kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.655   50,00   0,30%
  • IDX 8.236   83,21   1,02%
  • KOMPAS100 1.141   12,28   1,09%
  • LQ45 820   13,30   1,65%
  • ISSI 290   2,62   0,91%
  • IDX30 430   7,69   1,82%
  • IDXHIDIV20 489   7,26   1,51%
  • IDX80 127   1,92   1,53%
  • IDXV30 136   1,26   0,94%
  • IDXQ30 137   2,38   1,77%
GLOBAL /

Kapan The Fed Rapat? Ini Jadwal, Ekspektasi, dan Isu Panas di Baliknya


Kamis, 23 Oktober 2025 / 07:26 WIB
Kapan The Fed Rapat? Ini Jadwal, Ekspektasi, dan Isu Panas di Baliknya
ILUSTRASI. Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), dijadwalkan menggelar rapat kebijakan berikutnya pada 28–29 Oktober 2025. REUTERS/Jonathan Ernst

Sumber: Investopedia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), dijadwalkan menggelar rapat kebijakan berikutnya pada 28–29 Oktober 2025. 

Mayoritas pelaku pasar memprediksi The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan untuk menekan biaya pinjaman dan mencegah pasar tenaga kerja yang sedang goyah jatuh lebih dalam.

Pasar Sudah Yakin Pemangkasan Suku Bunga Akan Terjadi

Melansir Investopedia, berdasarkan data CME Group FedWatch, investor memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 poin menjadi kisaran 3,75%–4%, level terendah sejak Desember 2022. Langkah ini akan menjadi pemotongan kedua tahun ini, setelah pemangkasan pertama pada September lalu.

Probabilitas pemangkasan itu kini mencapai 97%, menurut FedWatch. 

Ekonom dari Deutsche Bank, Amy Yang, bahkan menyebut keputusan ini sebagai “done deal” alias hampir pasti terjadi.

Pejabat The Fed menyebut alasan utama kebijakan ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menahan lonjakan pengangguran. 

“Pertumbuhan lapangan kerja nyaris berhenti musim panas ini karena tarif impor mendorong harga naik dan menekan daya beli konsumen,” tulis laporan tersebut.

Baca Juga: Miliarder Ini Sarankan 15% Portofolio di Emas, Begini Alasan di Baliknya

Dilema The Fed: Inflasi Naik, Lapangan Kerja Melemah

Tugas utama The Fed adalah menjaga inflasi tetap rendah dan lapangan kerja tetap tinggi. Namun, saat ini kedua indikator itu justru memburuk bersamaan — situasi langka yang membuat pejabat Fed terpecah dalam mengambil langkah.

Sebagian pejabat mendorong penurunan suku bunga lebih lanjut, sementara yang lain menilai inflasi sebagai ancaman yang lebih besar dan ingin mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja memang mulai melambat: AS kehilangan lapangan kerja pada Juni, pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun, dan hanya menambah 22.000 pekerjaan pada Agustus. Jumlah klaim tunjangan pengangguran juga meningkat.

Sementara itu, menurut Bureau of Economic Analysis, inflasi inti PCE (indikator favorit The Fed) naik 2,9% dalam 12 bulan hingga Agustus. Angka ini masih di atas target inflasi 2%, tapi cukup memberi ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan bunga.

Fed juga menunggu laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan September yang akan dirilis pada 24 Oktober, hanya empat hari sebelum rapat dimulai.

Baca Juga: Tabel Negara yang Paling Banyak Bayar Tarif ke Amerika, China Sumbang Hampir 30%

Tantangan Tambahan: Pemerintah Tutup dan Tekanan Politik

Penutupan sebagian pemerintahan AS sejak 1 Oktober membuat berbagai data ekonomi tertunda, termasuk laporan ketenagakerjaan resmi dari Bureau of Labor Statistics. Kondisi ini membuat The Fed “terbang buta” karena minim data terbaru menjelang rapat penting.

Selain faktor ekonomi, The Fed juga menghadapi tekanan politik dari Presiden AS Donald Trump. Trump berusaha mencopot Lisa Cook, salah satu gubernur The Fed yang diangkat oleh Joe Biden, dengan tuduhan tidak terbukti soal penipuan hipotek, dan ingin menggantinya dengan orang pilihannya sendiri.

Kasus ini kini berada di Mahkamah Agung AS, yang memutuskan Cook tetap menjabat sampai sidang resmi digelar Januari mendatang. Jika Trump berhasil mengganti Cook, hal itu akan menjadi langkah penting dalam upayanya mengendalikan The Fed, yang selama ini berstatus independen dari Gedung Putih.

Apa Kata Pejabat The Fed?

Menjelang periode “blackout” — masa di mana pejabat Fed dilarang memberi komentar publik — beberapa pejabat sempat menyampaikan pandangannya.

Presiden The Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyebut, “Saya bisa mendukung pemangkasan tambahan bila risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, selama inflasi tetap terkendali dan ekspektasi inflasi tetap terjaga. Penting bagi kita melangkah dengan hati-hati.”

Sementara Gubernur Fed Christopher Waller menegaskan ia akan mempertimbangkan pemangkasan yang lebih lambat jika pertumbuhan ekonomi masih kuat. 

“Yang ingin saya hindari adalah membangkitkan kembali tekanan inflasi dengan melangkah terlalu cepat dan mengorbankan kemajuan yang sudah kita capai,” ujarnya.

Sedangkan Stephen Miran, pejabat Fed yang ditunjuk Trump, tetap menjadi satu-satunya suara yang mendorong pemotongan besar-besaran. Ia berpendapat kebijakan ekonomi Trump akan menekan inflasi, terutama lewat kebijakan imigrasi yang akan menurunkan permintaan perumahan dan menyusutkan inflasi sewa.

Tonton: The Fed Pangkas Suku Bunga, Indonesia Bukan Tujuan Prioritas Aliran Modal Asing

Bagaimana Mekanisme Rapat The Fed?

Rapat kebijakan dilakukan oleh Federal Open Market Committee (FOMC), yang terdiri dari 12 anggota dengan hak suara — tujuh dewan gubernur, presiden Fed New York, dan empat presiden bank regional yang bergantian setiap tahun.

Mereka bertemu delapan kali setahun untuk menentukan arah suku bunga. Keputusan rapat diumumkan secara publik pada Rabu pukul 14.00 waktu Washington, dan biasanya dilanjutkan konferensi pers oleh Ketua The Fed Jerome Powell.

Selanjutnya: Adhi Karya (ADHI) Mengantongi Kontrak Baru Rp 6,5 Triliun Pada Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Promo Terakhir HokBen: Hoka Delight Mini Shrimp Roll + Lemon Tea Hanya Rp 9.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×