kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%
GLOBAL /

Kerja Dua Pekerjaan, Perempuan 26 Tahun Target Pensiun Dini di Usia 30-an


Selasa, 23 September 2025 / 19:40 WIB
Kerja Dua Pekerjaan, Perempuan 26 Tahun Target Pensiun Dini di Usia 30-an
ILUSTRASI. kesehatan sehat olah raga bebas finansial financial asuransi. Demi mencapai kebebasan finansial lebih cepat, Jane Tsang, perempuan berusia 26 tahun asal Markham, Ontario, Kanada, memilih jalur ekstrem.

Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Demi mencapai kebebasan finansial lebih cepat, Jane Tsang, perempuan berusia 26 tahun asal Markham, Ontario, Kanada, memilih jalur ekstrem: bekerja di dua pekerjaan penuh waktu sekaligus dan menabung 75% dari penghasilannya.

Langkah Tsang merupakan bagian dari tren FIRE movement (financial independence, retire early), sebuah gerakan yang menargetkan kemandirian finansial dan pensiun jauh lebih dini dari usia normal. 

Mengutip The globe and mail, Selasa (23/9/2025), dari strategi ini, ia berharap bisa berhenti bekerja dalam 10 tahun ke depan.

Secara finansial, Tsang menghasilkan sekitar US$ 120.000 per tahun (setara Rp 1,8 miliar). 

Baca Juga: Ikuti Hasrat Anda! Nasihat yang Cocok Bagi Mereka yang Sudah Bebas Finansial

Ia bekerja sebagai manajer pemasaran e-mail dengan gaji sekitar US$ 80.000 per tahun di siang hari. 

Sementara malam hari ia mengisi waktu di pusat panggilan dengan bayaran US$19 per jam plus komisi. Kedua pekerjaan ini berbasis jarak jauh, tetapi total beban kerjanya mencapai 70 jam per pekan.

Untuk mendukung gaya hidup hemat, Tsang mengambil sejumlah langkah penghematan. Ia tinggal bersama orang tuanya, jarang makan di luar, bahkan sering membawa komputer saat menghadiri acara sosial demi tetap bisa bekerja. Namun, pola kerja intensif ini membuat kesehatannya terganggu. 

Ia kerap tidur hanya 4–5 jam per malam, meski kini mulai mencoba mengatur waktu istirahat.

Popularitas Tsang meningkat setelah kisahnya dibagikan di media sosial. Meski demikian, respon publik justru banyak bernada negatif. 

Baca Juga: 10 Buku Ini Kunci Kelas Menengah Raih Kebebasan Finansial!

Menanggapi hal itu, Tsang menilai pilihannya lebih baik daripada terjebak di lingkungan kerja bergaji tinggi namun menuntut kenaikan jabatan yang menurutnya tidak sepadan.

“Payoff-nya tidak sebanding,” ujarnya. 

“Kami bangun setiap hari melakukan hal-hal yang tidak kami inginkan, tapi tetap tidak mampu membeli rumah, properti, membiayai keluarga, atau memenuhi kebutuhan dasar seperti generasi sebelumnya. Itu terasa sangat tidak adil bagi saya.”

Ke depan, Tsang berencana berhenti bekerja ketika memiliki anak, meski ia memperkirakan tetap akan memiliki usaha sampingan. 

Baca Juga: 5 Rahasia Pola Pikir Kaya: Ubah Hidup & Raih Sukses Finansial!

Ia mengakui perjalanannya menuju kebebasan finansial terasa sepi, hal yang juga banyak dialami pengikut FIRE movement. Karena itu, sejumlah komunitas pensiun dini kini mulai bermunculan lewat retret atau kamp khusus untuk berbagi pengalaman dan membangun jejaring.

Selanjutnya: Prabowo Pasang Target 273.200 Rumah Subsidi per Tahun, Realisasi Baru 178.000 Unit

Menarik Dibaca: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

×