Tiongkok, termasuk kapal perusak berpeluru kendali Shaoxing dan Urumqi, akan berpartisipasi dalam latihan tiga hari tersebut.
Ini akan mencakup penyelamatan kapal selam, operasi anti-kapal selam gabungan, pertahanan udara dan anti-rudal, serta pertempuran maritim, yang diikuti oleh patroli angkatan laut di perairan Pasifik yang relevan.
Rusia dan China, yang menandatangani kemitraan strategis "tanpa batas" sesaat sebelum Rusia berperang di Ukraina pada tahun 2022, melakukan latihan militer rutin untuk melatih koordinasi antar angkatan bersenjata mereka dan mengirimkan sinyal pencegahan kepada musuh.
Baca Juga: Bukan India atau China, Inilah Negara yang Jadi Pembeli Utama Minyak Rusia pada Juni
Meskipun Rusia dan Tiongkok sama-sama menyatakan bahwa tidak ada negara ketiga yang menjadi target kerja sama militer mereka, Jepang menolak latihan tersebut.
Jepang menyatakan bahwa koordinasi strategis yang lebih erat antara Beijing dan Moskow menimbulkan "kekhawatiran yang kuat" bagi keamanan nasionalnya.
Saat mengumumkan latihan tersebut pada hari Rabu, Zhang Xiaogang, juru bicara Kementerian Pertahanan Beijing, mengkritik latihan Angkatan Udara AS dengan Jepang dan negara-negara lain di Pasifik barat.
"AS telah secara membabi buta memamerkan kekuatannya di kawasan Asia-Pasifik dan mencoba menggunakan latihan militer sebagai dalih untuk mengeroyok, mengintimidasi, dan menekan negara lain, serta merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," klaim Zhang.
China dan Rusia telah mengadakan latihan militer bersama selama lebih dari dua dekade, dengan latihan 'Laut Bersama' dimulai pada tahun 2012.
Tonton: AS Ancam Jatuhkan Tarif 100 Persen ke China Lantaran Beli Minyak dari Rusia
Namun, kerja sama mereka, yang dulunya sporadis, telah semakin mendalam selama dekade terakhir, dengan Vladimir Putin dan Xi Jinping telah bertemu hingga lebih dari 40 kali.
Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia. Sangat jarang bagi kedua negara untuk membahas penempatan dan lokasi kapal selam nuklir mereka.
Selanjutnya: Harga Tembaga London Naik Tipis ke US$ 9.663 Senin (4/8), Seiring Pelemahan Dolar AS
Menarik Dibaca: Rekening Pasif Terblokir, BRI Edukasi Nasabah Terkait Rekening Dormant
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News