Sumber: Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sebuah penelitian mengungkap bahwa Gen Z mulai lebih percaya terhadap AI ketimbang manusia, khususnya dalam hal menyelesaikan pekerjaan profesional.
Generasi Z atau Gen Z atau Zoomers, merupakan kelompok penduduk yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini diyakini menjadi kelompok yang paling dekat dengan internet dan teknologi gawai modern lainnya.
Kedekatan ini membuat Gen Z ternyata cenderung lebih percaya dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam setiap upaya penyelesaian masalah.
Baca Juga: Selain ChatGPT, Inilah 8 Chatbot AI Terbaik yang Wajib Dicoba
Gen Z Lebih Percaya Terhadap AI Daripada Manusia
Dilansir dari Forbes, banyak pemimpin perusahaan meyakini bahwa bahwa Gen Z menghadapi krisis kesehatan mental yang serius karena ketidakselarasan nilai-nilai mereka dengan generasi yang sudah mapan.
Menurut Gallup, mereka memiliki kesehatan mental terburuk dibandingkan generasi lainnya. Di sisi lain, laporan baru menunjukkan hasil yang mengejutkan terkait ketergantungan Gen Z pada sesama manusia di tempat kerja.
Penelitian oleh Pearl.com, yang dilakukan melalui Censuswide antara 17 Desember dan 20 Desember, berhasil memetakan posisi Gen Z dalam ketergantungannya dengan solusi dari AI.
Baca Juga: AI Mulai Kuasai Sektor Perbankan, Peran Manusia Terancam
Melalui jajak pendapat panjang, terungkap bahwa 28% orang di Amerika Serikat masih merasa lebih nyaman mendiskusikan masalah di tempat kerja dengan manajer mereka daripada dengan AI.
Sebagian lainnya, dalam jumlah cukup besar, merasa takut bertanya ke senior atau rekan kerja dan memilih mencari solusi ke AI. Temuan utama menunjukkan bahwa Gen Z cenderung mengandalkan AI di tempat kerja dibandingkan generasi lainnya.
Berikut adalah hasil jajak pendapatnya:
- 41% Gen Z lebih memercayai AI daripada manusia.
- 50% Gen Z merasa lebih nyaman bercerita kepada AI tentang masalah pekerjaan daripada kepada manajer mereka
- Gen Z menggunakan AI rata-rata 12 kali seminggu (Gen X 7 kali, Baby Boomers 4 kali)
- 83% Gen Z mengalami kecemasan saat mereka perlu mengajukan pertanyaan secara langsung atau daring.
Baca Juga: Ketahui 7 Manfaat AI untuk Pengembangan Bisnis Anda
Ketergantungan AI Bisa Mengancam Karir
CEO Pearl, Andy Kurtzig, memperingatkan agar Gen Z harus berhati-hati dalam mengandalkan AI. Dirinya juga menyarankan agar para Gen Z lebih bergantung pada keahlian manusia untuk melatih dan memeriksa fakta, termasuk meminta saran di lingkungan kerja.
"Kekhawatiran yang paling mencolok adalah mereka tidak tahu kapan mereka mendapatkan informasi yang tidak akurat jika mereka hanya mengandalkan AI untuk mendapatkan jawaban," kata Kurtzig, seperti dilaporkan Forbes (21/2/2025).
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ketergantungan mereka yang berlebihan pada AI dapat membahayakan karier mereka.
"Karyawan berisiko menggunakan respons yang tidak diverifikasi atau berhalusinasi pada proyek, yang dapat menyebabkan apa saja mulai dari miskomunikasi kecil hingga kerugian finansial yang tidak dapat dipulihkan," lanjut Kurtzig.
Kurtzig berpesan, penggunaan AI untuk pertanyaan dan tugas sederhana memang berisiko rendah. Namun, risikonya bisa sangat fatal jika menyangkut inisiatif bisnis seperti memperkirakan keuntungan.
Tonton: Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, KPK Sita US$ 1,6 juta, 4 unit Mobil & 5 Bidang Tanah
Selanjutnya: Sinopsis My Youth & Link Nonton Subtitle Indonesia, Drakor Terbaru Song Joong Ki
Menarik Dibaca: Berikut SPBU Shell yang Jual BBM Shell Super dan V-Power Hari Ini (3/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News