Sumber: The Guardian,The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, tengah menempuh jalur hukum di Amerika Serikat untuk melawan tuduhan palsu mengenai identitas Brigitte.
Pasangan ini mengajukan gugatan pada Juli 2025 terhadap Candace Owens, seorang influencer sayap kanan, dan perusahaannya, atas dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan secara terus-menerus demi meningkatkan popularitas dan keuntungan bisnis Owens.
Owens sebelumnya menyatakan bahwa dirinya “berani mempertaruhkan reputasi profesional” atas klaim bahwa Brigitte Macron sebenarnya adalah seorang pria bernama Jean-Michel Trogneux. Ia bahkan memperkuat tudingan tersebut lewat serial podcast delapan episode.
Rencana Hadirkan Bukti Ilmiah
Pengacara Macron, Tom Clare dari firma hukum Clare Locke—yang dikenal sukses menangani sejumlah kasus pencemaran nama baik profil tinggi—mengungkapkan kepada BBC bahwa kliennya akan menyajikan bukti ilmiah di pengadilan AS untuk membantah klaim Owens.
Baca Juga: Frustrasi dan Cemas atas Gaza Bikin Macron Bertindak Sendiri Terkait Palestina
“Kesaksian ahli akan dihadirkan dan bersifat ilmiah,” jelas Clare. Ia menambahkan bahwa pasangan Macron siap menunjukkan bukti “secara generik maupun spesifik” untuk menegaskan kebenaran.
Clare juga menuturkan bahwa proses ini akan menjadi tantangan pribadi dan publik bagi Brigitte Macron. Namun, ia “bertekad penuh untuk meluruskan fakta”. Selain itu, foto-foto kehamilan Brigitte serta dokumentasi dirinya membesarkan anak-anak juga akan diajukan sebagai bukti.
Fakta Keluarga Brigitte Macron
Dalam gugatannya, pihak Macron menegaskan bahwa Jean-Michel Trogneux adalah kakak kandung Brigitte, yang tinggal di Amiens, Prancis utara, bersama empat saudara lainnya. Jean-Michel bahkan menghadiri pelantikan Emmanuel Macron pada 2017 dan 2022.
Brigitte Macron (72) lebih tua 24 tahun dari suaminya, dan pertama kali bertemu Emmanuel saat ia menjadi pembina teater di sekolah menengahnya. Dari pernikahan sebelumnya, Brigitte memiliki tiga anak (lahir tahun 1975, 1977, dan 1984) serta tujuh cucu.
Asal Mula Klaim Konspirasi
Klaim bahwa Brigitte Macron terlahir sebagai pria pertama kali viral di Prancis pada 2021. Brigitte dan kakaknya sempat memenangkan kasus hukum terhadap dua blogger, Amandine Roy dan Natacha Rey.
Baca Juga: Prancis Akui Negara Palestina, Macron Akan Umumkan di PBB pada September 2025
Namun, pengadilan banding kemudian memutuskan bahwa kasus tersebut tidak memenuhi definisi hukum pencemaran nama baik. Kini, Brigitte dan Trogneux membawa perkara tersebut ke Mahkamah Agung Prancis.
Dalam gugatan terhadap Owens, pihak Macron menilai Owens mengabaikan bukti kredibel yang membantah klaimnya dan justru memberikan panggung bagi teori konspirasi serta penyebar fitnah.
Respons Owens
Tim hukum Candace Owens telah mengajukan permohonan pembatalan gugatan, berargumen bahwa kasus tersebut tidak seharusnya diajukan di Delaware, meskipun bisnis Owens terdaftar di sana, karena tidak relevan dengan yurisdiksi tersebut.
Owens tetap bersikukuh dengan tuduhannya, meski ditentang dengan bukti nyata dan keberatan hukum dari pihak Macron.
Selanjutnya: Ubah Kebiasaan, Pemkot Depok Mendorong Warga Mulai Memilah Sampah dari Rumah
Menarik Dibaca: Multipolar Technology Luncurkan IBM Fusion yang Sanggup Mengelola Infrastruktur TI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News