Sumber: Cointelegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin melesat melewati angka US$ 113.800, berhasil menembus batas resistensi US$ 112.000 dan mencapai titik tertinggi lokal baru menjelang penutupan mingguan.
Mengutip Cointelegraph.com, lonjakan ini terjadi seiring dengan ekspektasi para trader dan analis pasar terhadap peningkatan volatilitas dan potensi kenaikan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Trader Mengincar Level Lebih Tinggi
Sepanjang akhir pekan, harga Bitcoin sempat bergerak datar hingga akhirnya terjadi kenaikan tajam pada Jumat malam. Kenaikan ini didorong oleh data inflasi AS yang cukup melegakan, yang kemudian mendorong bulls (pihak yang optimis harga naik) ke zona harga yang lebih tinggi.
Trader Crypto Tony menyampaikan strateginya:
"Mempertahankan posisi long saya di atas US$ 108.200. Target berikutnya adalah level tertinggi US$ 113.000."
Rekan trader lainnya, Crypto Caesar, mengamati bahwa pergerakan tegas di atas US$ 112.000 dapat membuka jalan bagi reli berkelanjutan menuju US$ 123.000.
Baca Juga: Rp 265 Miliar Pindah Tangan! Paus Bitcoin Era Satoshi Bangun Setelah 14 Tahun Tidur
Sementara itu, investor Ted Pillows mencatat tren kenaikan yang berkelanjutan, menyoroti empat candle harian hijau berturut-turut dan menargetkan zona antara US$ 112.000 dan US$ 114.000. Ia menambahkan:
"Saya masih mengincar zona US$ 112.000–US$ 114.000, karena jika berhasil direbut kembali, BTC bisa menembus di atas US$ 118.000 segera."
Dinamika Pemegang Jangka Pendek
Akun analisis Frank Fetter menekankan pentingnya level US$ 113.000, mengidentifikasinya sebagai biaya rata-rata agregat (aggregate cost basis) untuk pemegang Bitcoin jangka pendek (mereka yang menahan koin hingga enam bulan).
Frank Fetter berpendapat bahwa merebut kembali level ini dapat membuka peluang pergerakan menuju kisaran US$ 130.000–US$ 144.000.
Harapan Potongan Suku Bunga The Fed
Perhatian kini tertuju pada pertemuan Federal Reserve AS mendatang, di mana pasar mengharapkan pemotongan suku bunga sebesar 0,25%. Probabilitas pemotongan ini bahkan melebihi 98% menurut data CME Group.
The Kobeissi Letter menjelaskan konteks pergerakan ini:
"Sejauh ini, 82% bank sentral dunia telah memotong suku bunga selama 6 bulan terakhir, persentase tertinggi sejak 2020. Di abad ini, bank sentral memangkas suku bunga pada kecepatan yang hanya terlihat selama resesi. Pelonggaran moneter global sedang terjadi sepenuhnya."
Tonton: Donald Trump Salah Satu Pemilik Bitcoin Terbanyak di Dunia, Berapa Nilainya?
Dengan akselerasi pelonggaran moneter global dan harga Bitcoin yang menunjukkan momentum upside baru, para trader terus memantau potensi reli lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
Selanjutnya: Waspada, Modus Penipuan Investasi Saham
Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Turun Lagi, Ini Rekomendasi Saham Hari Ini dari Sinarmas (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













