kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%
GLOBAL /

Aksi Trump di Kuala Lumpur: Hapus Tarif, Amankan Rare Earths dari 4 Negara ASEAN


Senin, 27 Oktober 2025 / 04:25 WIB
Aksi Trump di Kuala Lumpur: Hapus Tarif, Amankan Rare Earths dari 4 Negara ASEAN
ILUSTRASI. Amerika Serikat meneken banyak kesepakatan dagang dan mineral penting dengan empat negara mitra di Asia Tenggara. Mohd Rasfan/Pool via REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada hari Minggu (26/10/2025), Amerika Serikat meneken banyak kesepakatan dagang dan mineral penting dengan empat negara mitra di Asia Tenggara. 

Ini adalah upaya AS untuk menyeimbangkan kembali neraca perdagangan dan mencari pemasok lain (diversifikasi rantai pasok), terutama di tengah pengetatan ekspor rare earth (logam tanah jarang) oleh Tiongkok.

Melansir Reuters, Presiden AS, Donald Trump—yang sedang berada di Kuala Lumpur untuk menghadiri KTT ASEAN—menandatangani kesepakatan dagang timbal balik dengan Malaysia dan Kamboja. 
Selain itu, ia juga meneken kesepakatan kerangka kerja perdagangan dengan Thailand, yang intinya akan membuat ketiga negara bekerja sama untuk mengatasi hambatan tarif (pajak impor) maupun non-tarif.

Menurut pernyataan bersama dari Gedung Putih, berdasarkan kesepakatan ini, AS akan mempertahankan tarif 19% untuk ekspor dari ketiga negara tersebut, namun tarifnya akan dihilangkan (nol) untuk beberapa jenis barang.

Baca Juga: Perang Dagang Mereda? AS Buka Akses Pasar dan Siap Beri Tarif 0% untuk Barang Vietnam

Washington juga mengumumkan kesepakatan kerangka kerja serupa dengan Vietnam. Saat ini, Vietnam dikenakan tarif 20% untuk ekspornya ke AS.

Vietnam, yang tahun lalu mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 123 miliar dengan AS, berjanji akan meningkatkan pembelian produk-produk AS untuk mengurangi kesenjangan perdagangan antara kedua negara.

Malaysia Tak Larang Ekspor Rare Earth ke AS

Di hari yang sama, Trump meneken dua kesepakatan terpisah dengan Thailand dan Malaysia untuk bekerja sama dalam mencari pemasok mineral penting lain, di tengah upaya Tiongkok yang juga bergerak cepat di sektor yang sedang berkembang pesat ini.

Sebelumnya, Reuters sempat melaporkan secara eksklusif bahwa Tiongkok sedang bernegosiasi dengan Kuala Lumpur mengenai pemrosesan rare earth. Kabarnya, perusahaan dana kekayaan Malaysia, Khazanah Nasional, diharapkan akan bermitra dengan perusahaan Tiongkok untuk membangun pabrik pemurnian di Malaysia.

Tiongkok, sebagai penambang dan pemroses rare earth terbesar di dunia, kini semakin memperketat kontrol ekspor teknologi pemurniannya. Ini membuat produsen global kalang kabut mencari sumber alternatif untuk mineral penting yang dipakai secara luas pada chip semikonduktor, kendaraan listrik, dan peralatan militer.

Baca Juga: Sinyal Bahaya: Warren Buffett Simpan Uang Tunai Lebih Banyak dari The Fed!

Dalam pernyataan bersama, Malaysia setuju untuk tidak melarang atau membatasi kuota ekspor mineral penting atau rare earth ke AS.

Namun, pernyataan tersebut tidak merinci apakah janji Malaysia ini berlaku untuk rare earth yang masih mentah atau yang sudah diproses.

Malaysia, yang diperkirakan memiliki 16,1 juta ton deposit rare earth, telah melarang ekspor rare earth mentah untuk mencegah hilangnya sumber daya, karena mereka ingin mengembangkan industri hilirnya.

Menghilangkan Hambatan Tarif

Kesepakatan-kesepakatan ini ditandatangani setelah Trump juga menyaksikan penandatanganan peningkatan perjanjian gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja, menyusul bentrokan perbatasan mematikan antara kedua negara tetangga tersebut awal tahun ini.

Melalui kesepakatan ini, keempat negara Asia Tenggara itu berjanji untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan memberikan akses pasar yang lebih mudah (preferential market access) untuk berbagai barang AS.

Kesepakatan ini juga mencakup komitmen di bidang perdagangan digital, jasa, dan investasi. Selain itu, ada janji dari negara-negara Asia Tenggara untuk melindungi hak-hak pekerja dan memperkuat perlindungan lingkungan.

Thailand, Malaysia, dan Vietnam juga sepakat untuk menerima mobil yang dibuat sesuai dengan standar keselamatan dan emisi kendaraan bermotor AS.

Malaysia—negara dengan mayoritas Muslim yang diakui sebagai pemimpin global dalam sertifikasi halal—setuju untuk mempermudah persyaratan untuk produk AS seperti kosmetik dan obat-obatan.

Tonton: Presiden Donald Trump dan Presiden Prabowo Saling Puji

Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, mengatakan kepada wartawan bahwa Malaysia juga mendapatkan pembebasan tarif untuk peralatan kedirgantaraan, produk farmasi, serta komoditas seperti minyak sawit, kakao, dan karet.

Thailand menyatakan akan menghilangkan hambatan tarif pada sekitar 99% barang dan melonggarkan pembatasan kepemilikan asing untuk investasi AS di sektor telekomunikasinya.

Mereka juga mencatat beberapa kesepakatan komersial yang akan datang antara perusahaan Thailand dan AS, termasuk pembelian produk pertanian seperti jagung pakan dan tepung kedelai senilai sekitar $2,6 miliar per tahun.

Thailand juga berkomitmen untuk membeli 80 pesawat AS senilai total US$ 18,8 miliar dan barang energi, termasuk gas alam cair dan minyak mentah, senilai sekitar US$ 5,4 miliar setiap tahunnya.

Selanjutnya: Cara Merekam Rapat Zoom Meeting Jika Anda Bukan Host, Ikuti Panduan Berikut!

Menarik Dibaca: Cara Merekam Rapat Zoom Meeting Jika Anda Bukan Host, Ikuti Panduan Berikut!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×