Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan penempatan dua kapal selam nuklir di "wilayah yang tepat" pada Jumat (1/8/2025). Hal tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas pernyataan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev tentang risiko perang antara kedua negara yang bermusuhan bersenjata nuklir tersebut.
Trump dan Madvedev yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia telah bersitegang dan perang kata di media sosial.
Para analis keamanan menyebut langkah Trump sebagai eskalasi retorika dengan Moskow, tetapi belum tentu eskalasi militer. Mengingat AS sudah memiliki kapal selam bertenaga nuklir yang dikerahkan dan mampu menyerang Rusia.
Medvedev pada hari Kamis (31/7/2025) mengatakan, Trump harus ingat bahwa Moskow memiliki kemampuan serangan nuklir era Soviet sebagai pilihan terakhir, setelah Trump memberi tahu Medvedev untuk "menjaga ucapannya."
"Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev ... Saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari itu," kata Trump dalam unggahan media sosial hari Jumat.
Baca Juga: Trump: Dewan Fed Harus Mengambi Alih Kendali Jika Powell Tak Pangkas Suku Bunga
Ia menambahkan: "Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satu contohnya."
Ketika ditanya kemudian oleh para wartawan mengapa ia memerintahkan pergerakan kapal selam, Trump berkata: "Sebuah ancaman dibuat oleh mantan presiden Rusia, dan kami akan melindungi rakyat kami."
Angkatan Laut AS dan Pentagon menolak berkomentar mengenai pernyataan Trump atau apakah kapal selam telah dipindahkan.
Sangat jarang bagi militer AS untuk membahas pengerahan dan lokasi kapal selam AS mengingat misi sensitif mereka dalam pencegahan nuklir.
Komentar Trump muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Moskow, di mana Trump semakin frustrasi dengan kegagalan Presiden Vladimir Putin untuk menegosiasikan akhir invasinya yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ke Ukraina.
Ia tidak merinci apa yang ia maksud dengan "kapal selam nuklir". Kapal selam militer AS bertenaga nuklir dan dapat dipersenjatai dengan rudal berhulu ledak nuklir, meskipun tidak semuanya.
Namun, setiap pembicaraan oleh presiden AS tentang potensi kemampuan militer nuklir menimbulkan kekhawatiran, kata para pakar keamanan, seraya mencatat bahwa Amerika Serikat secara historis telah menahan diri untuk menandingi ancaman nuklir Rusia mengingat risiko yang menyertai persenjataan paling mematikan di dunia tersebut.
"Ini tidak bertanggung jawab dan tidak bijaksana," kata Daryl Kimball, direktur eksekutif kelompok advokasi Arms Control Association. "Tidak ada pemimpin atau wakil pemimpin yang boleh mengancam perang nuklir, apalagi dengan cara yang kekanak-kanakan di media sosial."
Baca Juga: Trump Berlakukan Tarif Tinggi untuk Lebih Banyak Negara Mitra, Pasar Anjlok
Hans Kristensen dari Federasi Ilmuwan Amerika mencatat bahwa kapal selam nuklir AS – bagian dari apa yang disebut triad nuklir dengan pesawat pengebom dan rudal berbasis darat – selalu diposisikan untuk meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir ke sasaran di Rusia.
"Kapal selam itu selalu ada di sana setiap saat dan tidak perlu dipindahkan ke posisinya," katanya. "Dia memberi Medvedev tanggapan atas pernyataan-pernyataan gila ini."
AS memiliki total 14 kapal selam bertenaga nuklir Kelas Ohio, yang masing-masing mampu membawa hingga 24 rudal balistik Trident II D5 yang dapat meluncurkan beberapa hulu ledak termonuklir hingga 4.600 mil.
Antara 8 dan 10 kapal selam Kelas Ohio dikerahkan pada satu waktu, menurut kelompok pengendali senjata Nuclear Threat Initiative.
JEBAKAN KOMITMEN
Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, telah muncul sebagai salah satu tokoh anti-Barat Kremlin yang paling vokal sejak Rusia mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada tahun 2022.
Para kritikus Kremlin mencemoohnya sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan mudah tersinggung, meskipun beberapa diplomat Barat mengatakan pernyataannya menggambarkan pemikiran di kalangan pembuat kebijakan senior Kremlin.
Para pejabat AS telah mengatakan kepada Reuters sebelum pernyataan terbaru Trump bahwa komentar Medvedev tidak dianggap sebagai ancaman serius, dan tidak jelas apa yang mendorong pengumuman terbaru Trump selain perselisihan publik antara keduanya di media sosial.
Trump dan Medvedev telah saling mengejek dalam beberapa hari terakhir setelah Trump pada hari Selasa mengatakan Rusia memiliki "10 hari dari hari ini" untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau akan dikenakan tarif.
Kristensen mengatakan bahwa Trump menciptakan "jebakan komitmen" dengan memicu ekspektasi bahwa ia dapat menggunakan senjata nuklir jika ketegangan dengan Rusia semakin meningkat.
Baca Juga: Tarif 19% dari AS Disambut Lega, Asia Tenggara Lolos dari Gempuran Penuh Trump
Namun, Evelyn Farkas, direktur eksekutif McCain Institute dan mantan pejabat senior Pentagon, mengecilkan gagasan bahwa hal ini dapat menyebabkan konflik nuklir.
"Ini benar-benar sebuah sinyal. Ini bukan awal dari konfrontasi nuklir dan tidak ada yang menganggapnya demikian. Dan saya bayangkan Rusia juga tidak," katanya.
Ia menambahkan bahwa tindakan Trump, bagaimanapun, kemungkinan besar tidak akan membuat Rusia mengubah arah di Ukraina.
Moskow, yang telah menetapkan persyaratannya sendiri untuk perdamaian di Ukraina, belum memberikan indikasi bahwa mereka akan mematuhi tenggat waktu 10 hari Trump pada 8 Agustus.
Putin mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow berharap akan ada lebih banyak perundingan damai tetapi momentum perang menguntungkannya. Ia tidak menyinggung tenggat waktu tersebut.
Trump, yang sebelumnya menggembar-gemborkan hubungan baik dengan Putin, telah menyatakan rasa frustrasi yang semakin meningkat terhadap pemimpin Rusia tersebut, menuduhnya "omong kosong" dan menyebut serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina sebagai hal yang menjijikkan.
Selanjutnya: 3 Hal Dasar Agar Anda Bisa Jadi Perempuan Seksi dan Menarik Tanpa Baju Ketat
Menarik Dibaca: 3 Hal Dasar Agar Anda Bisa Jadi Perempuan Seksi dan Menarik Tanpa Baju Ketat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News