kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%
GLOBAL /

Sanksi Trump ke Rusia dan China Bisa Picu Krisis Dolar, Emas Jadi Pilihan Aman


Sabtu, 25 Oktober 2025 / 06:01 WIB
Sanksi Trump ke Rusia dan China Bisa Picu Krisis Dolar, Emas Jadi Pilihan Aman
ILUSTRASI. Investor legendaris Ray Dalio memperingatkan bahwa kebijakan sanksi agresif yang dijalankan pemerintahan Donald Trump justru berpotensi menjadi bumerang bagi Amerika Serikat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Sumber: Benzinga | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Investor legendaris Ray Dalio memperingatkan bahwa kebijakan sanksi agresif yang dijalankan pemerintahan Donald Trump justru berpotensi menjadi bumerang bagi Amerika Serikat. 

Menurutnya, langkah tersebut bisa melemahkan tatanan moneter global sekaligus menurunkan permintaan dunia terhadap dolar AS.

Mengutip Benzinga, dalam unggahannya di platform X (dulu Twitter), pendiri Bridgewater Associates itu menulis bahwa penggunaan sanksi ekonomi secara berlebihan pada akhirnya akan merugikan negara pemberi sanksi itu sendiri.

“Sejarah dan logika sudah menunjukkan bahwa sanksi menurunkan permintaan terhadap mata uang fiat dan utang yang menggunakan mata uang itu, serta mendorong harga emas,” tulis Dalio.

Ia menyebut tindakan semacam itu sebagai bentuk “perang finansial dan ekonomi” yang bertujuan memutus akses pihak lawan terhadap uang dan barang-barang vital.

Peringatan ini muncul di tengah pelemahan indeks dolar AS yang sudah turun sekitar 8,75% sepanjang tahun 2025. 

Baca Juga: China Batasi Ekspor Logam Langka, Uni Eropa Panik

Berdasarkan laporan terbaru Commitments of Traders (COT), posisi spekulatif terhadap kontrak berjangka indeks dolar AS menunjukkan angka -10.334 pada akhir September — level paling pesimistis sejak Februari 2021. Secara historis, posisi seperti ini sering menandai titik terendah lokal bagi dolar.

“Efek Bumerang” Sanksi terhadap Dolar AS

Dalio menekankan, meski sanksi dimaksudkan untuk melukai pihak lawan, strategi ini juga melemahkan nilai mata uang negara pemberi sanksi itu sendiri.

“Ketika strategi semacam ini digunakan oleh kekuatan utama dunia dan pemegang mata uang cadangan global — yaitu Amerika Serikat dan dolar — maka tatanan moneter global akan melemah secara tak terelakkan,” ujar Dalio.

Ia menambahkan, semakin banyak negara berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS untuk menghindari tekanan geopolitik semacam itu. Akibatnya, permintaan dan harga emas meningkat, karena logam mulia tersebut dianggap sebagai aset non-fiat yang aman dan diterima secara universal.

Baca Juga: Raja Kripto Changpeng Zhao Diampuni Trump, Benarkah Ada Kepentingan di Baliknya?

Trump Umumkan Sanksi Penuh terhadap Raksasa Minyak Rusia

Analisis Dalio ini muncul tepat setelah Presiden Trump mengumumkan “sanksi penuh” terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia — Rosneft dan Lukoil, yang kini dilarang bertransaksi dengan sistem perbankan AS. Trump menyebut langkah itu sebagai “sanksi luar biasa” untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina.

Langkah tersebut menjadi bagian dari kampanye tekanan ekonomi multi-front. Selain itu, pemerintahan Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif 100% terhadap produk impor dari China, di tengah ketegangan yang meningkat soal kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth).

Tonton: Partai Komunis China Rumuskan Strategi Hadapi AS: Bukan Lagi Ekspor!

Hubungan dagang dengan sekutu terdekat pun ikut terguncang. Trump bahkan menulis di media sosial:

“SEMUA NEGOSIASI DAGANG DENGAN KANADA DIBATALKAN,”

sebagai respons atas iklan anti-tarif yang dibuat pihak Kanada.

Dolar AS Masih Tertahan di Bawah Level 100

Sepanjang tahun 2025, indeks dolar AS sempat diperdagangkan di atas level 100 pada Mei, namun kini terkoreksi 9–10% secara tahunan. Sebaliknya, harga emas dan Bitcoin (BTC) justru mencetak rekor tertinggi baru.

Selanjutnya: Lengkap! Prediksi Cuaca BMKG Banten: 25 Oktober - 2 November 2025

Menarik Dibaca: Resep Creamy Garlic Chicken Ala Devina Hermawan yang Gurih, Lembut & Anti Ribet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×