kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%
GLOBAL /

Tarif AS Naik, Dolar Menguat — IMF Peringatkan Risiko Ganda untuk Asia


Sabtu, 25 Oktober 2025 / 06:46 WIB
Tarif AS Naik, Dolar Menguat — IMF Peringatkan Risiko Ganda untuk Asia
ILUSTRASI. IMF memperingatkan, Asia mungkin akan menghadapi ujian berat terhadap ketahanannya menghadapi tarif Amerika Serikat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Asia mungkin akan menghadapi ujian berat terhadap ketahanannya menghadapi tarif Amerika Serikat jika penguatan dolar dan kenaikan suku bunga jangka panjang menyebabkan kondisi keuangan global mengetat. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior Dana Moneter Internasional (IMF) kepada Reuters.

Krishna Srinivasan, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, mengatakan bahwa bila The Federal Reserve terus menurunkan suku bunga, pelemahan dolar yang terjadi setelahnya bisa memberi ruang bagi bank sentral di Asia untuk melonggarkan kebijakan moneter dan menopang perekonomian tanpa khawatir terjadi arus keluar modal.

“Suku bunga rendah dan imbal hasil jangka panjang yang menurun telah membantu pemerintah dan perusahaan-perusahaan Asia untuk meminjam dengan biaya murah dan menahan dampak dari kenaikan tarif AS,” ujar Srinivasan.

Namun, ia memperingatkan bahwa kondisi finansial yang menguntungkan ini bisa berubah sewaktu-waktu.

“Jika suku bunga mulai naik, terutama suku bunga jangka panjang, itu bisa berdampak besar bagi Asia — di mana biaya pembayaran utang terhadap pendapatan sudah cukup tinggi. Itu masalahnya,” kata Srinivasan dalam wawancara di Washington pekan lalu.

Baca Juga: AS-China Panas di Kuala Lumpur: Ancaman Tarif 100% dan Perang Rare Earth

“Kalau dolar menguat, Asia juga bisa terdampak. Kondisi keuangan saat ini memang sangat mendukung, tapi itu bisa berubah. Itu risiko besar bagi Asia,” tambahnya.

Wawancara ini baru boleh dipublikasikan setelah IMF merilis laporan Regional Economic Outlook untuk Asia pada Jumat ini.

IMF memproyeksikan ekonomi Asia akan tumbuh 4,5% pada 2025, sedikit melambat dari 4,6% tahun lalu, namun lebih tinggi 0,6 poin persentase dibanding perkiraan April. Peningkatan ini didorong ekspor yang kuat — sebagian karena percepatan pengiriman barang sebelum tarif AS yang lebih tinggi mulai berlaku.

Namun laporan IMF juga memperingatkan bahwa risiko pertumbuhan “masih condong ke sisi bawah”, dengan proyeksi pertumbuhan melambat menjadi 4,1% pada 2026.

IMF memperkirakan banyak negara di Asia mungkin akan melakukan pelonggaran moneter tambahan untuk mengembalikan inflasi ke target dan menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali.

Meski harga-harga melonjak pasca pandemi dan akibat perang Rusia–Ukraina, tingkat inflasi di Asia tetap lebih rendah dibanding kawasan lain. Menurut Srinivasan, hal ini menunjukkan bahwa bank-bank sentral Asia berhasil menjaga kepercayaan publik dan mengendalikan ekspektasi inflasi, berkat persepsi bahwa mereka independen dari campur tangan pemerintah.

Tonton: Momen Presiden Amerika Serikat Donald Trump Memuji Pidato Presiden Prabowo

“Penting bagi bank sentral untuk memiliki independensi agar bisa mencapai tujuan mereka — terutama menjaga stabilitas harga,” ujar Srinivasan.

“Namun, ketika kita bicara tentang independensi, mereka juga harus tetap akuntabel kepada publik. Sama pentingnya, mereka tidak boleh dibebani terlalu banyak mandat,” tutupnya.

Rangkuman Singkat:

IMF memperingatkan bahwa penguatan dolar AS dan potensi kenaikan suku bunga global dapat mengguncang ketahanan ekonomi Asia yang selama ini diuntungkan oleh biaya pinjaman murah dan inflasi terkendali. Meski prospek pertumbuhan Asia 2025 masih solid di 4,5%, risiko tekanan keuangan dan kenaikan biaya utang tetap mengintai, terutama jika kondisi global berbalik arah.

Selanjutnya: Cara Melihat Nomor Telepon Teman di Telegram Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini ya

Menarik Dibaca: Cara Melihat Nomor Telepon Teman di Telegram Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×