kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.267   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.592   58,81   0,78%
  • KOMPAS100 1.080   10,63   0,99%
  • LQ45 798   5,11   0,64%
  • ISSI 254   -0,28   -0,11%
  • IDX30 413   3,67   0,90%
  • IDXHIDIV20 471   4,48   0,96%
  • IDX80 120   0,65   0,54%
  • IDXV30 125   1,57   1,27%
  • IDXQ30 132   1,20   0,92%
GLOBAL /

Benjamin Graham: Bapak Value Investing dan Mentor Warren Buffett


Rabu, 06 Agustus 2025 / 16:08 WIB
Benjamin Graham: Bapak Value Investing dan Mentor Warren Buffett
ILUSTRASI. Benjamin Graham: Bapak Value Investing dan Mentor Warren Buffett.

Sumber: Investopedia | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Benjamin Graham dikenal luas sebagai tokoh yang merevolusi dunia investasi modern dan menjadi rujukan banyak investor dunia. 

Ia adalah pencetus pendekatan value investing, penulis buku legendaris seperti Security Analysis dan The Intelligent Investor, serta mentor dari investor sukses Warren Buffett. 

Warisannya masih menjadi landasan bagi investor global hingga saat ini.

Baca Juga: AS Wajibkan Warga Zambia dan Malawi Bayar Jaminan Visa hingga Rp 245 Juta

Latar Belakang dan Pendidikan Benjamin Graham

Melansir dari situs khusus tentang Benjamin Graham yang dibuat oleh cucu perempuannya, BeyondBenGraham, Benjamin Graham lahir pada tahun 1894 di Inggris, lalu pindah ke Amerika Serikat bersama keluarganya. 

Ia dibesarkan di New York dalam keluarga yang menghadapi kesulitan keuangan setelah ayahnya meninggal dunia. Kondisi ini membentuk pola pikir Graham yang berhati-hati terhadap risiko finansial.

Ia menempuh pendidikan di Columbia University dengan beasiswa penuh, dan lulus tahun 1914 sebagai salutatorian, seperti diinformasikan di situs resmi Colombia University

Bahkan sebelum lulus, Graham sudah ditawari posisi mengajar di tiga fakultas: filsafat, matematika, dan bahasa Inggris. 

Namun, ia memilih jalur karier di dunia keuangan, memulai dari posisi rendah di Wall Street dengan gaji US$12 per minggu. 

Konsep Value Investing dan Margin of Safety

Setelah mengalami langsung gejolak pasar seperti Crash 1929, Graham mengembangkan pendekatan investasi berbasis nilai (value investing). 

Strategi ini berfokus pada membeli saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Inti filosofi Graham adalah bahwa pasar sering kali salah menilai harga saham dalam jangka pendek, namun nilai sejatinya akan tercermin dalam jangka panjang.

Mengutip dari situs edukasi investasi, Investopedia, salah satu konsep terpenting dari Graham adalah margin of safety—selisih antara harga pasar dan nilai wajar suatu aset. 

Margin ini berfungsi sebagai perlindungan dari kesalahan analisis atau kondisi pasar yang tidak terduga. Prinsip ini menjadi fondasi penting bagi investor konservatif yang mengutamakan risiko rendah dengan potensi keuntungan stabil.

Baca Juga: Bank Indonesia dan Muhammadiyah Perkuat Pengembangan Ekonomi Syariah

Karya Klasik: Security Analysis dan The Intelligent Investor

Pada tahun 1934, Graham bersama David Dodd menerbitkan buku Security Analysis, yang menjadi teks fundamental dalam dunia investasi institusional. 

Buku ini memperkenalkan pendekatan berbasis data dan logika dalam menilai saham dan obligasi, termasuk metode seperti net current asset value (strategi net-net).

Kemudian pada tahun 1949, Graham menerbitkan buku The Intelligent Investor, yang ditujukan untuk investor individual. 

Buku ini lebih mudah dipahami oleh pembaca umum dan berisi prinsip-prinsip dasar seperti Mr. Market, konsep imajiner tentang pasar yang kadang terlalu optimis dan kadang terlalu pesimis. 

Graham mengajak pembaca untuk tidak terpengaruh oleh emosi pasar dan tetap rasional. Warren Buffett sendiri menyebut buku ini sebagai “buku terbaik tentang investasi yang pernah ditulis.” 

Filosofi Hidup dan Investasi Benjamin Graham

Lebih dari sekadar formula finansial, filosofi Graham mencerminkan pendekatan hidup yang disiplin, logis, dan penuh pertimbangan. Ia percaya bahwa investasi bukan soal keberuntungan, tetapi soal prinsip. Salah satu kutipan terkenalnya adalah:

“The essence of investment management is the management of risks, not the management of returns.”

Graham juga mengajarkan pentingnya independensi berpikir. Ia tidak percaya pada "tren pasar" atau hype sesaat. 

Sebaliknya, ia menekankan pentingnya analisis fundamental, kesabaran, dan keputusan yang rasional. Prinsip-prinsip ini tak hanya berlaku di pasar saham, tapi juga dalam pengambilan keputusan hidup secara umum.

Tonton: Rusia Geram, Sebut Ancaman Tarif Trump atas India Merupakan Aksi Ilegal

Pengaruh dan Warisan

Benjamin Graham mengajar di Columbia Business School sejak 1928 hingga 1955, dan dari ruang kelas itulah muncul murid-murid legendaris—salah satunya adalah Warren Buffett. 

Buffett sering menyebut Graham sebagai orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya setelah ayahnya sendiri. Ia menerapkan ajaran gurunya sepanjang karier dan membangun kekayaan melalui prinsip value investing.

Selain melalui murid-muridnya, warisan Graham hidup melalui lembaga seperti Heilbrunn Center for Graham & Dodd Investing di Columbia, serta ratusan ribu investor yang masih membaca dan menerapkan prinsipnya.

Bahkan di era modern yang didominasi oleh algoritma dan perdagangan otomatis, pendekatan Graham tetap relevan. Ia membuktikan bahwa logika, analisis data, dan disiplin bisa mengalahkan emosi dan spekulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

×