Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pentagon diam-diam memblokir Ukraina dari penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh buatan AS untuk menyerang target di dalam Rusia.
Dengan kata lain, Pentagon membatasi kemampuan Kyiv untuk menggunakan senjata ini dalam pertahanannya terhadap invasi Moskow.
Hal ini dilaporkan pertama kali oleh Wall Street Journal pada Sabtu (23/8/2025), dengan mengutip pejabat AS.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.
Berita itu muncul ketika Presiden AS Donald Trump semakin frustrasi di depan publik atas perang yang telah berlangsung tiga tahun dan ketidakmampuannya untuk mengamankan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Setelah pertemuan puncaknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pertemuan berikutnya dengan para pemimpin Eropa dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy gagal menghasilkan kemajuan yang nyata, Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia kembali mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia atau, sebagai alternatif, meninggalkan proses perdamaian.
Baca Juga: Rusia-Ukraina Tukar Tahanan Perang dengan Mediasi UEA
"Saya akan membuat keputusan tentang apa yang akan kita lakukan, dan itu akan menjadi keputusan yang sangat penting, apakah itu sanksi besar-besaran atau tarif besar-besaran atau keduanya, atau kita tidak melakukan apa pun dan mengatakan ini adalah perjuangan Anda," kata Trump.
Trump berharap dapat mengatur pertemuan bilateral antara Putin dan Zelenskiy, tetapi itu juga terbukti sulit.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada NBC pada hari Jumat bahwa tidak ada agenda untuk duduk bersama Zelenskiy.
"Putin siap bertemu dengan Zelenskiy ketika agenda untuk pertemuan puncak sudah siap. Dan agenda ini sama sekali belum siap," kata Lavrov kepada NBC, mengatakan tidak ada pertemuan yang direncanakan untuk saat ini.
Ketika Gedung Putih berusaha membujuk Putin untuk bergabung dalam perundingan damai, proses persetujuan yang diberlakukan di Pentagon telah mencegah Ukraina melancarkan serangan jauh ke wilayah Rusia, lapor Journal.
Tonton: Didukung Trump, Ini Dia Wilayah Ukraina Yang Ingin Dicaplok Putin
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memiliki keputusan akhir atas penggunaan senjata jarak jauh tersebut, kata Journal.
Baik Kantor Kepresidenan Ukraina maupun Kementerian Pertahanan tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters di luar jam kerja. Gedung Putih dan Pentagon juga tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Selanjutnya: RHB Sekuritas Proyeksi IHSG ke 7.800 di Akhir Tahun 2025, Ini Saham Pilihannya
Menarik Dibaca: Kenapa Kondom Memiliki Rasa Beragam? Yuk Cari Tahu Jawabannya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News