Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Tiga negara Barat utama, Prancis, Inggris, dan Kanada, baru-baru ini menyatakan niat mereka untuk mengakui Negara Palestina.
Mengutip CGTN, jaringan media internasional China, hal ini mengindikasikan persiapan untuk pengakuan resmi pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) mendatang di bulan September 2025.
Mengapa sidang Majelis Umum PBB bulan September dipandang sebagai momen krusial? Dan bagaimana Israel akan menanggapi langkah tersebut?
Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group (CMG), Profesor Niu Xinchun dari Institut Penelitian Negara-Negara Arab Tiongkok di Universitas Ningxia menyampaikan wawasannya tentang lanskap geopolitik yang terus berkembang dan potensi implikasi dari perkembangan tersebut.
Momen simbolis dan strategis
Menurut Niu, Perserikatan Bangsa-Bangsa tetap menjadi organisasi internasional paling berpengaruh di dunia, dan Sidang Umum PBB bulan September merupakan acaranya yang paling bergengsi.
"Banyak kepala negara hadir dan menyampaikan pidato yang menguraikan pandangan mereka tentang urusan global. Mengumumkan pengakuan Palestina selama sidang ini akan membawa bobot politik yang sangat besar," paparnya.
Baca Juga: Hamas Tegaskan Tak Akan Melucuti Senjata Kecuali Negara Palestina Merdeka Didirikan
Profesor Niu menunjukkan bahwa meskipun Dewan Keamanan dan Majelis Umum merupakan badan pengambil keputusan sentral di PBB, Dewan Keamanan kesulitan untuk memajukan resolusi yang menguntungkan Palestina karena adanya hambatan dari beberapa negara Barat, terutama Amerika Serikat.
Akibatnya, "Majelis Umum telah lama menjadi platform internasional utama bagi Palestina untuk mendapatkan pengakuan dan hak-haknya. Selama bertahun-tahun, Majelis Umum telah mengadopsi berbagai resolusi yang mendukung kenegaraan Palestina dan perjuangan Palestina yang lebih luas."
Niu juga menjelaskan, saat ini situasi di Gaza masih memprihatinkan. Perundingan gencatan senjata telah terhenti, dan krisis kemanusiaan telah mencapai titik terparahnya.
"Tekanan internasional terhadap Israel kini belum pernah terjadi sebelumnya," imbuhnya.
Menanggapi krisis yang sedang berlangsung, Israel mungkin akan segera dipaksa untuk mengambil langkah tegas, tegasnya.
Mengutip laporan media Israel, Niu mengatakan bahwa setelah diskusi berjam-jam antara Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Israel dilaporkan sedang bersiap untuk mengumumkan sikap akhirnya terhadap Gaza.
Tonton: Prancis Akan Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB, Netanyahu Murka!
"Menurut sumber, Israel tidak lagi bersedia terlibat dalam negosiasi bertahap dengan Hamas. Sebaliknya, Israel mendorong kesepakatan inklusif yang mengharuskan Hamas membebaskan semua sandera sekaligus. Jika Hamas menolak, Israel dapat melancarkan operasi militer skala penuh di Jalur Gaza," ujar Niu.
"Meningkatnya tekanan internasional ini dapat mengakibatkan gencatan senjata permanen atau eskalasi aksi militer oleh Israel," pungkas Niu. "Saat ini, yang terakhir tampaknya lebih mungkin."
Selanjutnya: Bunga Deposito Bank Mandiri di Bulan Agustus 2025
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Mandiri di Bulan Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News