Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Legenda investasi Warren Buffett tengah menghadapi tahun yang berat. Saham Berkshire Hathaway Inc. hanya naik kurang dari 9% sepanjang 2025, sementara indeks S&P 500 melonjak hampir 15%.
Performa konglomerat besar milik Warren Buffett ini diperkirakan akan kalah dari indeks utama tersebut berdasarkan kinerja tahunan 2025. Sang investor terhebat dalam sejarah untuk sementara waktu kehilangan sentuhan emasnya (hot hand).
Melansir 247wallst, investor melihat Berkshire Hathaway sebagai semacam saham safe haven (aset aman). Perusahaan ini memiliki portofolio saham dan perusahaan swasta yang sebesar konglomerat lain mana pun di AS.
Meskipun sebagian besar kepemilikannya berada di layanan keuangan, Buffett juga memiliki jejak di industri minyak dan perkeretaapian. Perusahaan ini juga memiliki saham di hampir 50 perusahaan, mulai dari American Express dan Occidental Petroleum hingga Coca-Cola, Bank of America, dan Kroger.
Teorinya, ini memberikan Berkshire fondasi yang luas di hampir seluruh sektor ekonomi. Menjadi kokoh adalah hal yang baik.
Baca Juga: Jelang Pertemuan Trump–Xi, Ketegangan AS–China Dibayangi Kepentingan Ekonomi & Taiwan
Masalah Utama: Fobia Sektor Teknologi Super Panas
Argumen paling meyakinkan tentang lambannya Berkshire adalah rendahnya paparan perusahaan terhadap sektor teknologi yang super panas saat ini. Buffett selalu mengatakan ia tidak berinvestasi pada perusahaan yang tidak ia pahami.
Kenaikan saham-saham ini sebagian besar didorong oleh kecerdasan buatan (AI). Beberapa investor percaya bahwa konsentrasi pada teknologi baru ini adalah risiko. AI mungkin menjadi teknologi paling penting dalam sejarah, tetapi sejauh ini belum menghasilkan pendapatan yang signifikan. Bahkan, beberapa pihak menduga bahwa AI akan selalu gratis bagi pengguna.
Kesalahan Jual: BYD dan Apple
Tantangan lain terhadap valuasi Berkshire Hathaway bukanlah apa yang dimilikinya, melainkan apa yang telah dijualnya. Buffett memegang saham raksasa kendaraan listrik (EV) China, BYD, selama 17 tahun dan menjual sisanya awal tahun ini. Ia menghasilkan 20 kali lipat dari investasi pertamanya di perusahaan itu, tetapi memutuskan untuk tidak bertahan dengan perusahaan EV terbesar di dunia tersebut.
Langkah ini dapat dilihat sebagai keputusan yang cerdas karena penjualan EV melambat. Atau, ini bisa dilihat sebagai Buffett keluar dari apa yang kemungkinan besar adalah masa depan industri otomotif.
Baca Juga: China Mengamuk! Ancam Balas Sanksi Inggris Atas Minyak Rusia, Apa yang Terjadi?
Ia juga telah menjual banyak investasinya di Apple Inc. Buffett pertama kali membeli saham Apple pada 2016. Seiring waktu, saham ini menjadi kepemilikan terbesar Berkshire. Ia telah menjual sahamnya selama beberapa kuartal terakhir, meskipun Apple masih menjadi pilar portofolio Berkshire.
Apple mencapai level tertinggi sepanjang masa minggu lalu. Tindakan menjual ini mungkin akan dipandang sebagai sebuah kesalahan.
Melihat seluruh portofolio Buffett, kelemahannya tahun ini sebagian besar didasarkan pada satu keputusan: Perusahaan mega-tech Magnificent 7 menyumbang sekitar 35% dari S&P 500. Buffett sebagian besar (tetapi tidak sepenuhnya) telah menghindari saham-saham tersebut.
Berkshire Hathaway adalah perusahaan paling bernilai ke-11 di dunia, dengan kapitalisasi pasar US$ 1,1 triliun. Tetapi lihatlah perusahaan-perusahaan di atasnya yang sebagian besar (tetapi tidak seluruhnya) ia hindari: Nvidia, Microsoft, Apple, Meta, Alphabet, Broadcom, dan Tesla.
Tonton: Rahasia Warren Buffett Hadapi Inflasi: Bukan Emas, tapi Investasi Ini
Analisis singkat
Kinerja Buffett tahun ini mencerminkan pergeseran lanskap investasi.
Buffett masih mengandalkan nilai fundamental dan arus kas, tapi dunia sedang bergerak cepat ke arah teknologi dan AI.
Investor jangka panjang mungkin masih melihat Berkshire sebagai aset defensif, tapi reli besar kini jelas terjadi di sektor yang selama ini dihindari oleh sang legenda Omaha.
Selanjutnya: Rupiah Spot Dibuka Melemah ke Rp 16.615 Per Dolar AS Hari Ini (29/10)
Menarik Dibaca: Sempat Ambles, Pi Network Kini Jawara Kripto Top Gainers 24 Jam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













