| : WIB | INDIKATOR |

EMAS 1.933.000 17.000 0,89%
USD/IDR 16.378 49,00 0,30%
IDX 7.859 -31,86 -0,40%
KOMPAS100 1.103 -7,60 -0,68%
LQ45 822 -6,76 -0,82%
ISSI 265 -0,92 -0,35%
IDX30 425 -3,33 -0,78%
IDXHIDIV20 494 -1,99 -0,40%
IDX80 124 -0,75 -0,60%
IDXV30 131 0,35 0,27%
IDXQ30 138 -0,83 -0,60%

Ibu Negara Turki Surati Melania Trump untuk Bicara Tentang Kelaparan di Gaza

Sabtu, 23 Agustus 2025 / 21:44 WIB

ILUSTRASI. U.S. first lady Melania Trump delivers her live address to the largely virtual 2020 Republican National Convention from the Rose Garden of the White House in Washington, U.S., August 25, 2020. REUTERS/Kevin Lamarque TPX IMAGES OF THE DAY. Ibu Negara Turki menulis surat kepada istri Presiden AS Donald Trump, Melania Trump untuk menyuarakan tentang kelaparan di Gaza.

Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Ibu Negara Turki, Emine Erdogan, telah menulis surat kepada istri Presiden AS Donald Trump, Melania Trump, dan mendesaknya untuk menghubungi Perdana Menteri Israel dan menyuarakan keprihatinannya terhadap anak-anak di Gaza, ungkap pihak berwenang di Ankara pada hari Sabtu (23/8).

Emine Erdogan menulis bahwa ia terinspirasi oleh surat yang dikirimkan Melania Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan ini tentang anak-anak di Ukraina dan Rusia.

"Saya yakin bahwa kepekaan penting yang Anda tunjukkan terhadap 648 anak Ukraina ... akan diperluas ke Gaza juga," tulis Emine Erdogan dalam surat tertanggal Jumat yang diterbitkan oleh kepresidenan Turki.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Saat ini, ketika dunia sedang mengalami kebangkitan kolektif dan pengakuan Palestina telah menjadi keinginan global, saya percaya bahwa seruan Anda atas nama Gaza akan memenuhi tanggung jawab bersejarah terhadap rakyat Palestina," tambah surat Emine Erdogan.

Sebuah lembaga pemantau kelaparan global menetapkan pada hari Jumat (22/8) bahwa Kota Gaza dan wilayah sekitarnya secara resmi menderita kelaparan, dan kemungkinan akan meluas, meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan ke wilayah Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menepis laporan tersebut sebagai "kebohongan besar", dan mengatakan Israel memiliki kebijakan untuk mencegah, bukan menyebabkan kelaparan.

Perang Gaza dipicu pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menewaskan 1.200 orang di Israel selatan dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Sejak itu, kampanye militer Israel telah menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.