Sumber: Fortune,Fortune | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MacKenzie Scott menjadi salah satu nama terbesar dalam dunia filantropi di tahun 2025. Penulis novel, dermawan miliarder, dan mantan istri pendiri Amazon Jeff Bezos ini telah menyumbangkan ratusan juta dolar hanya dalam beberapa bulan terakhir. Namun, sejak tahun 2020, total donasinya sudah mencapai angka yang mencengangkan: US$ 19,25 miliar (sekitar Rp 308 triliun!).
Melansir Fortune, sebagian besar kekayaan Scott berasal dari hubungannya dengan Bezos (mereka bercerai pada 2019). Selama pernikahan, Scott punya peran kunci dalam pendirian dan operasional awal Amazon, termasuk membantu menyusun rencana bisnis dan kontrak. Saat bercerai, ia menerima sekitar 4% saham Amazon, yang saat itu setara dengan 139 juta lembar saham.
Sejak saat itu, Scott telah mengurangi kepemilikannya sekitar 42%, menjual atau mendonasikan sekitar 58 juta lembar saham, yang nilainya mencapai sekitar US$ 12,6 miliar per akhir 2025. Meskipun sudah menyumbang US$ 19,25 miliar melalui platform filantropinya, Yield Giving (didirikan pada 2022), kekayaan bersihnya hari ini masih di atas US$ 35 miliar.
Organisasi ini telah menyumbang kepada ribuan lembaga, fokus pada isu-isu seperti DEI (Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi), pendidikan, pemulihan bencana, dan banyak lagi.
Hebatnya, meskipun Scott terus melepas saham Amazon, kekayaannya justru terus bertambah. Sepanjang tahun ini, kekayaan bersihnya telah bertambah US$ 923 juta, menurut Bloomberg Billionaires Index. Hal ini terjadi karena sejak November 2020, harga saham Amazon telah melonjak lebih dari 45%.
Baca Juga: Dampak Shutdown Pemerintah AS Lebih Buruk dari Perkiraan
Sebagai perbandingan, Jeff Bezos (mantan suaminya) pada tahun 2020 membuat donasi amal terbesar tahun itu, yaitu US$ 10 miliar untuk mendirikan Bezos Earth Fund, yang fokus pada perubahan iklim. Ia juga mendonasikan sekitar US$ 790 juta kepada berbagai kelompok lingkungan melalui dana tersebut, US$ 110 juta melalui Day 1 Families Fund untuk mendukung keluarga tunawisma, dan US$ 120 juta untuk jaringan prasekolah gratisnya, Bezos Academy.
Selain itu, pada tahun 2024, ia menyelesaikan janji US$ 200 juta kepada Smithsonian untuk renovasi dan pusat pembelajaran baru.
Namun, total donasi seumur hidup Bezos hanya mencapai US$ 4,1 miliar, menurut daftar "America’s Most Generous Philanthropists 2025" dari Forbes yang terbit bulan April. Mengingat kekayaan Bezos mencapai US$ 264 miliar, donasinya hanya 1,6% dari total kekayaan bersihnya.
Sementara itu, Scott telah menyumbangkan 36% dari kekayaan bersihnya, menurut Forbes.
Baca Juga: Ekspor China Melemah ke Level Terburuk Sejak Februari, Ini Sebabnya
Sebagai catatan, Forbes menghitung "donasi seumur hidup" sebagai uang yang sudah disumbangkan, bukan dana yang masih tersimpan di yayasan. Daftar tersebut menempatkan Scott sebagai filantropis paling dermawan kelima, di belakang nama-nama besar seperti Warren Buffett, Bill Gates dan Melinda French Gates, George Soros, serta Michael Bloomberg.
Donasi Besar MacKenzie Scott Tahun Ini
Hanya dalam beberapa bulan, Scott menyumbangkan ratusan juta dolar kepada lembaga yang fokus pada DEI, pendidikan, dan pemulihan bencana. Beberapa contoh donasi terbesarnya baru-baru ini meliputi:
- Howard University: US$ 80 juta (salah satu donasi tunggal terbesar dalam sejarah Howard).
