Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - AS dan Rusia telah sepakat untuk mengadakan pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin pada Jumat (15/8/2025), untuk membahas langkah-langkah ke depan guna mengakhiri perang di Ukraina.
BBC melaporkan, Trump mengumumkan pertemuan tersebut Jumat pekan lalu, bertepatan dengan tenggat waktu yang ia tetapkan sendiri bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata atau menghadapi sanksi AS yang lebih berat.
Tiga putaran perundingan antara Rusia dan Ukraina yang diadakan atas perintah Trump musim panas ini belum membawa kedua belah pihak lebih dekat ke perdamaian.
Berikut adalah informasi tentang pertemuan kedua pemimpin tersebut, yang berlangsung di Alaska - bekas wilayah Rusia yang baru menjadi negara bagian AS pada tahun 1959.
Mengapa Putin dan Trump bertemu?
Trump telah berupaya keras untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, usahanya belum membuahkan hasil.
Sebagai kandidat, Trump berjanji bahwa ia dapat mengakhiri perang dalam waktu 24 jam setelah menjabat. Ia juga berulang kali mengklaim bahwa perang "tidak akan pernah terjadi" jika ia menjadi presiden pada saat terjadinya invasi Rusia.
Nyatanya, bulan lalu, Trump mengatakan kepada BBC bahwa ia "kecewa" dengan Putin.
Baca Juga: Putin Telepon Pemimpin China, India, dan Negara Eks-Soviet Usai Bertemu Utusan Trump
Kekecewaan semakin menjadi-jadi dan Trump menetapkan batas waktu 8 Agustus bagi Putin untuk menyetujui gencatan senjata segera atau menghadapi sanksi AS yang lebih berat.
Menjelang batas waktu tersebut, Trump justru mengumumkan bahwa ia dan Putin akan bertemu langsung pada 15 Agustus 2025.
Menurut penuturan Trump, pertemuan itu terjadi setelah Utusan Khusus AS Steve Witkoff mengadakan pembicaraan yang "sangat produktif" dengan Putin di Moskow pada hari Rabu.
Apakah Ukraina akan menghadiri pertemuan tersebut?
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Trump bersedia mengadakan pertemuan trilateral yang juga akan melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun, untuk saat ini, pertemuan tersebut tetap merupakan pertemuan puncak Trump-Putin, seperti yang awalnya diminta oleh pemimpin Rusia tersebut.
Menanggapi berita tentang pertemuan puncak Alaska, Zelensky mengatakan bahwa perjanjian apa pun tanpa masukan dari Kyiv akan dianggap sebagai "keputusan yang sia-sia".
Dan pada hari Jumat, setelah Trump mengatakan perlu ada "pertukaran wilayah" agar Moskow dan Kyiv mencapai kesepakatan, Zelensky angkat bicara di Telegram.
"Kami tidak akan membalas Rusia atas apa yang telah dilakukannya," tulis Zelensky. "Keputusan apa pun yang merugikan kami, keputusan apa pun tanpa Ukraina, juga merupakan keputusan yang merugikan perdamaian."
Baca Juga: Putin Ragukan Ultimatum Trump, Tetap Incar Empat Wilayah Ukraina
Berbicara kepada Fox News pada hari Minggu, Wakil Presiden AS JD Vance menyarankan agar Zelensky dapat bergabung dengan Putin dan Trump untuk berunding di kemudian hari.
Namun untuk saat ini, ia mengatakan tidak akan "produktif" bagi Zelensky untuk bertemu Putin sebelum pertemuan Trump dengan pemimpin Rusia tersebut di Alaska.
"Pada dasarnya, presiden Amerika Serikat harus menjadi orang yang mempertemukan keduanya," katanya.
Tonton: Tekanan Eropa Terhadap Rusia Menguat Jelang Pertemuan Putin dan Trump
Selanjutnya: Do Kwon, Dalang di Balik Runtuhnya TerraUSD & Luna Akan Mengaku Bersalah
Menarik Dibaca: Sinopsis Panggilan dari Kubur, Film Horor Terbaru Tayang 14 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News