Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KYIV. Kementerian Energi Ukraina melaporkan bahwa serangan udara Rusia semalam menghantam fasilitas energi di wilayah Poltava, Ukraina tengah, dan memicu kebakaran besar.
Menurut pernyataan kementerian di Telegram, fasilitas transportasi gas menjadi sasaran puluhan drone.
Baca Juga: Trump dan Von Der Leyen Bahas Konflik Ukraina, Soroti Penderitaan Anak Akibat Perang
“Pasukan pendudukan Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi di wilayah Poltava, menggunakan rudal jelajah dan drone serang secara bersamaan. Serangan ini menyebabkan kebakaran berskala besar,” tulis Kementerian pada Selasa (19/8/2025).
Kementerian tidak merinci fasilitas lain selain infrastruktur gas yang terdampak. Namun, kantor berita Rusia Interfax mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang mengklaim telah menyerang kilang minyak yang memasok bahan bakar bagi militer Ukraina.
Wilayah Poltava diketahui menjadi lokasi satu-satunya kilang minyak Ukraina, yakni Kilang Minyak Kremenchuk, yang sejak awal perang berulang kali menjadi sasaran serangan rudal dan drone Rusia.
Baca Juga: Trump Janjikan Jaminan Keamanan bagi Ukraina dalam Perjanjian Damai
Media lokal dan Wali Kota Kremenchuk turut merilis video yang memperlihatkan langit kota diselimuti asap tebal akibat serangan tersebut.
Hingga kini, otoritas Ukraina belum mengonfirmasi apakah kilang Kremenchuk masih beroperasi.
Kementerian Energi Ukraina mencatat bahwa infrastruktur penyulingan minyak di negara itu juga dua kali diserang Rusia pada Juni lalu.
Sejak invasi dimulai, Rusia kerap melancarkan serangan besar ke depo minyak dan fasilitas penyimpanan bahan bakar Ukraina.
Akibatnya, kebutuhan energi Ukraina sepenuhnya dipenuhi melalui impor, terutama dari negara-negara Eropa.
Baca Juga: Dolar AS Menguat Selasa (19/8) Pagi, Jelang Pertemuan Gedung Putih soal Ukraina
Kementerian Energi Ukraina menambahkan, sejak Maret 2025 saja, fasilitas energi di negara itu sudah diserang sebanyak 2.900 kali.
Meskipun demikian, Rusia berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak menargetkan infrastruktur sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News