Sumber: Financial Express | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pengusaha Amerika dan salah satu penulis bestseller dunia, Robert Kiyosaki, percaya bahwa perbedaan terbesar antara si kaya dan si miskin bukanlah uang, pendidikan, atau keberuntungan, melainkan kecerdasan emosional (Emotional Intelligence - EQ).
Dalam unggahan terbarunya di X (dulu Twitter), pengusaha Amerika ini mengatakan bahwa orang yang lebih takut kalah daripada berhasrat untuk menang pada akhirnya akan tetap miskin.
Menjelaskan mengapa ia yakin sebagian besar orang gagal secara finansial, Kiyosaki mengatakan itu bukan karena mereka kekurangan pengetahuan atau kesempatan, tetapi karena mereka membiarkan rasa takut mengendalikan keputusan mereka.
Robert Kiyosaki Menyatakan Rasa Takut Membuat Orang Tetap Miskin
Melansir Financial Express, di media sosial X, penulis Rich Dad Poor Dad ini membagikan cerita tentang saat ia menunjukkan aplikasi Coinbase miliknya kepada seorang teman, yang mengungkapkan bahwa ia menyimpan jutaan dolar dalam Bitcoin.
Meskipun Kiyosaki memprediksi nilai Bitcoin berpotensi mencapai US$ 200.000 tahun ini, temannya justru menunjukkan reaksi yang sangat berbeda.
“Saya menunjukkan aplikasi Coinbase saya kepada seorang teman, menjelaskan bahwa beberapa tahun lalu, nilainya menyedihkan. Hari ini, aplikasi saya menunjukkan kepada teman saya bahwa saya memiliki jutaan dalam Bitcoin… dan saya pikir Bitcoin akan berlipat ganda harganya tahun ini… Mungkin mencapai US$ 200.000,” tulisnya.
Baca Juga: Waspada! Ini Alasan Sesungguhnya Warren Buffett Tak Mau Buyback Saham Lagi
Alih-alih memperhatikan keuntungan berlipat yang telah ia peroleh, Kiyosaki mengatakan temannya hanya fokus pada beberapa ratus ribu dolar yang baru-baru ini hilang dari nilai akunnya.
“Perbedaan emosional dan psikologis itu,” tulis Kiyosaki, “adalah perbedaan kunci antara si kaya, si miskin, dan kelas menengah.”
Pilih EQ daripada IQ
Menurut Kiyosaki, kecerdasan emosional (EQ) jauh lebih kuat daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam hal menghasilkan kekayaan. Ia menjelaskan bahwa sementara banyak orang dengan IQ tinggi berakhir miskin, mereka yang memiliki EQ kuat belajar mengendalikan rasa takut dan keserakahan mereka, alih-alih dikendalikan oleh emosi tersebut.
“Si miskin dan kelas menengah miskin karena mereka lebih takut kalah daripada takut tidak kaya,” katanya.
Dia menambahkan, “Pecundang memiliki EQ rendah dan sering kali hidup dalam ketakutan terus-menerus."
Rasa Takut dan Keserakahan Ada di Dalam Diri Kita Semua
Kiyosaki percaya bahwa rasa takut dan keserakahan adalah emosi alami, tetapi orang sukses belajar memahami dan menghormati emosi tersebut alih-alih membiarkannya mengalahkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan.
“EQ lebih kuat daripada IQ dan itulah sebabnya banyak orang berpendidikan tinggi seperti poor dad (ayah miskin) saya meninggal dalam keadaan miskin,” tulisnya.
Menurut Kiyosaki, “pecundang lebih takut kehilangan daripada menjadi kaya. Itulah mengapa begitu banyak guru yang berpendidikan tinggi hidup miskin. Mereka punya IQ tinggi tetapi EQ rendah.”
Baca Juga: Perang Teknologi Babak Baru: Trump Larang China Dapat Chip AI Tercanggih Nvidia
Ia mengakhiri unggahannya dengan pesan kepada pembaca, “Jika Anda ingin kaya dan bahagia, penting bagi Anda untuk memiliki EQ tinggi, yang berarti menjadi lebih cerdas daripada keserakahan dan rasa takut Anda sendiri.”
Robert Kiyosaki adalah penulis bestselling, pengusaha, dan pendidik finansial yang paling dikenal melalui seri Rich Dad Poor Dad. Melalui Rich Dad Company dan board game edukasi Cashflow, ia telah menghabiskan puluhan tahun mempromosikan literasi dan kemandirian finansial.
Kesimpulan
Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, berpendapat bahwa kecerdasan emosional (EQ) adalah faktor penentu terbesar kekayaan, bahkan melebihi IQ dan pendidikan, dan menegaskan bahwa "pecundang memiliki EQ rendah." Ia menjelaskan bahwa orang miskin dan kelas menengah cenderung lebih takut kehilangan daripada berhasrat untuk menang, membiarkan rasa takut mengendalikan keputusan finansial mereka, sebuah perbedaan psikologis yang terlihat jelas saat temannya fokus pada kerugian Bitcoin yang kecil ketimbang jutaan keuntungan yang ia raih.
Tonton: Pernyataan Lengkap Prabowo soal Utang Kereta Cepat
Kiyosaki menyimpulkan bahwa banyak kaum akademisi ber-IQ tinggi tetap miskin karena mereka gagal menguasai rasa takut dan keserakahan, yang merupakan inti dari memiliki EQ tinggi.
Selanjutnya: Topan Kalmaegi: 58 Tewas, Filipina Porak-poranda
Menarik Dibaca: Ikuti Event Gratis Hari Cinta Puspa & Satwa di Ancol yuk, Penuh Aktivitas Seru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













