Sumber: The Motley Fool | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, sang legenda investasi dan bos Berkshire Hathaway, dikabarkan akan mundur dari jabatan CEO di akhir tahun ini.
Namun sebelum pensiun, pria berjuluk Oracle of Omaha itu masih sempat membuat satu gebrakan besar: membeli bisnis petrokimia OxyChem dari Occidental Petroleum senilai US$ 9,7 miliar (sekitar Rp 156 triliun).
Mengutip The Motley Fool, kesepakatan ini rencananya akan diselesaikan pada kuartal keempat tahun ini, dengan pembayaran tunai penuh. Angka sebesar itu nyaris tak menggerus kas Berkshire Hathaway yang mencapai US$ 340 miliar. Akan tetapi, aksi ini tetap menjadi akuisisi terbesar perusahaan tersebut sejak pembelian Allegheny Corp pada 2022.
Langkah ini mencerminkan ciri khas Buffett: menunggu dengan sabar, lalu bertindak cepat ketika peluang besar datang.
Apa yang Dibeli Berkshire?
OxyChem adalah pemain besar di industri petrokimia global, memproduksi bahan-bahan seperti soda kaustik, potash, klor-alkali, dan PVC. Perusahaan ini mengoperasikan 23 fasilitas di seluruh dunia.
Greg Abel — penerus Buffett di kursi CEO — menyebut akuisisi ini sebagai:
“Portofolio aset operasi yang sangat solid, didukung oleh tim yang berpengalaman.”
Baca Juga: Miliarder Ini Sarankan 15% Portofolio di Emas, Begini Alasan di Baliknya
Namun, industri petrokimia sedang menghadapi tekanan berat. Harga soda kaustik dan PVC yang lemah membuat laba pra-pajak OxyChem di kuartal kedua hanya US$ 213 juta. Karena itu, manajemen menurunkan proyeksi laba setahun penuh menjadi di kisaran US$ 800 juta–US$ 900 juta.
Manajemen Occidental optimistis situasi akan membaik tahun depan. Dalam laporan keuangan kuartal I/2025, perusahaan mengatakan berharap bisa mencetak tambahan US$ 1 miliar arus kas pra-pajak dari bisnis nonmigas pada 2026, sebagian berkat modernisasi fasilitas OxyChem.
Dengan kata lain, Berkshire membeli saat industri sedang di titik terendah siklusnya.
Harga US$ 9,7 miliar itu setara sekitar 8 kali perkiraan EBITDA 2025 OxyChem — valuasi yang sejalan dengan pesaing seperti Eastman Chemical dan Dow. Artinya, jika industri ini bangkit seperti yang diprediksi manajemen Occidental, Buffett bisa saja mendapatkan barang murah berkualitas tinggi.
Baca Juga: Jensen Huang Hadiahi Elon Musk DGX Spark, Superkomputer Terkecil di Dunia
Kejeniusan di Balik Strategi Buffett
Alasan Occidental rela melepas OxyChem padahal prospeknya membaik adalah karena mereka butuh dana segar. Tahun lalu, perusahaan itu mengambil utang tambahan untuk membeli CrownRock, dan sekarang sedang berlomba menurunkan total utangnya yang mencapai US$ 24 miliar.
Dana dari Berkshire akan menghasilkan US$ 8 miliar bersih setelah pajak, di mana US$ 6,5 miliar digunakan untuk membayar utang, dan sisanya US$ 1,5 miliar masuk kas perusahaan. Dengan langkah itu, Occidental berharap bisa memangkas total utangnya hingga di bawah US$ 15 miliar.
Menariknya, langkah ini juga secara tidak langsung menguntungkan Berkshire. Buffett memegang 28% saham Occidental, jadi semakin sehat neraca keuangannya, semakin besar potensi dividen dan pertumbuhan jangka panjangnya.
Tapi yang paling jenius adalah cara Buffett mengeksekusi transaksi ini. Ia tidak menggunakan saham preferen Occidental untuk membayar pembelian OxyChem, melainkan membayar tunai.
Artinya, Berkshire masih akan terus menikmati dividen 8% per tahun dari saham preferen Occidental senilai US$ 8,5 miliar yang dimilikinya. Hasil itu jauh lebih tinggi dibanding bunga dari surat utang pemerintah AS jangka pendek yang selama ini jadi tempat parkir kas Berkshire.
Tonton: Rahasia Warren Buffett Hadapi Inflasi: Bukan Emas, tapi Investasi Ini
Occidental berencana menebus saham preferen itu mulai Agustus 2029, sehingga Berkshire akan terus mendapat pemasukan besar selama setidaknya tiga tahun lagi.
Dengan kata lain, Buffett berhasil melakukan dua hal sekaligus:
1. Mengakuisisi bisnis petrokimia potensial di harga rendah, dan
2. Tetap mempertahankan sumber pendapatan pasif yang tinggi dari dividen.
Sebuah langkah klasik Buffett — sabar, terukur, tapi luar biasa cerdas.
Selanjutnya: Buang Emas dan Perak, Kini Robert Kiyosaki Memburu Bitcoin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News