kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.897.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.250   62,00   0,38%
  • IDX 7.896   -2,26   -0,03%
  • KOMPAS100 1.112   2,17   0,20%
  • LQ45 818   -3,25   -0,40%
  • ISSI 268   1,92   0,72%
  • IDX30 423   -1,06   -0,25%
  • IDXHIDIV20 488   1,00   0,21%
  • IDX80 123   0,21   0,17%
  • IDXV30 129   2,37   1,88%
  • IDXQ30 137   0,08   0,06%
GLOBAL /

Rahasia Manajemen Waktu Orang Kaya: Hindari 7 Hal Ini!


Selasa, 19 Agustus 2025 / 10:02 WIB
Rahasia Manajemen Waktu Orang Kaya: Hindari 7 Hal Ini!
ILUSTRASI. Rahasia Manajemen Waktu Orang Kaya: Hindari 7 Hal Ini!

Sumber: New Trader U | Editor: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Membangun kekayaan tidak hanya soal strategi finansial, tetapi juga berakar dari psikologi dan pola perilaku. 

Riset menunjukkan bahwa individu kaya memiliki “lokus kontrol internal”. Mereka meyakini mampu memengaruhi situasi mereka, bukan dikendalikan oleh faktor eksternal. 

Sikap ini membentuk cara mereka menggunakan sumber daya paling berharga yakni waktu.

Orang sukses memahami bahwa manajemen waktu sama dengan manajemen energi. Mereka memandang waktu jauh lebih berharga daripada uang, karena waktu yang hilang tak bisa dikembalikan. 

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,23% ke Rp 16.235 Per Dolar AS Selasa (19/8) Pagi

Kerangka psikologis ini mendorong mereka untuk sangat selektif memilih apa yang tidak dilakukan, karena menurut mereka, kesuksesan bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi juga keputusan sadar tentang apa yang tidak dilakukan.

Berikut kebiasaan yang dihindari oleh orang kaya agar tidak membuang wkatu, melansir dari situs edukasi trading, New Trader U

1. Menonton Video Sosial Media dan Tayangan Televisi

Rata-rata orang Amerika menghabiskan lima jam per hari menonton televisi, setara dengan 77 hari setahun untuk konsumsi pasif. Selain tayangan televisi, orang kaya rata-rata menghindari menonton video di sosial media.

Orang kaya berbeda: mereka sadar akan biaya peluang dan membatasi hiburan pasif. Hiburan hanya digunakan sebagai sarana relaksasi setelah produktivitas, bukan kebiasaan default. 

Mereka lebih memilih kegiatan rekreasional aktif yang menambah keterampilan, jejaring, atau kesehatan fisik dan mental. 

2. Terlalu Perfeksionis dan Analisis yang Menyebabkan Stagnasi

Perfeksionisme terlihat positif, tapi riset menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir bisa menghentikan kemajuan. 

Orang kaya memahami bahwa kondisi ideal tidak ada, mereka menciptakannya lewat tindakan. 

Mereka membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup, bukan sempurna, dan siap belajar dari kegagalan, yang dianggap sebagai data, bukan kegagalan personal. 

Baca Juga: Sebulan Harga Minus 1,56% Harga Emas Antam Hari Ini Naik (19 Agustus 2025)

3. Terjebak dalam Hubungan Toxic dan Menguras Energi

Studi menunjukkan 86% orang sukses berkumpul dengan sesama sukses, sementara mereka yang kesulitan finansial cenderung bergaul dengan orang yang sama kondisinya. 

Ini mencerminkan prinsip “penularan sosial”, bagaimana kebiasaan dan sikap lingkungan memengaruhi pilihan. Orang kaya memilih lingkaran sosial yang positif dan konstruktif. 

4. Selalu Mencari Validasi

Mencari validasi dari semua orang menciptakan stres dan menggerogoti energi mental penting. 

Orang kaya hanya mempertimbangkan masukan dari pihak yang relevan dengan tujuan mereka, dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri. 

Mereka menyadari bahwa menjadi “favorit semua orang” adalah perilaku yang tidak produktif. 

5. Tidak Melakukan Kegiatan Aktif

Studi Harvard Business School menemukan bahwa jutawan di Belanda lebih banyak melakukan aktivitas aktif, seperti olahraga atau relawan, daripada sekadar bersantai. 

Rekreasi aktif dilihat sebagai investasi dalam diri sendiri, bukan sekadar melepaskan diri dari pekerjaan. 

6. Menunda dan Menunggu Kondisi yang Tepat

Penundaan kerja merusak reputasi dan hubungan. Orang kaya nyaman dengan ketidakpastian dan memulai dengan apa yang ada. 

Mereka tahu bahwa sebuah tindakan dapat menciptakan kejelasan lebih efektif daripada rencana sempurna yang tak kunjung dimulai. 

7. Terjebak Kesalahan Masa Lalu dan Menyalahkan Faktor Eksternal

Dalam menghadapi kegagalan, orang kaya memiliki lokus kontrol internal. Mereka fokus pada solusi dan pembelajaran, bukan menyalahkan. 

Mentalitas ke depan ini menjaga energi mental tetap produktif. 

Tonton: Harga Emas Antam Menghijau Hari ini (19 Agustus 2025)

Kesimpulannya, prinsip psikologis di balik tujuh perilaku ini menunjukkan bahwa orang kaya menjadikan waktu sebagai sumber daya paling langka. 

Mereka menyiapkan sistem dan kebiasaan yang mengurangi kelelahan pengambilan keputusan pada hal-hal bernilai rendah, sehingga energi mental tersimpan untuk keputusan berdampak tinggi. 

Strategi avoidance, menyadari apa yang harus dihindari, adalah alat efektif untuk menjaga fokus pada upaya membangun kekayaan. 

Implementasikan dengan langkah sederhana: lacak penggunaan waktu selama seminggu untuk mengenali kegiatan yang membuang waktu. 

Evaluasi hubungan yang menguras energi. Batasi hiburan pasif seperti televisi atau media sosial, dan tetapkan batasan waktu untuk itu. 

Segera mulai tindakan pada tujuan yang tertunda meski kondisinya belum sempurna. Pertimbangkan membaca buku keuangan/bisnis setiap bulan—kebiasaan ini umum pada orang kaya. 

Kuncinya adalah memulai dari langkah kecil dan konsisten, karena perubahan kecil dalam penggunaan waktu akan berdampak besar dalam jangka panjang.

Selanjutnya: Laba BHP Merosot ke Posisi Terendah 5 Tahun, Target Utang Dinaikkan

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 16-23 Agustus 2025, Cadburry Jadi Rp 9.900

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

×