Rusia-Ukraina Tukar Tahanan Perang dengan Mediasi UEA

Minggu, 24 Agustus 2025 / 22:41 WIB

ILUSTRASI. Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan perang pada Minggu (24/8), masing-masing sebanyak 146 orang. REUTERS/Alexander Ermochenko

Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan perang pada Minggu (24/8), masing-masing sebanyak 146 orang, dengan Uni Emirat Arab (UEA) berperan sebagai mediator.

Pertukaran ini menjadi salah satu langkah terbaru dalam upaya kemanusiaan di tengah konflik yang masih berlangsung sejak 2022.

Rusia: Tahanan Dipulangkan ke Belarus

Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya menyebutkan bahwa semua prajurit Rusia yang dibebaskan telah dipulangkan melalui Belarus. Mereka kini tengah menerima bantuan medis dan psikologis setelah kembali dari masa penahanan di Ukraina.

Selain itu, Rusia juga menerima kembali delapan warga sipil asal wilayah Kursk yang sebelumnya ditahan di Ukraina.

Ukraina: Zelenskiy Umumkan Pertukaran di Telegram

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengonfirmasi pertukaran tersebut melalui kanal Telegram. Meski tidak menyebutkan jumlah pasti tahanan yang ditukar, Zelenskiy memposting foto-foto para prajurit yang kembali dengan wajah tersenyum.

Menurutnya, sebagian besar dari mereka telah berada dalam penahanan sejak 2022, ketika Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. Salah satu yang ikut dibebaskan adalah seorang jurnalis yang ditangkap sebulan setelah invasi berlangsung.

Peran UEA sebagai Mediator

Zelenskiy menyampaikan apresiasi kepada Uni Emirat Arab atas perannya dalam memediasi dan mengawasi proses pertukaran tahanan. "Pertukaran masih terus berlangsung. Hal ini dimungkinkan berkat para prajurit kita yang berhasil menambah 'dana pertukaran' bagi Ukraina," tulis Zelenskiy, merujuk pada penangkapan tentara Rusia oleh pasukan Ukraina.

Pertukaran tahanan perang telah menjadi salah satu jalur diplomasi yang relatif terbuka di tengah konflik Rusia-Ukraina yang memasuki tahun ketiga. Langkah ini tidak hanya menjadi isyarat kemanusiaan, tetapi juga memberi harapan adanya ruang komunikasi di luar medan pertempuran.