Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa chip kecerdasan buatan (AI) paling canggih buatan Nvidia hanya akan tersedia bagi perusahaan-perusahaan AS. China dan negara lain tidak akan diizinkan membeli atau menggunakan chip tersebut.
“Chip paling canggih tidak akan kami berikan kepada siapa pun selain Amerika Serikat,” ujar Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.
Yahoo Finance melaporkan, Gedung Putih merilis lembar fakta akhir pekan ini yang menjelaskan rincian kesepakatan dagang baru antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan.
Dalam kesepakatan itu, China sepakat menangguhkan pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth metals) dan menghentikan penyelidikan terhadap perusahaan semikonduktor asal AS.
Sebagai imbalannya, AS akan menunda sebagian tarif “resiprokal” terhadap China selama satu tahun dan membatalkan rencana kenaikan tarif 100% atas produk ekspor China yang seharusnya berlaku bulan ini.
Kesepakatan tersebut menandai meredanya ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia setelah berbulan-bulan penuh ketidakpastian.
Baca Juga: Tarif Trump Tak Menggigit: Ekspor China Justru Pecah Rekor Dunia
Beberapa poin penting lainnya dari perjanjian Trump–Xi:
- Tarif untuk barang terkait produksi fentanyl turun dari 20% menjadi 10%, disertai komitmen China untuk menekan penyelundupan obat sintetis itu. Secara keseluruhan, total tarif barang asal China turun dari 57% menjadi 47%.
- China berjanji membeli lebih banyak energi dari AS, termasuk potensi transaksi besar untuk minyak dan gas dari Alaska.
- Ekspor kedelai AS ke China akan kembali meningkat, dengan pembelian “dalam jumlah sangat besar” dimulai segera.
Namun, di sisi lain, kebijakan tarif global Trump masih menghadapi ujian hukum. Mahkamah Agung AS akan mendengar gugatan terhadap kebijakan “tarif resiprokal” Trump — bea masuk yang ditetapkan berbeda-beda untuk tiap negara. Jika Mahkamah memutuskan kebijakan itu ilegal, dampaknya bisa besar terhadap strategi perdagangan Trump. Meski begitu, Menteri Keuangan Scott Bessent yakin pemerintahan Trump punya dasar hukum lain untuk mempertahankan tarif tersebut.
Sementara itu, perselisihan kecil dengan Kanada — dipicu oleh iklan politik yang menampilkan mendiang Ronald Reagan — justru berkembang menjadi isu diplomatik. Trump bahkan mengancam menambah 10% tarif baru terhadap Kanada.
Senat AS pun ikut menentang sebagian kebijakan tarif Trump, dengan meloloskan sejumlah resolusi untuk mencabut beberapa bea impor yang dinilai merugikan. Ini menjadi salah satu momen langka di mana anggota Partai Republik menentang presidennya sendiri.
Tonton: Bertemu di Korea, Trump dan Xi Jinping Sepakat Akhiri Perang Dagang
Kesimpulan:
Trump mempertegas sikap proteksionisnya terhadap teknologi tinggi dengan melarang China mengakses chip AI tercanggih Nvidia, sembari menurunkan sebagian tarif dalam kesepakatan dagang terbaru dengan Xi Jinping. Langkah ini menunjukkan kombinasi antara upaya menjaga dominasi teknologi AS dan strategi politik untuk menenangkan pasar global setelah perang dagang yang memanas. Namun, kebijakan tarif Trump kini menghadapi tantangan hukum di Mahkamah Agung dan tekanan politik dari dalam negeri sendiri.
Selanjutnya: Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP
Menarik Dibaca: Asing Catatkan Net Buy Rp 305 Miliar (4/11), Ini Saham Pilihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













