kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.749   27,00   0,16%
  • IDX 8.218   -23,74   -0,29%
  • KOMPAS100 1.146   -3,32   -0,29%
  • LQ45 839   -2,61   -0,31%
  • ISSI 284   -1,18   -0,41%
  • IDX30 441   -0,25   -0,06%
  • IDXHIDIV20 509   -1,67   -0,33%
  • IDX80 129   -0,33   -0,26%
  • IDXV30 135   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 141   0,05   0,03%
GLOBAL /

Tiongkok Vs Belanda Panas: Sengketa Nexperia Ancam Krisis Cip Global Lebih Dalam


Rabu, 05 November 2025 / 05:25 WIB
Tiongkok Vs Belanda Panas: Sengketa Nexperia Ancam Krisis Cip Global Lebih Dalam
ILUSTRASI. China menuding Belanda tidak mau bekerja sama dengan Beijing untuk menyelesaikan sengketa seputar penyitaan perusahaan pembuat cip Nexperia. Foto: wikipedia.org

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kementerian Perdagangan Tiongkok pada hari Selasa (4/11/2025) menuding Belanda tidak mau bekerja sama dengan Beijing untuk menyelesaikan sengketa seputar penyitaan perusahaan pembuat cip Nexperia oleh pemerintah Belanda. 

Tiongkok pun memberikan peringatan bahwa hal ini bisa memicu gangguan lebih lanjut pada rantai pasok global.

Reuters melaporkan, pemerintah Belanda mengambil alih kendali Nexperia pada tanggal 30 September karena adanya kekhawatiran terkait Wingtech, perusahaan induk Nexperia yang berasal dari Tiongkok.

Tudingan Kementerian Perdagangan Tiongkok tentang sikap pasif Belanda dalam sengketa ini menyoroti betapa sulitnya Belanda dan Tiongkok mencapai kesepakatan jangka panjang mengenai kepemilikan Nexperia, yang memproduksi cip dasar dalam jumlah besar, terutama yang digunakan pada mobil.

"Pihak Belanda terus bertindak sepihak tanpa mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini, yang pastinya akan memperburuk dampak negatif pada rantai pasok semikonduktor global," ujar Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam sebuah pernyataan di situs resminya.

"Ini adalah hal yang tidak diinginkan oleh Tiongkok maupun industri global," lanjut mereka.

Baca Juga: Jokes Bapak-Bapak ala Xi Jinping ke Presiden Korea Selatan

Seorang juru bicara Kementerian Urusan Ekonomi Belanda, yang mengambil alih tata kelola Nexperia, mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan antara kedua pemerintah masih berlangsung.

"Kami tetap berhubungan dengan otoritas Tiongkok dan mitra internasional kami untuk mencari solusi yang konstruktif yang baik bagi Nexperia dan ekonomi kedua negara," kata juru bicara tersebut pada hari Selasa.

Peringatan Beijing tentang gangguan lebih lanjut muncul di tengah kepanikan para pemasok otomotif Eropa yang kini berburu pengecualian atas pembatasan ekspor produk Nexperia buatan Tiongkok. Pembatasan ini diberlakukan beberapa hari setelah Belanda menyita perusahaan tersebut.

Baca Juga: Sinyal The Fed Bikin Galau Investor, Ini yang Terjadi pada Harga Emas

Meskipun sebagian besar cip Nexperia diproduksi di Eropa, sekitar 70% di antaranya dikemas di Tiongkok sebelum didistribusikan.

Akibatnya, kelangkaan cip yang timbul mengancam akan menghentikan jalur perakitan dan menyebabkan perumahan pekerja di Eropa.

Industri yang bergantung pada cip Nexperia kini menanti solusi politik atas sengketa dagang ini. Apalagi, Gedung Putih pekan lalu mengumumkan, setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, bahwa Beijing "akan mengambil langkah yang tepat untuk memastikan dimulainya kembali perdagangan dari fasilitas Nexperia di Tiongkok."

Kepala Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, pada hari Senin menyatakan bahwa telah ada "kemajuan" dalam pembicaraan mengenai Nexperia yang melibatkan pemerintah Belanda dan Tiongkok, meskipun ia tidak merinci lebih lanjut.

Tonton: Di Malaysia, AS China Sepakat Redakan Perang Dagang

Kesimpulan 

Tiongkok secara terbuka menuding Belanda tidak serius dan bertindak sepihak dalam menyelesaikan sengketa kepemilikan pembuat cip Nexperia yang disita. Beijing memperingatkan bahwa kelanjutan kebuntuan ini, yang dipicu oleh kekhawatiran Belanda terhadap induk perusahaan Tiongkok, Wingtech, pasti akan memperburuk krisis rantai pasok semikonduktor global, terutama karena 70% pengemasan cip Nexperia dilakukan di Tiongkok. 

Meskipun Belanda mengklaim pembicaraan masih berlangsung dan ada sedikit "kemajuan" yang dilaporkan oleh Uni Eropa, industri otomotif Eropa kini menghadapi kekurangan cip parah dan berisiko menghentikan produksi, sambil menunggu solusi politik untuk menyelesaikan perselisihan dagang yang sensitif ini.

Selanjutnya: Info BMKG: Prakiraan Cuaca Banten Seminggu ke Depan, Waspada!

Menarik Dibaca: 25 Ucapan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025 Kreatif dan Inspiratif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×