Sumber: Malwarebytes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Fenomena Juice Jacking rupanya masih belum hilang secara sempurna. Metode pencurian data siber ini bahkan sampai membuat FBI turun tangan.
FBI alias Federal Bureau of Investigation atau Biro Investigasi Federal adalah lembaga investigasi utama milik Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan bagian penting dari Komunitas Intelijen Amerika Serikat.
FBI biasanya akan mengawasi gangguan keamanan serius, termasuk Juice Jacking yang sudah ada sejak beberapa tahun lalu. FBI bahkan telah menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan layanan charger gratis yang ada di sejumlah fasilitas umum.
Baca Juga: Trump Bikin Heboh Lagi! Unggah Video AI Obama Ditangkap FBI
Lalu, apa itu Juice Jacking?
Mengutip Malwarebytes, Juice Jacking terjadi ketika penyerang menggunakan pengisi daya USB publik yang berbahaya untuk memasang malware atau mencuri informasi dari ponsel Anda.
Teorinya, pencuri menunggu korban mencolokkan ponsel mereka ke port pengisian daya USB seperti yang terdapat di bandara, restoran, atau transportasi umum untuk mengisi ulang baterai.
Para pencuri data handal ini telah memprogram pengisi daya untuk memulai koneksi data dengan telepon, yang memungkinkan mereka melihat berkas atau mengendalikan aplikasi.
Apple dan Google telah mengkodekan perlindungan dasar terhadap Juice Jacking ke dalam sistem operasi mereka bertahun-tahun yang lalu. Dua pemimpin dalam sistem operasi ponsel itu memperbarui perangkat lunak mereka sehingga pengguna harus menyetujui setiap permintaan untuk mengontrol ponsel melalui port USB.
Baca Juga: Hacker Pembobol Bursa Kripto GMX Kembalikan US$40 Juta Setelah Terima Tawaran Hadiah
FBI Sampaikan Peringatan
Sejak beberapa tahun terakhir, FBI rutin mengeluarkan peringatan mengenai ancaman Juice Jacking. Mengutip CBS, pada tahun 2023 lalu FBI memperingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan stasiun pengisian daya gratis di bandara, hotel, atau pusat perbelanjaan.
Stacy Arruda, agen FBI dengan pengalaman 20 tahun di sektor keamanan siber, mengatakan bahwa perangkat lunak pemantauan dapat berbahaya.
"Setiap kali Anda menekan tombol pada perangkat, mereka dapat melihat tombol apa yang Anda tekan dan mereka tidak terlalu peduli dengan email atau teks. Yang mereka pedulikan adalah saat Anda masuk ke rekening bank Anda," kata Arruda.
Arruda mengatakan, pencuri siber dapat memasang alat skimming di depan stasiun pengisian daya yang dapat mencuri data. Para penjahat tersebut juga dapat memasukkan komputer kecil bernama Raspberry Pi ke dalam perangkat charger umum yang menyedot informasi dari ponsel.
Baca Juga: Bursa Kripto Iran Nobitex Diretas, Hacker Diduga Pro-Israel Curi Aset US$81 Juta
Tonton: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Arab Saudi Bangun Stadion Langit Senilai Rp 16 Triliun
Selanjutnya: Balikkan Rugi Jadi Laba di Semester I-2025, Ini Jurus Diastika Biotekindo (CHEK)
Menarik Dibaca: Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Mengunjungi Singapura Untuk Pertama Kalinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News