kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.612   -26,00   -0,16%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%
GLOBAL /

Trump Siap Temui Kim Jong Un Lagi, Dunia Bertanya: Diplomasi atau Drama?


Kamis, 30 Oktober 2025 / 05:04 WIB
Trump Siap Temui Kim Jong Un Lagi, Dunia Bertanya: Diplomasi atau Drama?
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melemparkan gagasan untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. REUTERS/Evelyn Hockstein

Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melemparkan gagasan untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pertanyaan besar kini menggantung di Washington dan Seoul: apakah pertemuan puncak jilid keempat (KTT Trump-Kim) masih punya makna strategis atau sekadar drama politik global?

Mengutip Fox News, Trump menilai diplomasi personal masih menjadi kunci.

Baginya, hubungan pribadi bisa membuka peluang di tempat di mana diplomasi formal gagal.

“Saya rukun sekali dengan Kim Jong Un. Saya suka dia, dia suka saya,” kata Trump kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
“Saya ingin sekali bertemu dengannya.”

Spektakel Diplomasi vs. Realitas Nuklir

Pendekatan Trump terhadap Korea Utara sejak awal dikenal dramatis — mulai dari KTT Singapura 2018, jabat tangan di Zona Demiliterisasi (DMZ), hingga pertemuan gagal di Hanoi 2019.

Keterlibatan langsung itu sempat menenangkan ketegangan dan menunda uji coba nuklir, namun kini Pyongyang justru memperluas arsenal militernya.

Baca Juga: Trump Mengamuk, Incar Pengganti Kepala The Fed dalam Hitungan Bulan

Beberapa langkah terbaru Korea Utara antara lain:

  • Mengembangkan rudal berbahan bakar padat dengan jangkauan lebih luas.
  • Menguji drone bawah air berkemampuan nuklir.
  • Meluncurkan satelit militer baru.
  • Memperkuat aliansi dengan Tiongkok dan Rusia.
  • Korut bahkan telah menegaskan bahwa pembicaraan mengenai pelucutan senjata nuklir sudah “tidak relevan lagi”.

“Hadiah Terbesar” Versi Trump

Dalam wawancaranya, Trump menyebut pelonggaran sanksi ekonomi sebagai “hadiah terbesar di dunia” yang bisa ditawarkan kepada Kim Jong Un — jika Pyongyang bersedia mengambil langkah menuju denuklirisasi.

“Ya, kami punya sanksi. Itu cukup besar untuk memulai,” ujar Trump. “Saya akan mengatakan itu adalah hal terbesar yang bisa Anda dapatkan.”

Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi di Tengah Buta Data akibat Shutdown

Namun, Kim Jong Un sebelumnya menegaskan bahwa dirinya hanya akan bertemu kembali dengan Trump jika Amerika Serikat “menghentikan obsesi kosong terhadap denuklirisasi”.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan posisi Washington tetap: mendesak Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya.

Aliansi Baru: Pyongyang dan Moskow

Kekhawatiran terbaru datang dari penguatan hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia.
Laporan intelijen Barat menyebut Pyongyang telah memasok amunisi untuk perang Rusia di Ukraina, dan diduga menerima imbalan berupa teknologi militer sensitif.

Trump menyinggung situasi ini sambil berkelakar:

“Saya pikir mereka semacam kekuatan nuklir... Mereka punya banyak senjata nuklir tapi tidak punya banyak layanan telepon.”

Bagi Kim Jong Un, pengakuan formal atas status Korea Utara sebagai kekuatan nuklir adalah tujuan jangka panjang yang belum berubah sejak dekade lalu.

Peluang dan Risiko Pertemuan Baru

Tanpa kerangka kerja yang jelas, pertemuan Trump dan Kim Jong Un berisiko mengulang kegagalan KTT Hanoi 2019 — penuh drama, minim hasil.

Namun, sejumlah analis melihat peluang baru: bahkan pembekuan terbatas uji coba rudal jarak jauh atau produksi nuklir bisa membantu menstabilkan Semenanjung Korea.

Trump, sejauh ini, masih dianggap satu-satunya pemimpin Barat yang didengarkan oleh Kim.

Tonton: Ekonomi Amerika Serikat Masih Lesu, The Fed Pangkas Suku Bunga dan Longgarkan Likuiditas

Dengan “hadiah terbesar” berupa pelonggaran sanksi di tangannya, potensi KTT jilid keempat tampak bukan hal yang mustahil — meski dunia menunggu apakah kali ini akan ada hasil nyata.

Kesimpulan

Rencana pertemuan Trump-Kim jilid 4 menjadi ujian baru bagi diplomasi global.
Antara nostalgia politik, ambisi nuklir, dan strategi pencitraan, langkah Trump berikutnya bisa menentukan arah hubungan AS–Korea Utara ke depan.

Selanjutnya: Kilau Kinerja Produsen Emas Makin Bersinar Saat Logam Mulia Melonjak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×