kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%
GLOBAL /

Rencana Netanyahu: Gaza Diambil Alih Israel, Dikelola Negara Arab


Jumat, 08 Agustus 2025 / 11:05 WIB
Rencana Netanyahu: Gaza Diambil Alih Israel, Dikelola Negara Arab
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel yang baru dilantik Benjamin Netanyahu bersulang saat rapat kabinet di Yerusalem, 29 Desember 2022.Ariel Schalit/Pool via REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/CAIRO. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel berniat mengambil kendali militer atas seluruh Jalur Gaza, meskipun menghadapi kritik tajam di dalam negeri maupun luar negeri terkait perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di wilayah Palestina tersebut.

Dalam wawancara dengan Fox News Netanyahu menegaskan, “Kami berniat melakukannya. Kami tidak ingin menguasai sebagai pemerintahan, hanya membentuk perimeter keamanan.”

Baca Juga: PM Benjamin Netanyahu Sebut Israel Ingin Kuasai Seluruh Jalur Gaza

Ia menambahkan bahwa pihaknya ingin menyerahkan pemerintahan Gaza kepada pasukan Arab, namun tidak menjelaskan negara mana yang akan terlibat atau mekanismenya.

Pernyataan ini muncul menjelang pertemuan terbatas dengan menteri senior membahas rencana militer mengambil alih lebih banyak wilayah Gaza.

Axios melaporkan, kabinet keamanan telah menyetujui usulan pendudukan Kota Gaza, meski keputusan final harus dibawa ke sidang kabinet penuh yang kemungkinan baru digelar Minggu.

Skenario yang dibahas termasuk pengambilalihan bertahap wilayah yang belum dikuasai, disertai peringatan evakuasi bagi warga Palestina beberapa minggu sebelum operasi dimulai. Jika terealisasi, langkah ini akan membalik keputusan penarikan Israel dari Gaza pada 2005.

Baca Juga: WHO: Hampir 12.000 Balita di Gaza Mengalami Malnutrisi Akut

Reaksi Hamas dan Negara Arab

Hamas menyebut rencana Netanyahu sebagai “kudeta terang-terangan” terhadap proses negosiasi dan menuduhnya siap mengorbankan para sandera.

Pejabat Yordania menegaskan bahwa keamanan Gaza seharusnya dikelola oleh institusi Palestina yang sah.

Hamas juga menolak kemungkinan kekuatan Arab mengelola Gaza pascaperang, menyebutnya sebagai “kekuatan pendudukan” yang terhubung dengan Israel.

Sebelumnya, usulan Mesir yang didukung pemimpin Arab, membentuk komite administrasi teknokrat Palestina independent ditolak Israel dan AS.

Baca Juga: Petinggi Militer Israel Tolak Rencana Perluasan Kekuasaan di Gaza, Netanyahu Tertekan

Kondisi Sandera dan Tekanan Publik

Saat ini ada 50 sandera di Gaza, dengan 20 diyakini masih hidup. Sebagian besar sandera yang dibebaskan sejauh ini melalui negosiasi diplomatik.

Pembicaraan gencatan senjata yang diharapkan membebaskan lebih banyak sandera runtuh pada Juli lalu.

Di Yerusalem, ratusan demonstran berunjuk rasa menentang perluasan perang dan menuntut pemerintah memprioritaskan pembebasan sandera.

Forum Keluarga Sandera mendesak Kepala Staf Militer Eyal Zamir untuk menolak rencana eskalasi militer.

Baca Juga: Ini Ancaman Inggris kepada Israel Terkait Gaza

Situasi di Gaza

Militer Israel mengklaim telah menguasai 75% wilayah Gaza. Sementara itu, sekitar 2 juta penduduknya telah berulang kali mengungsi dalam 22 bulan terakhir, dan lembaga kemanusiaan memperingatkan kondisi mendekati kelaparan.

“Ke mana lagi kami harus pergi? Kami sudah cukup diusir dan dipermalukan,” kata Aya Mohammad, 30 tahun, warga Gaza City yang kembali ke komunitasnya setelah beberapa kali mengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

×