Sumber: OIC,Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Serangan brutal Israel terhadap kantor Hamas di ibu kota Qatar pada tanggal 9 September 2025 lalu sepertinya membuat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation (OIC) semakin bersatu.
Para pemimpin OIC dan Liga Arab berkumpul di Doha, Qatar, untuk menghadiri pertemuan puncak Arab-Islam guna mencapai sikap yang sama terhadap Israel.
Dilansir dari Al-Jazeera, pertemuan puncak darurat Liga Arab dan OIC dimulai pada hari Senin (15/9). Di sana, rancangan resolusi yang menguraikan tindakan konkret terhadap Israel disiapkan.
Qatar menjadi negara keenam yang menjadi target Israel dalam 72 jam dan ketujuh sejak awal tahun ini. Serangan Israel ke Qatar pekan lalu menewaskan 6 orang.
Dalam tiga tahun terakhir, OIC telah menyelenggarakan beberapa pertemuan puncak darurat dan pertemuan tingkat menteri. Sebagian besar dilakukan di Riyadh, Jeddah, dan Istanbul.
Tujuan utama para anggota OIC sangat jelas, yaitu mengutuk serangan Israel terhadap Gaza, Tepi Barat, dan baru-baru di Iran dan Qatar.
Baca Juga: Solidaritas Arab-Muslim Menguat, Kecam Serangan Israel ke Qatar
Siapa Saja Anggota OIC?
OIC, atau OKI dalam bahasa Indonesia, dibentuk pada tahun 1969 sebagai respons terhadap serangan pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Pembentukan organisasi ini terjadi pada bulan September 1969, ketika para pemimpin Muslim bertemu di Rabat, Maroko, untuk membentuk suatu badan yang akan menjaga tempat-tempat suci Islam.
Para pemimpin Muslim dunia tersebut juga bertekad untuk melindungi kepentingan politik dan ekonomi bersama, dan mempromosikan solidaritas di antara negara-negara mayoritas Muslim di panggung global.
Dari 25 negara penggagas, saat ini anggota OIC sudah berjumlah 57 negara. Beberapa negara penggagas di antaranya adalah Yordania, Afghanistan, Maroko, Mesir, Arab Saudi, Palestina, hingga Indonesia.
Baca Juga: Serangan Israel ke Qatar Dibawa ke Debat Mendesak Dewan HAM PBB
Organisasi ini mewakili lebih dari 2,1 miliar orang, sekitar 26% populasi dunia dan 8% PDB dunia.
Keanggotaan OIC terbilang cukup fleksibel di awal pembentukannya. Organisasi ini mengizinkan negara dengan populasi Muslim minoritas ikut bergabung, asalkan disetujui oleh dua pertiga anggota.
Pada tahun 2008, aturan keanggotaan diperketat. Suatu negara harus menjadi anggota PBB, berpenduduk mayoritas Muslim, mematuhi piagam PBB, dan mengajukan permohonan secara resmi.
Pada akhirnya, penerimaan tetap harus membutuhkan konsensus di antara 57 anggotanya.
Hingga tahun 2025, berikut adalah 57 anggota OIC atau OKI:
Baca Juga: 10 Negara Menolak Palestina Merdeka, Salah Satunya Tetangga Indonesia
Negara | Tahun Bergabung |
Yordania | 1969 |
Afghanistan | 1969 |
Indonesia | 1969 |
Pakistan | 1969 |
Iran | 1969 |
Turki | 1969 |
Chad | 1969 |
Tunisia | 1969 |
Aljazair | 1969 |
Arab Saudi | 1969 |
Senegal | 1969 |
Sudan | 1969 |
Somalia | 1969 |
Guinea | 1969 |
Palestina | 1969 |
Kuwait | 1969 |
Lebanon | 1969 |
Libya | 1969 |
Mali | 1969 |
Malaysia | 1969 |
Mesir | 1969 |
Maroko | 1969 |
Mauritania | 1969 |
Niger | 1969 |
Yaman | 1969 |
Uni Emirat Arab | 1972 |
Bahrain | 1972 |
Suriah | 1972 |
Sierra Leone | 1972 |
Oman | 1972 |
Qatar | 1972 |
Uganda | 1974 |
Burkina Faso | 1974 |
Bangladesh | 1974 |
Gambia | 1974 |
Gabon | 1974 |
Guinea Bissau | 1974 |
Kamerun | 1974 |
Irak | 1975 |
Komoro | 1976 |
Maladewa | 1976 |
Djibouti | 1978 |
Benin | 1983 |
Brunei Darussalam | 1984 |
Nigeria | 1986 |
Azerbaijan | 1992 |
Albania | 1992 |
Tajikistan | 1992 |
Turkmenistan | 1992 |
Kyrgystan | 1992 |
Mozambik | 1994 |
Kazakhstan | 1995 |
Uzbekistan | 1996 |
Suriname | 1996 |
Togo | 1997 |
Guyana | 1998 |
Pantai Gading | 2001 |
Baca Juga: PBB Tuding Israel Berusaha Jadikan Gaza City Tak Layak Huni
Tonton: Usai Reshuffle, Prabowo Sampaikan Surat Khusus Terima Kasih kepada Sri Mulyani dkk
Selanjutnya: Lagi, Harga Emas Dunia Perbarui Rekor All Time High
Menarik Dibaca: Lagi, Harga Emas Dunia Perbarui Rekor All Time High
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News