Sumber: NDTV | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ilmuwan di China tengah mengembangkan robot kehamilan pertama di dunia yang diklaim mampu meniru proses kehamilan dari pembuahan hingga persalinan.
Proyek ambisius ini digarap oleh Kaiwa Technology, perusahaan berbasis di Guangzhou yang dipimpin oleh Dr Zhang Qifeng, ilmuwan dari Nanyang Technological University, Singapura, sebagaimana dilaporkan The Telegraph.
Teknologi yang Meniru Proses Kehamilan
Dalam sistem ini, janin diperkirakan akan tumbuh di dalam rahim buatan dan menerima nutrisi melalui tabung khusus. Meski begitu, para ilmuwan belum menjelaskan secara detail bagaimana proses pembuahan sel telur dan sperma akan dilakukan.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut 2.300 Orang Meninggal Akibat Gelombang Panas Ekstrem di Eropa
Dr Zhang menyebut teknologi ini sudah berada pada tahap “cukup matang”, namun masih memerlukan uji coba untuk diintegrasikan ke dalam perut robot. Dengan begitu, interaksi antara manusia dan robot dapat terjadi untuk meniru proses kehamilan alami.
“Sekarang perlu diimplantasikan ke dalam perut robot agar seseorang dan robot dapat berinteraksi untuk mencapai kehamilan, sehingga janin bisa tumbuh di dalamnya,” kata Dr Zhang.
Prototipe Diluncurkan 2026
Prototipe pertama robot kehamilan ini dijadwalkan rilis pada tahun 2026 dengan estimasi biaya sekitar 100.000 yuan (setara US$ 14.000 atau Rp 227 juta). Jika berhasil, teknologi ini berpotensi membantu pasangan infertil atau individu yang memilih tidak menjalani kehamilan biologis.
Saat ini, tim Dr Zhang juga tengah bekerja sama dengan otoritas di Provinsi Guangdong untuk membahas aturan hukum dan etika terkait penggunaan teknologi tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan: Gunung Berapi Raksasa Ini akan Meletus dalam Waktu Dekat!
Pro dan Kontra: Antara Revolusi Medis dan Isu Etika
Terobosan ini diprediksi akan merevolusi dunia ilmu reproduksi sekaligus menawarkan harapan baru bagi sekitar 15% pasangan di dunia yang mengalami infertilitas. Namun, di sisi lain, muncul sejumlah perdebatan etis, di antaranya:
-
Ikatan emosional ibu-anak yang mungkin tidak terbentuk secara alami.
-
Sumber sel telur dan sperma yang digunakan dalam proses pembuahan.
-
Dampak psikologis terhadap anak yang lahir dari teknologi tersebut.
Penelitian ini melanjutkan eksperimen sebelumnya, seperti uji coba tahun 2017 di mana anak domba prematur berhasil tumbuh dalam “biobag” berisi cairan ketuban sintetis.
Masa Depan Reproduksi?
Meski masih kontroversial, robot kehamilan dinilai bisa menjadi terobosan besar dalam dunia medis, terutama bagi mereka yang menghadapi kesulitan untuk memiliki keturunan. Dengan prototipe yang segera diluncurkan, dunia akan menyaksikan apakah teknologi ini mampu menjadi solusi nyata atau justru memunculkan dilema etika yang lebih dalam.
Selanjutnya: IHSG Turun 0,45% Hari Ini (19/8), ASII, BBRI, AMMN Paling Banyak Net Buy Asing
Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun Merata, Ini Peringatan Dini Cuaca Besok (20/8) di Jabodetabek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News