kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.333.000   34.000   1,48%
  • USD/IDR 16.680   0,00   0,00%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%
GLOBAL /

Ekonom Ini Sebut Satoshi Nakamoto Hanyalah Sosok Palsu yang Diam-Diam Jual Bitcoin


Selasa, 11 November 2025 / 07:00 WIB
Ekonom Ini Sebut Satoshi Nakamoto Hanyalah Sosok Palsu yang Diam-Diam Jual Bitcoin
ILUSTRASI. Ekonom Inggris Gary Stevenson menyebut Satoshi Nakamoto hanyalah sosok palsu yang diam-diam menjual Bitcoin untuk mendanai kampanye global. REUTERS/Benoit Tessier

Sumber: The Street | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Siapa Satoshi Nakamoto Sebenarnya?

Baik nyata maupun mitos, sosok pencipta Bitcoin (BTC) yang dikenal dengan nama samaran Satoshi Nakamoto tetap menjadi figur paling misterius dalam dunia keuangan modern. Hingga kini, identitasnya masih menjadi teka-teki besar.

Mengutip The Street, salah satu pengkritik paling keras terhadap Satoshi adalah Gary Stevenson, ekonom asal Inggris sekaligus mantan trader Citigroup. Ia secara konsisten mengingatkan investor ritel agar menjauhi aset kripto, yang ia sebut sebagai bentuk spekulasi berisiko tinggi, bukan investasi yang sehat.

Namun dalam pernyataan terbarunya, Stevenson melangkah lebih jauh dengan menuduh bahwa Satoshi Nakamoto bisa jadi sedang diam-diam menjual Bitcoin untuk mendanai kampanye hubungan masyarakat global yang bertujuan menaikkan harga Bitcoin secara artifisial.

“Satoshi Nakamoto... Sosok Palsu”

Dalam wawancara bersama How To Academy pada 1 Maret, Stevenson ditanya apakah ia memandang ekonomi berbasis blockchain sebagai peluang atau ancaman bagi masa depan.

Jawabannya tegas.

“Bayangkan kamu Satoshi Nakamoto — orang palsu yang menciptakan mata uang palsu dan sekarang memiliki kekayaan triliunan dolar,” ujar Stevenson.

Baca Juga: Bitcoin Akan Terjun Bebas ke US$ 70.000? Ini Analisis Bear Market

“Kalau aku jadi dia, dan tahu kalau menjual Bitcoin bisa membuat harganya jatuh ke nol, aku akan menjual sedikit demi sedikit — misalnya seratus ribu dolar dulu, lalu pakai uangnya untuk beli iklan. Kemudian jual lagi dua ratus ribu dolar, dan gunakan untuk promosi,” urainya.

Stevenson menambahkan, dalam situasi seperti itu, sang pencipta Bitcoin akan membanjiri dunia dengan iklan untuk menarik minat investor muda yang belum berpengalaman agar membeli aset yang menurutnya “tidak berguna.”

Dengan demikian, kata Stevenson, keuntungan sang pencipta akan berasal dari kerugian investor lain.

Ia juga membandingkan dugaan manipulasi ini dengan strategi pemasaran proyek kripto yang didukung selebritas, di mana hype lebih besar daripada nilai utilitasnya.

“Ini penipuan,” tegasnya, seraya membandingkan dengan peluncuran koin oleh Donald Trump. 

Baca Juga: Invetor Legendaris Ini Ramal Emas & Bitcoin Akan Terbang Sebelum Krisis Baru Meledak

“Lihat saja Trump — dia datang, bikin koin, dan orang-orang memberinya 50 miliar dolar.”

Pernyataan Stevenson ini kembali memicu perdebatan daring soal 1 juta Bitcoin milik Satoshi Nakamoto, yang sebagian besar tidak pernah tersentuh sejak kripto itu lahir pada 2009.

Bitcoin Terus Alami Fluktuasi

Dalam beberapa bulan terakhir, harga Bitcoin bergejolak tajam. Awal Oktober sempat menguat, tetapi kemudian terjadi likuidasi pasar terbesar sejak pandemi, menghapus miliaran dolar posisi terbuka.

Aksi jual itu dipicu kekhawatiran atas rencana tarif impor 100% terhadap produk China, setelah komentar Presiden AS Donald Trump mengguncang pasar global.

Dampaknya juga terasa pada dompet legendaris Satoshi Nakamoto.

Data Arkham Intelligence mencatat nilai kepemilikannya turun US$ 5,03 miliar hanya dalam 24 jam, menjadi US$ 117,3 miliar pada 30 Oktober 2025.

Meski turun tajam, nilainya masih jauh melampaui Bitcoin senilai US$ 37,7 miliar yang dimiliki pemerintah AS.

Tonton: Heboh, SpaceX Milik Elon Musk Pindahkan Bitcoin Senilai Lebih dari Rp 2,2 Triliun

Awal November, harga Bitcoin sempat dua kali menembus di bawah US$ 100.000, sebelum perlahan pulih.

Sebagian analis menilai ini hanya koreksi jangka pendek, sementara lainnya melihatnya sebagai awal tren kenaikan baru.

Kesimpulan

Tuduhan Gary Stevenson bahwa Satoshi Nakamoto hanyalah “sosok palsu” yang diam-diam menjual Bitcoin kembali memanaskan perdebatan soal legitimasi aset kripto. Terlepas dari kebenarannya, pernyataan ini mengingatkan publik bahwa harga Bitcoin masih sangat bergantung pada narasi dan persepsi, bukan semata nilai fundamentalnya. 

Selanjutnya: Promo 11.11 Superindo Periode 11 November 2025, Diskon 50% dan Beli 1 Grartis 1

Menarik Dibaca: Promo 11.11 Superindo Periode 11 November 2025, Diskon 50% dan Beli 1 Grartis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×