Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Krisis demografi Jepang semakin buruk dengan adanya penurunan jumlah penduduk lebih dari 900.000 pada tahun 2024 lalu, menandai penurunan populasi selama 16 tahun berturut-turut.
Dilansir dari Kyodo, populasi Jepang pada tahun 2024 turun sekitar 908.000 jiwa dari tahun sebelumnya menjadi 120.653.227 jiwa. Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada tahun 1968.
Menurut survei demografi oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, populasi Jepang per 1 Januari 2025 adalah 124.330.690, turun sekitar 554.000. Jumlah itu pun sudah termasuk penduduk asing.
Baca Juga: Cek Daftar Paspor Terkuat di Dunia Tahun 2025, Singapura dan Jepang Posisi Teratas
Di tengah penurunan jumlah penduduk asli Jepang, jumlah penduduk asing justru terus meningkat. Pada awal tahun ini, jumlahnya mencapai rekor 3.677.463 orang. Jumlah mereka naik 354.089,atau 10,65%.
Berdasarkan prefektur, Hokkaido mengalami peningkatan penduduk asing terbesar, yaitu 19,57%. Sekitar 85,77% penduduk asing berada dalam usia kerja, dan banyak di antaranya mengisi kekurangan tenaga kerja yang ditinggalkan oleh menurunnya jumlah penduduk asli.
Baca Juga: Memperingati 80 Tahun Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Krisis Demografi Jepang Memburuk
Pemerintah Jepang terus berusaha mengeluarkan kebijakan yang membuat warganya tertarik untuk memiliki anak. Meningkatnya jumlah penduduk asing bahkan mulai menimbulkan gerakan politik. Banyak penduduk kini merapat ke partai oposisi dengan menggembar-gemborkan slogan-slogan seperti "Japanese First."
Di tengah meningkatnya biaya hidup dan kekhawatiran bahwa beberapa penduduk asing menyalahgunakan sistem, partai-partai yang berjanji untuk membatasi penerimaan mereka seperti partai Sanseito memperoleh dukungan lebih besar dalam pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat bulan Juli.
Di antara orang Jepang, angka kelahiran pada tahun 2024 mencapai rekor terendah yakni 687.689 dan dikalahkan oleh 1,59 juta kematian, yang juga merupakan rekor tertinggi.
Baca Juga: 5 Rutinitas Hemat ala Jepang yang Ampuh Menjaga Kesehatan Dompet
Prefektur Akita dan Aomori mengalami penurunan populasi penduduk asli terbesar, masing-masing sebesar 1,91% dan 1,72%, diikuti oleh Prefektur Kochi sebesar 1,71%. Total penurunan nasional adalah 0,75%.
Tokyo adalah satu-satunya wilayah yang mengalami peningkatan populasi penduduk asli Jepang, naik 0,13% berkat arus masuk yang tinggi ke ibu kota.
Dalam hal usia, penduduk berusia 65 tahun ke atas mencakup 29,58% dari total populasi. Sementara itu, penduduk berusia 15 hingga 64 tahun mencakup sekitar 59,04%.
Baca Juga: Ada Ancaman Nuklir Trump, Ini yang Dilakukan Rusia dan Tiongkok di Laut Jepang
Tonton: Sengketa Wilayah Memanas, Anwar Ibrahim Janji Pertahankan Setiap Jengkal Wilayah Sabah
Selanjutnya: Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 16.326 Per Dolar AS Pada Hari Ini 7 Agustus 2025
Menarik Dibaca: Ini Kelebihan dan Kekurangan Menjalankan Usaha Frozen Food!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News