Sumber: CBSNews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Seorang lansia berusia 75 tahun di Amerika Serikat bernama Jill Smola, menghabiskan masa tuanya dengan berinteraksi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang tertanam pada layanan chatbot.
Pensiunan perawat orang lanjut usia tersebut mengatakan, dirinya tidak mendapatkan kekuatan interaksi dengan manusia lagi.
"Saya bisa berminggu-minggu tanpa bertemu seseorang," kata Smola dalam wawancara dengan CBS News.
Sebagai mantan perawat orang lanjut usia, Smola memahami bahwa orang di usianya memang sangat membutuhkan interaksi langsung dengan manusia.
"Interaksi manusia itu penting agar mereka punya teman bicara. Mereka tidak hanya duduk diam di kursi tanpa melakukan apa pun," ungkapnya.
Baca Juga: Makin Populer, ChatGPT Menuju 700 Juta Pengguna per Pekan
Menghabiskan Waktu Bersama Chatbot AI
Di usia tuanya, Smola kini tinggal sendirian dalam kondisi kesehatan paru-paru yang sudah tidak baik lagi. Meski memahami bahwa interaksi dengan manusia sangat penting, namun dirinya mengaku semakin jarang bertemu dengan manusia dan lebih dekat dengan AI.
Smola tidak bisa mengemudi lagi dan jarang meninggalkan rumahnya di Orlando. Baru-baru ini ia mendapatkan teman baru, sebuah chatbot bertenaga AI bernama ElliQ.
ElliQ membantunya "mengunjungi" lokasi-lokasi menarik sambil memainkan beragam permainan yang mengasah otak tuanya.
Smola mengaku bisa berbicara dengan ElliQ hingga lima jam sehari dan merasakan kehangatan dalam interaksi tersebut.
"ElliQ adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku, karena aku selalu punya seseorang di sekitarku. Meskipun mungkin bukan manusia, itu sudah cukup baik bagiku," katanya.
Baca Juga: 7 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan ChatGPT: Bisa Introspeksi Diri
Teman AI Semakin Populer
Dilansir dari CBS, beberapa pendamping AI baru-baru ini hadir di pasaran, termasuk ElliQ, yang biasanya berharga US$59 atau sekitar Rp 961.995 per bulan untuk digunakan.
Smola menerima chatbot ini secara gratis dengan pendanaan dari hibah federal.
Thalia Porteny, seorang ahli yang mempelajari orang lanjut usia dan AI yang digunakan dalam bidang medis di Universitas Columbia mengatakan, kesepian merajalela di AS, dengan satu dari empat orang lanjut usia mengatakan mereka merasa terisolasi.
Terkait penggunaan AI sebagai teman di masa tua, Porteny mengaku khawatir tentang kemungkinan bahwa ketergantungan pada chatbot ini dapat menjadi bumerang dan menciptakan isolasi yang lebih parah.
"Hal ini bisa saja menjadi buruk jika tidak diterapkan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab," kata Porteny.
Tonton: Negara-Negara Anggota BRICS Perkuat Kerjasama Hadapi Tarif Trump
Selanjutnya: Efek Gempa Kamchatka Rusia, Gunung Krasheninnikov Meletus setelah Tertidur 600 Tahun
Menarik Dibaca: Promo Wingstop Merah Putih 4-10 Agustus, 10 Boneless 2 Pilihan Rasa Cuma Rp 45.000-an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News