Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada hari Kamis (31/7/2025) meminta Presiden AS Donald Trump untuk mengingat bahwa Moskow memiliki kemampuan serangan nuklir era Soviet sebagai pilihan terakhir.
Pernyataan tersebut diucapkannya setelah Trump meminta Medvedev untuk berhati-hati dengan ucapannya.
Mengutip Reuters, Trump, dalam sebuah unggahan di jejaring sosial Truth miliknya pada Kamis dini hari, mengkritik tajam Medvedev, yang merupakan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.
Kritik itu terkait pernyataan Medvedev yang mengatakan bahwa ancaman Trump untuk menjatuhkan tarif hukuman kepada Rusia dan para pembeli minyaknya adalah permainan ultimatum dan selangkah lebih dekat menuju perang antara Rusia dan Amerika Serikat.
"Beri tahu Medvedev, mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden, untuk berhati-hati dengan ucapannya. Dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya!," tulis Trump.
Pada 29 Juli, Trump mengatakan Rusia memiliki 10 hari untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau akan dikenakan tarif, bersama dengan para pembeli minyaknya.
Moskow, yang telah menetapkan persyaratan perdamaiannya sendiri, sejauh ini belum mengindikasikan akan mematuhi tenggat waktu Trump.
Baca Juga: Trump Ultimatum Rusia: 10 Hari Gencatan Senjata di Ukraina atau Kena Sanksi Baru
Dalam postingannya pada hari Kamis, Trump mengatakan ia tidak peduli apa yang dilakukan India—salah satu pembeli minyak terbesar Rusia bersama Tiongkok—terhadap Rusia.
"Mereka bisa bersama-sama menghancurkan ekonomi mereka yang mati, terserah saya. Kita hanya berbisnis sedikit dengan India, tarif mereka terlalu tinggi, termasuk yang tertinggi di dunia. Demikian pula, Rusia dan AS hampir tidak berbisnis bersama. Mari kita pertahankan seperti itu," ujarnya.
Medvedev mengatakan bahwa pernyataan Trump menunjukkan bahwa Rusia harus melanjutkan kebijakannya saat ini.
"Jika beberapa kata dari mantan presiden Rusia memicu reaksi gugup seperti itu dari presiden Amerika Serikat yang agung dan berkuasa, maka Rusia melakukan segalanya dengan benar dan akan terus berjalan di jalurnya sendiri," kata Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.
Trump seharusnya ingat, katanya, betapa berbahayanya 'Dead Hand' yang legendaris itu," sebuah referensi terhadap sistem komando semi-otomatis rahasia Rusia yang dirancang untuk meluncurkan rudal nuklir Moskow jika kepemimpinannya telah dilumpuhkan dalam serangan pemenggalan kepala oleh musuh.
Baca Juga: Trump Ancam Rusia dengan Tarif 100% Jika Tak Sepakat dengan Ukraina dalam 50 Hari
Medvedev telah muncul sebagai salah satu tokoh garis keras anti-Barat Kremlin yang paling vokal sejak Rusia mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada tahun 2022.
Kritikus Kremlin mencemoohnya sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, meskipun beberapa diplomat Barat mengatakan pernyataannya memberikan gambaran pemikiran di kalangan pembuat kebijakan senior Kremlin.
Trump juga menegur Medvedev pada bulan Juli, menuduhnya melontarkan kata "N (nuklir)" setelah pejabat Rusia tersebut mengkritik serangan AS terhadap Iran dan mengatakan "sejumlah negara" siap memasok hulu ledak nuklir ke Iran.
Tonton: Presiden Rusia Vladimir Putin Pamerkan Kapal Selam Nuklir Terbaru
Selanjutnya: Mau Jadi Agen Asurans Syariah? Simak Plus Minusnya Disini!
Menarik Dibaca: Mau Jadi Agen Asurans Syariah? Simak Plus Minusnya Disini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News