kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%
GLOBAL /

US$ 100 Bisa Jadi US$ 500? Ini Alasan Kiyosaki Bertaruh pada Perak


Senin, 22 Desember 2025 / 06:00 WIB
US$ 100 Bisa Jadi US$ 500? Ini Alasan Kiyosaki Bertaruh pada Perak
ILUSTRASI. Keyakinan Robert Kiyosaki terhadap perak berakar pada ketidakpercayaannya terhadap uang kertas, terutama di tengah inflasi. KONTAN/Daniel Prabowo

Sumber: Investopedia,Money Wise | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Jika Anda hanya punya dana sebesar US$ 100 untuk diinvestasikan di pasar saat ini, ke mana uang itu sebaiknya ditempatkan?

Bagi penulis Rich Dad, Poor Dad, Robert Kiyosaki, jawabannya jelas: perak.

Dalam unggahan di X, Kiyosaki mengatakan jika ia punya US$ 100, ia akan membeli koin perak. Ia mengklaim bahwa pada September 2025, harga perak akan “meledak”, bahkan memprediksi US$ 100 bisa menjadi US$ 500 dalam setahun.

Mengutip Money Wise, harga perak memang sempat naik stabil pada September, turun di Oktober, lalu kembali naik di November. Dalam 12 bulan terakhir, harga perak tercatat naik hampir 70%. Namun Kiyosaki berpendapat harga perak telah dimanipulasi selama bertahun-tahun.

Dalam satu dekade terakhir, sejumlah institusi keuangan besar seperti JPMorgan dan Deutsche Bank pernah diselidiki dan didenda terkait praktik seperti spoofing di pasar logam mulia, yakni memasang lalu membatalkan order besar untuk mendistorsi harga.

Terlepas dari kritik dan spekulasi, Kiyosaki menegaskan posisinya: ia akan terus membeli perak dan mengingatkan agar investor tidak “melewatkan ledakan harga perak”.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Ramalkan Soal Kiamat Ekonomi, Ini Katanya

Kiyosaki makin agresif

Sikap super-bullish Kiyosaki terhadap logam mulia bukan hal baru. Pada Oktober 2023, ia memprediksi emas akan menembus US$ 2.100 lalu melesat ke US$ 3.700, sementara perak naik dari US$ 23 ke US$ 68 per ons.

Prediksi emasnya terbukti sejauh ini, di mana harga emas melonjak pada 2024 dan berlanjut di 2025, bahkan melampaui target US$ 3.700. Pada Mei 2025, Kiyosaki bahkan meramal emas bisa mencapai US$ 25.000.

Prediksi peraknya belum sepenuhnya terwujud, meski harga perak sempat menembus US$ 52 per ons, mendekati target sebelumnya. Namun, rekam jejak Kiyosaki patut dicermati: sejak 2022, ia tercatat mengulang prediksi “gelembung akan pecah” hingga sekitar 30 kali.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Konfirmasi Target Bitcoin US$ 250.000, Siap Nyerok Lagi Pasca Krisis

Mengapa Kiyosaki percaya logam mulia?

Melansir Investopedia, keyakinan Kiyosaki berakar pada ketidakpercayaannya terhadap uang kertas, terutama di tengah inflasi. Ia memperingatkan potensi hiperinflasi di AS yang bisa menghancurkan kondisi finansial jutaan orang.

Emas dan perak lama dipandang sebagai aset lindung nilai. Tidak bisa dicetak seenaknya oleh bank sentral dan nilainya tidak bergantung pada satu negara. Kelangkaan dan sejarahnya sebagai penyimpan nilai membuat investor kerap memburu logam mulia saat inflasi tinggi, gejolak ekonomi, atau ketegangan geopolitik.

Sejumlah pengamat berpendapat perak batangan juga bisa menjadi alat disiplin belanja, mengalihkan pengeluaran impulsif menjadi aset. Namun akademisi keuangan mengingatkan: untuk diversifikasi, saham perusahaan logam mulia bisa lebih efisien dibanding membeli fisik bullion, terutama dari sisi likuiditas dan biaya.

Tonton: Robert Kiyosaki Sanggah Buffett yang Sebut Bitcoin Judi, Ini Pandangan Mereka!

Kesimpulan

Pandangan Robert Kiyosaki soal perak menyoroti ketakutan terhadap inflasi dan krisis sistem keuangan, tetapi prediksi harga ekstremnya perlu disikapi skeptis mengingat rekam jejaknya yang sering berulang tanpa selalu terbukti. Perak memang bisa berperan sebagai diversifikasi dan lindung nilai, namun klaim “US$ 100 jadi US$ 500” lebih bersifat opini agresif, bukan kepastian. Investor ritel sebaiknya menimbang risiko, volatilitas, serta alternatif lain, alih-alih mengikuti satu figur secara dogmatis.

Selanjutnya: Migrasi Bitcoin ke Standar Pascakuantum Diperkirakan Butuh 5–10 Tahun

Menarik Dibaca: 6 Film Indonesia Tentang Ibu yang Relatable dan Penuh Perjuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU

×