kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%
GLOBAL /

Jepang Gelar Upacara Dewasa Pangeran Hisahito di Tengah Krisis Suksesi Kekaisaran


Senin, 08 September 2025 / 13:19 WIB
Jepang Gelar Upacara Dewasa Pangeran Hisahito di Tengah Krisis Suksesi Kekaisaran
ILUSTRASI. Jepang merayakan momen penting dalam keluarga kekaisaran dengan menggelar upacara kedewasaan (coming of age) bagi Pangeran Hisahito. Koji Sasahara/Pool via Reuters

Sumber: The Guardian,The Guardian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jepang merayakan momen penting dalam keluarga kekaisaran dengan menggelar upacara kedewasaan (coming of age) bagi Pangeran Hisahito, keponakan Kaisar Naruhito.

Dalam upacara megah di Istana Kekaisaran Tokyo pada Sabtu lalu, Hisahito menerima mahkota sutra hitam berlapis pernis, simbol dimulainya peran barunya sebagai anggota dewasa keluarga kekaisaran.

“Terima kasih banyak atas penganugerahan mahkota pada upacara kedewasaan hari ini,” ujar Hisahito.

“Saya akan menjalankan tugas saya dengan penuh kesadaran sebagai anggota dewasa keluarga kekaisaran,” tambahnya.

Pewaris Takhta Nomor Dua

Hisahito, 19 tahun, kini menjadi pewaris takhta kedua setelah ayahnya, Pangeran Akishino. Dalam upacara tersebut, ia juga memberikan penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa Shinto, sesuai tradisi panjang keluarga kekaisaran Jepang.

Baca Juga: Ini Daftar Nama dan Profil Calon Pengganti Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba

Meskipun Kaisar Naruhito memiliki seorang putri, Putri Aiko (23 tahun), aturan suksesi yang hanya memperbolehkan laki-laki menghalangi jalan baginya menuju Takhta Krisantemum.

Isu suksesi kekaisaran telah lama menjadi bahan perdebatan di Jepang. Survei publik menunjukkan dukungan kuat terhadap kemungkinan naiknya kaisar perempuan. Bahkan, pada 2005, sebuah panel pemerintah sempat merekomendasikan agar takhta diwariskan kepada anak tertua, tanpa memandang gender.

Namun, kelahiran Hisahito pada 2006 praktis meredam wacana reformasi tersebut. Kaum tradisionalis tetap bersikeras bahwa “garis keturunan laki-laki yang tak terputus” adalah fondasi eksistensi Kekaisaran Jepang.

Tantangan Perempuan dalam Keluarga Kekaisaran

Di bawah konstitusi pascaperang, keluarga kekaisaran tidak memiliki kekuasaan politik, tetapi tetap menjadi simbol negara. Aturan saat ini mewajibkan putri-putri kekaisaran keluar dari status kerajaan setelah menikah, sehingga jumlah anggota aktif semakin berkurang.

Salah satu usulan modernisasi adalah memperbolehkan putri yang menikah tetap menjalankan tugas publiknya. Sebaliknya, kubu konservatif mendorong agar kerabat jauh laki-laki diintegrasikan kembali ke lingkaran keluarga kekaisaran.

Baca Juga: Yen Anjlok di Pagi Ini (8/9), Terseret Pengunduran Diri PM Jepang Shigeru Ishiba

Kehidupan pribadi anggota perempuan keluarga kekaisaran juga kerap menjadi sorotan publik. Permaisuri Masako, misalnya, pernah menderita gangguan terkait stres karena tekanan menghasilkan pewaris laki-laki. Ibunda Kaisar Naruhito, Permaisuri Emerita Michiko, juga mengalami gangguan kesehatan serupa.

Kakak Hisahito, Mako, memilih menikah dengan kekasih kampusnya, Kei Komuro. Pernikahan itu menimbulkan kontroversi besar setelah media menyoroti masalah keuangan keluarga Komuro. Akibatnya, Mako mengalami gangguan stres pasca-trauma kompleks dan akhirnya pindah ke Amerika Serikat bersama sang suami, di mana mereka kini membesarkan seorang anak.

Dukungan Publik vs. Kenyataan Politik

Meski mayoritas rakyat Jepang mendukung reformasi aturan suksesi, fokus masyarakat sehari-hari lebih banyak tertuju pada isu ekonomi, termasuk kenaikan inflasi.

Menurut sejarawan kekaisaran Hideya Kawanishi, isu perempuan sebagai kaisar baru akan benar-benar diperhatikan politikus jika publik bersuara lebih keras.

“Ketika upacara berakhir, masyarakat dan media biasanya kembali tenang dan beralih ke isu lain,” ujar Kawanishi.

Selanjutnya: Harga Emas Rekor, Ini Rekomendasi Trading Saham Pekan Ini dari IPOT

Menarik Dibaca: Harga Emas Rekor, Ini Rekomendasi Trading Saham Pekan Ini dari IPOT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

×