Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bahwa Washington akan membantu menjamin keamanan Ukraina dalam kesepakatan damai untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Namun, rincian bentuk bantuan itu belum dijelaskan secara pasti.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam pertemuan luar biasa di Gedung Putih, Senin (18/8/2025), yang dihadiri Zelenskiy serta sejumlah pemimpin Eropa.
Baca Juga: Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Donald Trump Turun ke Level Terendah
Pertemuan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.
“Soal keamanan, akan ada banyak bantuan. Negara-negara Eropa juga akan terlibat, karena mereka adalah garis pertahanan pertama, tetapi AS akan membantu,” kata Trump kepada wartawan.
Zelenskiy menyambut pernyataan itu sebagai “langkah besar ke depan” dan mengatakan jaminan tersebut akan diformalkan dalam 7–10 hari ke depan. Ia juga mengungkapkan Ukraina siap membeli senjata AS senilai sekitar US$90 miliar.
Nada pertemuan kali ini lebih hangat dibandingkan pertemuan Oval Office pada Februari lalu yang berakhir kacau setelah Trump dan Wakil Presiden JD Vance mengkritik Zelenskiy secara terbuka.
Baca Juga: Zelenskiy Tuding Serangan Rusia Upaya Ganggu Perundingan dengan Trump
Prospek Negosiasi
Trump dan Zelenskiy berharap pertemuan ini membuka jalan bagi dialog tiga pihak dengan Putin.
Trump bahkan menyatakan telah berbicara dengan Putin untuk mengatur pertemuan langsung antara Putin dan Zelenskiy, yang menurut Kanselir Jerman Friedrich Merz bisa berlangsung di Hungaria dalam dua minggu ke depan.
Meski demikian, tanda-tanda kebuntuan masih terlihat. Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan menolak kehadiran pasukan NATO sebagai bagian dari jaminan perdamaian.
Sementara itu, para pemimpin Eropa yang hadir di Washington menekankan bahwa gencatan senjata harus menjadi syarat awal sebelum negosiasi lebih lanjut.
Trump, setelah bertemu Putin pekan lalu, justru mendukung posisi Moskow bahwa kesepakatan damai sebaiknya bersifat komprehensif, bukan gencatan senjata sementara.
“Saya berharap perang berhenti, tetapi secara strategis itu bisa jadi kerugian bagi salah satu pihak,” ujar Trump.
Baca Juga: Presiden Rusia Putin Mainkan Diplomasi Simbolis, Hadiahi Motor Ural ke Pria Alaska
Tekanan pada Zelenskiy
Trump juga memberi sinyal bahwa Ukraina mungkin harus membuat konsesi, termasuk merelakan Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014 dan melupakan rencana bergabung dengan NATO.
Ia bahkan menyebut Ukraina sebaiknya mempertimbangkan menyerahkan sebagian wilayah Donetsk yang kini dikuasai Rusia.
Namun, Zelenskiy menolak usulan tersebut. Setiap keputusan menyerahkan wilayah, menurutnya, hanya bisa ditentukan melalui referendum rakyat Ukraina.
Perang yang sudah berlangsung lebih dari 3,5 tahun itu diperkirakan menewaskan dan melukai lebih dari sejuta orang di kedua belah pihak, termasuk ribuan warga sipil Ukraina, serta menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
