kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.640   25,00   0,15%
  • IDX 8.205   -32,67   -0,40%
  • KOMPAS100 1.139   -6,15   -0,54%
  • LQ45 816   -4,08   -0,50%
  • ISSI 288   -1,51   -0,52%
  • IDX30 427   -1,92   -0,45%
  • IDXHIDIV20 486   -1,19   -0,24%
  • IDX80 126   -0,83   -0,65%
  • IDXV30 135   0,61   0,45%
  • IDXQ30 136   -0,60   -0,44%
GLOBAL /

China Kembali Mainkan Senjata Logam Langka, Dunia Ketar-Ketir


Rabu, 22 Oktober 2025 / 07:47 WIB
China Kembali Mainkan Senjata Logam Langka, Dunia Ketar-Ketir
ILUSTRASI. Ekspor magnet logam tanah jarang (rare earth magnets) dari China turun tajam pada September 2025. REUTERS/Melanie Burton

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Ekspor magnet logam tanah jarang (rare earth magnets) dari China turun tajam pada September 2025. Kondisi ini memicu kembali kekhawatiran global bahwa Beijing bisa menggunakan dominasinya atas komponen vital ini sebagai senjata dalam perang dagang.

Reuters melaporkan, magnet logam langka adalah bahan penting untuk berbagai produk strategis — mulai dari jet tempur dan rudal militer AS, hingga mobil listrik dan smartphone. 

Penurunan ekspor ini terjadi setelah beberapa bulan ketegangan dagang antara China dan Amerika Serikat kembali memanas, dengan kedua negara saling mengancam menaikkan tarif hingga tiga digit.

Ekspor Turun Sebelum Aturan Baru Berlaku

Data bea cukai China menunjukkan, pengiriman magnet logam langka turun 6,1% pada September dibandingkan Agustus, menjadi 5.774 ton, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi tujuh bulan di 6.146 ton.

Penurunan ini terjadi bahkan sebelum Beijing memberlakukan ekspansi besar-besaran atas aturan izin ekspor yang diumumkan bulan ini.

“Fluktuasi tajam dalam ekspor magnet logam langka menunjukkan bahwa China tahu betul ia memegang kartu penting dalam negosiasi dagang internasional,” kata Chim Lee, analis senior di Economist Intelligence Unit (EIU).

Secara tahunan, ekspor magnet logam langka China masih naik 17,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun para analis menilai tren penurunan bulanan bisa menjadi sinyal pengetatan baru yang bakal menekan rantai pasok global.

Baca Juga: Trump Teken Pakta Logam Tanah Jarang, Sinyal Awal Konfrontasi Baru dengan China

China Dituduh Gunakan Logam Langka sebagai Alat Tekanan

Pekan lalu, Kementerian Perdagangan China menuding Amerika Serikat sengaja “menciptakan kepanikan global” dengan salah menafsirkan aturan ekspor logam langka milik Beijing. Pemerintah China menegaskan hanya akan menyetujui izin ekspor untuk penggunaan sipil.

Namun para analis tetap khawatir China bisa kembali menjerat sektor sipil dalam kebijakan pembatasan yang sejatinya ditujukan untuk menyulitkan perusahaan pertahanan AS.

“China punya kemampuan luar biasa untuk menekan ekspor logam langka, dan itu alat yang sangat kuat,” kata Dan Wang, direktur China di Eurasia Group.

Menurutnya, kebijakan semacam ini tidak hanya mengganggu produksi, tapi juga memperbesar ketergantungan global terhadap pasokan dari China.

“Dunia harus belajar beradaptasi dengan cara China mengelola sumber daya strategisnya. Negara-negara Barat tidak terbiasa tunduk pada kontrol monopoli semacam ini,” ujarnya.

Baca Juga: Turki Bangun Tambang Raksasa Logam Tanah Jarang, Siap Saingi China

AS Jadi Korban Terbesar, Sementara Vietnam Untung Besar

Dari sisi negara tujuan, Jerman, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, dan Meksiko menjadi lima importir terbesar magnet logam langka dari China pada September lalu.

Namun data menunjukkan, ekspor ke Amerika Serikat anjlok 28,7% dibanding bulan sebelumnya, sementara pengiriman ke Vietnam melonjak 57,5%.

Di sisi lain, Belanda mencatat lonjakan impor 109%, meskipun angka ini dinilai bias karena pelabuhan Rotterdam menjadi pusat transit utama bagi perdagangan Eropa.

Selama sembilan bulan pertama 2025, total ekspor magnet logam langka China mencapai 39.817 ton, atau turun 7,5% dibanding periode yang sama 2024.

Trump: “Saya Tak Mau China Main Permainan Logam Langka”

Sesaat sebelum data resmi dirilis, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa ia “tidak ingin China bermain-main dengan logam langka terhadap AS”.

Ia juga menyiratkan bisa menunda penerapan tarif di atas 100% jika Beijing bersedia kembali membeli kedelai dari Amerika Serikat dalam jumlah besar.

Namun, Beijing tampak tak akan mundur. China menegaskan bahwa perluasan aturan ekspor yang mulai berlaku beberapa hari sebelum gencatan dagang berakhir pada 10 November adalah langkah yang konsisten dengan kebijakan negara besar lainnya.

Tonton: Tiongkok Batasi Ekspor Tanah Jarang, Trump Meradang dan Langsung Getok Tarif 100%!

Analis: Ketegangan Dagang Kini Jadi “Normal Baru”

Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu Trump di Korea Selatan akhir bulan ini. Namun banyak ekonom menilai, gesekan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kini telah menjadi “normal baru”.

“Lonjakan ekspor di kuartal ketiga sebenarnya akibat pelonggaran kontrol ekspor di awal tahun. Tapi volume itu akan turun lagi karena pembatasan yang baru,” kata analis EIU, Chim Lee.

Situasi ini mempertegas bahwa logam langka kini bukan sekadar komoditas industri, melainkan senjata geopolitik — dan dunia mungkin sedang belajar bahwa pasokan magnet bisa sama strategisnya dengan pasokan minyak.

Selanjutnya: Pemerintah Pangkas Tarif Tiket Pesawat saat Nataru

Menarik Dibaca: Spesifikasi HP Gaming Realme 13+, Cek Performanya Saat Bermain Game di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×