Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanannya terhadap Presiden Venezuela Nicolás Maduro, dengan menggandakan hadiah untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya menjadi US$50 juta.
Langkah ini diumumkan oleh Jaksa Agung AS Pam Bondi pada hari Kamis (7/8), di tengah tuduhan keterlibatan Maduro dalam perdagangan narkoba dan kolaborasi dengan kelompok kriminal terorganisir.
Tuduhan Keterlibatan dengan Kartel dan Geng Kriminal
Dalam sebuah video yang diposting di platform X (dulu Twitter), Bondi menuduh Maduro memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok kriminal terkenal seperti Tren de Aragua dan Kartel Sinaloa. Ia menegaskan bahwa tindakan ini adalah bagian dari upaya pemerintah AS untuk menegakkan hukum dan menghentikan aliran narkoba ke wilayah Amerika.
“Maduro telah menjadi bagian dari jaringan kriminal internasional yang secara aktif merusak keamanan rakyat Amerika,” ujar Bondi.
Baca Juga: Pemilu Venezuela Diboikot Oposisi, Partai Maduro Menang Telak
Venezuela Kecam Pengumuman AS sebagai “Propaganda Politik”
Menanggapi pengumuman tersebut, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil menyampaikan kecaman keras melalui saluran Telegram-nya, menyebut langkah AS sebagai "tirai asap paling konyol yang pernah ada."
“Ketika kami sedang membongkar plot teroris yang direkayasa dari negara mereka, wanita ini malah membuat sirkus media untuk menyenangkan sayap kanan yang kalah di Venezuela,” kata Gil.
Ia juga menegaskan bahwa martabat bangsa Venezuela “tidak untuk dijual” dan menyebut tindakan AS sebagai "operasi propaganda politik yang kasar."
Hingga saat ini, Kementerian Informasi Venezuela belum memberikan tanggapan resmi atas pengumuman tersebut.
Riwayat Hadiah dan Sanksi Terhadap Maduro
Hadiah atas informasi terkait Maduro pertama kali diumumkan pada tahun 2020 sebesar US$15 juta, ketika jaksa federal AS mengajukan tuntutan pidana terhadap Maduro atas perdagangan narkoba.
Baca Juga: Trump Cabut Lisensi Minyak Chevron di Venezuela, Tuduh Maduro Gagal Reformasi Pemilu
Angka tersebut kemudian dinaikkan menjadi US$25 juta pada Januari 2025, bertepatan dengan pelantikannya untuk masa jabatan ketiga, bersamaan dengan gelombang baru sanksi terhadap pejabat tinggi Venezuela.
Penetapan Organisasi Teroris dan Hubungan Maduro dengan Kartel
Pada bulan Februari 2025, Departemen Luar Negeri AS secara resmi menetapkan geng Tren de Aragua sebagai organisasi teroris asing, bersama dengan geng MS-13 dan beberapa kartel Meksiko. Kemudian pada Juli, giliran Kartel de Los Soles yang ditetapkan sebagai organisasi teroris global.
Dalam sebuah pernyataan terpisah pada Kamis malam, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa Maduro telah menjadi pemimpin Kartel de Los Soles selama lebih dari satu dekade. Kartel tersebut diyakini bertanggung jawab atas perdagangan narkoba dalam skala besar ke wilayah Amerika Serikat.
Selanjutnya: Ekonom Maybank: Penerapan Tarif AS 19% Belum Langsung Tekan Manufaktur Indonesia
Menarik Dibaca: Simak 3 Langkah Cerdas Mengatur Keuangan Sebelum Terjun ke Dunia Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News