Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alexander Isak, striker asal Swedia yang sebelumnya dielu-elukan sebagai pahlawan di St James’ Park, kini berada di pusat konflik panas antara Newcastle United dan Liverpool.
Dengan banderol transfer mencapai £150 juta, kisahnya telah berubah dari dongeng indah menjadi drama penuh ketegangan.
Dari Pahlawan ke Persona Non Grata
Beberapa minggu lalu, Isak masih dipuja sebagai "penyihir Swedia" yang memadukan kelincahan dan kekuatan untuk menaklukkan pertahanan lawan. Namun, kini hubungannya dengan para pendukung Newcastle retak setelah ia menolak bermain lagi untuk klub—bahkan jika transfer ke Liverpool gagal terwujud.
Minat Liverpool mengubah dinamika. Meski Newcastle telah menolak tawaran awal sebesar £110 juta dari The Reds, klub Merseyside itu tidak goyah. Bagi Isak, Liverpool menjadi tujuan yang sangat diinginkan, memperkuat tekadnya untuk hengkang.
Baca Juga: Tiga Perubahan Aturan Baru Premier League Musim 2025/26 yang Wajib Diketahui
Awal Masalah: Janji yang Tak Terpenuhi
Pada Maret 2024, Isak bertemu dengan pemilik kala itu, Amanda Staveley dan Mehrdad Ghodoussi, yang menjanjikan kontrak baru dengan gaji lebih tinggi.
Namun, pergantian manajemen di musim panas mengubah segalanya. Sporting director baru, Paul Mitchell, memutuskan tidak ada kontrak baru, dengan alasan gaji Isak—sekitar £150.000 per minggu—sudah cukup tinggi.
Kekecewaan mulai menggerogoti Isak, apalagi pada Oktober 2024 Newcastle justru memperpanjang kontrak Anthony Gordon dengan kenaikan gaji signifikan. Bagi Isak, itu adalah tamparan yang membuatnya merasa tidak dihargai.
Prestasi Gemilang, Niat Hengkang
Meski sempat frustrasi, Isak menutup musim 2024/25 dengan 27 gol di semua kompetisi, termasuk gol penentu kemenangan 2-1 atas Liverpool di final Carabao Cup—mengakhiri puasa gelar domestik Newcastle selama 70 tahun.
Baca Juga: Rekrutan Baru West Ham, Mads Hermansen Bertekad Raih Posisi Kiper Utama
Namun, di balik kesuksesan itu, ia sudah memutuskan untuk pergi. Newcastle mencoba menawarkan kontrak baru dengan gaji £200.000 per minggu, tetapi Isak menginginkan £300.000. Pada titik ini, minat Liverpool sudah semakin kuat, dan sang striker tidak bergeming dari niatnya untuk hengkang.
Ketegangan Memuncak di Pramusim
Juli 2025 menjadi titik ledak. Isak tidak ikut tur pramusim Newcastle ke Asia dengan alasan cedera paha ringan, namun kabar yang beredar menyebutkan ia menolak bergabung sebagai bentuk protes.
Liverpool awalnya berupaya memboyong Isak, namun ketika ditolak, mereka membajak transfer Hugo Ekitike—target utama Newcastle. Setelah kegagalan itu, Isak secara terbuka meminta untuk "mencari opsi lain", sebuah sinyal jelas bahwa ia ingin bergabung dengan Liverpool.
Baca Juga: Prediksi Liga Inggris 2025/26: Liverpool Difavoritkan Juara Lagi!
Tawaran Besar, Sikap Tegas
Pada 1 Agustus 2025, Liverpool melayangkan tawaran resmi senilai £110 juta yang bisa naik menjadi £120 juta dengan bonus. Newcastle menolak mentah-mentah dan tetap mematok harga £150 juta.
Isak kemudian berlatih terpisah, foto dirinya dihapus dari toko resmi klub, dan penjualannya merosot tajam. Pelatih Eddie Howe bahkan melarangnya hadir di acara internal tim. Situasi ini membuat jarak antara Isak dan klub semakin melebar.
Titik Tanpa Balik
Awal Agustus 2025, terungkap bahwa Isak bersikeras tidak akan pernah bermain lagi untuk Newcastle, bahkan jika transfer ke Liverpool gagal. Ia sudah pindah dari rumahnya di Northumberland—tanda bahwa ia serius ingin memutus hubungan dengan klub.
Menurut pihak Isak, kepercayaan hancur sejak janji kontrak baru dilanggar. Newcastle membantah adanya janji formal tersebut, tetapi hubungan keduanya sudah terlalu rusak untuk diperbaiki.
Selanjutnya: Sejumlah Cara Pertamina Patra Niaga Dorong UMKM Naik Kelas
Menarik Dibaca: Kampanye Gampang di Canva Dukung Profesional Desain Bagi UMKM Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News