- Virginia State University: US$ 50 juta (donasi terbesar dalam sejarah universitas tersebut).
- Alcorn State University: US$ 42 juta (donasi tunggal terbesar dalam sejarah universitas yang berusia 154 tahun ini).
- Spelman College: US$ 38 juta (donasi tunggal terbesar dalam sejarah Spelman).
- United Negro College Fund (UNCF): US$ 70 juta (untuk dana abadi yang mendukung kesehatan finansial 37 anggota HBCU/perguruan tinggi kulit hitam bersejarah).
- African American Cultural Heritage Action Fund: US$ 40 juta (dua kali lipat dari donasi Scott sebelumnya pada 2021).
- Center for Disaster Philanthropy: US$ 60 juta.
Gaya Berdonasi MacKenzie Scott
Gaya filantropi Scott dianggap unik karena ia memberikan donasi tanpa batasan (unrestricted), artinya lembaga penerima bebas memilih bagaimana menggunakan dana tersebut.
"Berbeda dengan proses pendanaan tradisional yang seringkali melibatkan aplikasi yang panjang, batasan spesifik, dan persyaratan pelaporan, gaya berdonasi beliau memberdayakan organisasi seperti kami untuk menentukan cara terbaik mengarahkan dana dengan cepat dan inovatif guna mengatasi masalah yang mendesak," kata Noni Ramos, CEO Housing Trust Silicon Valley, pada akhir 2024, saat organisasinya menerima US$ 30 juta dari Scott.
Scott belakangan ini juga sangat fokus pada DEI, pendidikan, dan bantuan bencana—tiga bidang yang mengalami pemotongan besar di era pemerintahan Trump. Hal ini mengindikasikan bahwa filantropi Scott mungkin berusaha mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kebijakan pemerintah.
Ia mendukung gagasan bahwa masyarakat Amerika harus "mengakui dan merayakan peran kita sebagai peserta aktif dalam co-creation komunitas kita," tulis Scott dalam unggahan 15 Oktober di situs Yield Giving miliknya.
Tonton: Laba Berkshire Melesat, Buffett Pilih Tumpuk Kas Jadi Rp 6.336 Triliun
"Potensi kontribusi damai yang tidak bersifat transaksional telah lama diremehkan, seringkali karena dianggap tidak berkelanjutan secara finansial, atau karena sebagian manfaatnya sulit dilacak," tulisnya. "Namun bagaimana jika kelemahan yang dibayangkan ini sebenarnya adalah aset? Bagaimana jika apa yang disebut kelemahan ini justru menumbuhkan kekuatan yang menjadi sandaran kelangsungan (atau bahkan kelangsungan hidup) peradaban kita?"
Kesimpulan:
MacKenzie Scott telah menjadi salah satu filantropis paling aktif, mendonasikan total US$ 19,25 miliar sejak 2020, sebagian besar berasal dari saham Amazon yang ia terima setelah bercerai dari Jeff Bezos. Meskipun donasinya sangat besar, kekayaan bersih Scott tetap kokoh di atas US$ 35 miliar dan bahkan terus bertambah, berkat kenaikan harga saham Amazon yang melonjak lebih dari 45% sejak November 2020. Gaya donasi Scott unik karena ia memberikan dana tanpa batasan (unrestricted gifts), memberdayakan lembaga penerima untuk menggunakan dana sesuai kebutuhan mereka, yang dianggap lebih cepat dan inovatif.
Selanjutnya: Intip Dunia Kepolisian Korea Lewat 7 Drakor Tentang Polisi Ini
Menarik Dibaca: Intip Dunia Kepolisian Korea Lewat 7 Drakor Tentang Polisi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












