Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Moskow tak akan pernah tunduk pada tekanan dari Amerika Serikat atau negara asing mana pun. Ia juga memperingatkan bahwa Rusia akan memberikan respons yang “sangat menghancurkan” jika ada serangan militer yang menembus jauh ke wilayahnya.
Mengutip News Nation, langkah ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi penuh terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia — Rosneft dan Lukoil — dalam kebijakan yang menandai perubahan tajam terhadap Moskow terkait perang di Ukraina.
Keputusan itu membuat harga minyak dunia melonjak hampir 5% pada Kamis, sementara India dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengurangi impor minyak Rusia.
Putin menyebut sanksi AS dan Barat sebagai tindakan “tidak bersahabat” yang “akan menimbulkan sejumlah konsekuensi, tetapi tidak akan secara signifikan memengaruhi kesejahteraan ekonomi Rusia.”
Ia menegaskan, “Sektor energi Rusia berada dalam kondisi percaya diri.”
Putin menambahkan, “Ini jelas merupakan upaya untuk menekan Rusia. Tapi tidak ada negara yang menghormati dirinya sendiri, dan tidak ada rakyat yang memiliki harga diri, yang akan mengambil keputusan di bawah tekanan.”
Baca Juga: Sanksi Trump ke Rusia dan China Bisa Picu Krisis Dolar, Emas Jadi Pilihan Aman
Sambil berkelakar dengan para wartawan tentang bagaimana sanksi itu mungkin membuat Barat kesulitan mengimpor toilet dari Rusia, Putin mengingatkan bahwa Trump juga pernah menjatuhkan sanksi keras terhadap Rusia pada masa jabatan pertamanya.
Ia memperingatkan bahwa mengganggu ekspor minyak dari Rusia — pengekspor terbesar kedua di dunia — akan mendorong kenaikan tajam harga minyak global, termasuk di pompa bensin Amerika.
“Itu bisa menimbulkan masalah politik yang tidak nyaman bagi Washington,” ujarnya.
Meski dampak langsung terhadap ekonomi Rusia mungkin terbatas dalam jangka pendek, sanksi baru ini menjadi sinyal kuat dari Trump bahwa ia ingin menekan keuangan Moskow dan memaksa Kremlin menuju kesepakatan damai. Namun, hingga kini belum jelas apakah India benar-benar akan menghentikan pembelian minyak dari Rusia.
Trump sebelumnya berjanji akan segera mengakhiri perang Ukraina yang ia sebut sebagai “perang proksi” antara Washington dan Moskow. Setelah sempat mendesak keras Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Trump belakangan mengaku kecewa dan frustrasi terhadap Putin.
Baca Juga: Utang AS Pecah Rekor Dunia: Tembus US$ 38 Triliun, Setara Gabungan 5 Ekonomi Raksasa!
Trump, yang pernah menyebut Rusia sebagai “macan kertas”, juga mengatakan telah membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Putin.
“Pertemuan dan lokasi — Budapest — sebenarnya diusulkan oleh Trump,” ungkap Putin.
Menanggapi pembatalan itu, Putin berkata, “Apa yang bisa saya katakan? Dialog selalu lebih baik daripada konfrontasi, lebih baik daripada perselisihan, apalagi perang.”
Ketika ditanya mengenai laporan Wall Street Journal bahwa pemerintahan Trump telah mencabut pembatasan penting atas penggunaan beberapa rudal jarak jauh yang diberikan sekutu Barat kepada Ukraina, serta pernyataan Zelenskiy tentang rudal buatan dalam negeri dengan jangkauan hingga 3.000 kilometer, Putin menyebut langkah itu sebuah upaya untuk memperburuk situasi.
Tonton: Presiden Rusia Vladimir Putin Respons Keras Sanksi Donald Trump kepada 2 Raksasa Migas Rusia
“Tapi jika senjata semacam itu digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, responsnya akan sangat serius — bahkan bisa sangat menghancurkan. Biarkan mereka memikirkannya,” tegas Putin.
Selanjutnya: Kolektor Mulai Bergairah, Sejumlah Mobil Cetak Rekor Harga di Tahun Ini
Menarik Dibaca: Tips Memilih HP Murah dan Awet, Simak Informasi Berikut agar Tidak Mudah Tertipu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













