Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Vietnam dan China tengah bersiap menghadapi Topan Kajiki yang kian menguat dan diperkirakan menerjang pada awal pekan ini.
Lebih dari setengah juta warga Vietnam dievakuasi, sementara kota wisata Sanya di Hainan, China, menutup bisnis, sekolah, hingga transportasi umum sebagai langkah antisipasi.
Evakuasi Massal di Vietnam
Menurut media pemerintah, 586.000 orang dari provinsi Thanh Hoa, Quang Tri, Hue, dan Danang diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka karena wilayah ini diprediksi menjadi titik darat topan pada Senin dini hari (25/8/2025).
Pemerintah Vietnam meminta masyarakat di jalur badai tidak keluar rumah mulai Minggu (24/8) pukul 21.00 waktu setempat (14.00 GMT). Ribuan prajurit juga disiagakan untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat.
Baca Juga: Kembali Tumbuh, Ekspor Buah dan Sayur Vietnam Capai US$ 3,92 Miliar per Juli 2025.
Selain itu, tujuh provinsi pesisir melarang kapal berlayar, sementara maskapai Vietnam Airlines membatalkan sedikitnya 22 penerbangan dari dan menuju kota-kota di Vietnam tengah. Maskapai Vietjet juga membatalkan serta menunda sejumlah penerbangan.
Dampak di China: Kota Sanya Lumpuh
Di sisi lain, kota wisata Sanya, yang terkenal dengan resor pantai di pulau Hainan, mengeluarkan peringatan merah – level tertinggi dalam sistem peringatan cuaca China. Pemerintah kota menaikkan status tanggap darurat ke tingkat paling serius.
Semua kelas sekolah, proyek konstruksi, pusat perbelanjaan, restoran, dan supermarket ditutup sejak Minggu. Transportasi umum dihentikan, dan seluruh kapal dilarang beroperasi di perairan Sanya.
Badan Meteorologi China memprediksi wilayah Hainan, Guangdong, dan Guangxi akan diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Di beberapa titik, curah hujan bisa mencapai 320 mm dalam 24 jam.
Topan Kajiki Kian Menguat
Hingga Minggu (24/8) pukul 16.00 WIB (09.00 GMT), kecepatan angin Topan Kajiki mencapai 166 km/jam, menurut badan prakiraan cuaca Vietnam. Sementara Badan Meteorologi China memperingatkan kecepatan angin bisa meningkat hingga 180 km/jam.
Baca Juga: Trump Umumkan Investigasi Tarif Impor Furnitur, Produk China dan Vietnam Terancam
Pemerintah Vietnam membandingkan potensi dampak Kajiki dengan Topan Yagi yang menghantam tahun lalu, menewaskan sekitar 300 orang dan menimbulkan kerugian ekonomi hingga $3,3 miliar.
Cuaca Ekstrem China dan Ancaman Perubahan Iklim
Sejak Juli 2025, berbagai wilayah di China dilanda curah hujan ekstrem, menyebabkan banjir dan kekeringan yang menurut para ahli terkait erat dengan perubahan iklim.
Data Kementerian Manajemen Darurat China mencatat, bencana alam bulan lalu saja menimbulkan kerugian langsung senilai 52,15 miliar yuan ($7,28 miliar), dengan lebih dari 295 orang tewas atau hilang.
Selanjutnya: Korea Selatan Ingin Normalisasi Hubungan dengan China
Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News