Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kabar besar datang dari dunia investasi global. Warren Buffett, investor legendaris berusia 95 tahun, akan mengundurkan diri sebagai CEO Berkshire Hathaway pada Januari 2026. Kabar ini muncul di tengah laporan keuangan kuat perusahaan, dengan laba naik 17% dan kas raksasa mencapai Rp 6.343 triliun.
Laba Naik 17%, Kas Mencapai Rp 6.343 Triliun
Melansir Associated Press (AP), kinerja cemerlang Berkshire tahun ini didorong oleh musim badai yang relatif ringan, sehingga klaim asuransi menurun, serta keuntungan investasi di atas kertas.
Berkshire bahkan baru saja menyelesaikan pembelian besar senilai US$ 9,7 miliar di OxyChem, salah satu akuisisi terbesar mereka dalam beberapa tahun terakhir. Namun, transaksi ini tidak banyak menggerus cadangan kas Berkshire yang masih mencapai US$ 381,7 miliar atau setara Rp 6.343 triliun (kurs Rp 16.600 per dolar AS) pada akhir September 2025.
Greg Abel Siap Gantikan Buffett
Posisi Buffett sebagai CEO akan digantikan oleh Greg Abel, Wakil Ketua Berkshire yang telah lama dipersiapkan sebagai penerus.
“Buffett akan tetap menjabat sebagai Chairman, sementara Greg Abel akan memimpin operasional perusahaan mulai Januari,” tulis laporan resmi Berkshire.
Baca Juga: Pasar Dunia Tahan Napas, Trump dan Xi Sepakat Meredakan Ketegangan Dagang
Abel dikenal luas di kalangan internal sebagai sosok yang cerdas, cepat mengambil keputusan, dan dekat dengan tim eksekutif. Sejak 2018, ia telah mengelola seluruh bisnis non-asuransi Berkshire, termasuk energi, transportasi, dan industri.
Saham Turun dari Puncak, Buffett Belum Buyback
Meski kinerja fundamental menguat, saham kelas A Berkshire Hathaway saat ini masih terkoreksi, turun dari level tertinggi US$ 812.855 menjadi US$ 715.740 per lembar.
Uniknya, Berkshire tidak melakukan buyback saham selama kuartal terakhir. Hal ini menandakan bahwa Buffett masih menilai harga saham perusahaannya belum menarik untuk dibeli kembali.
Investor Tuntut Transparansi dan Dividen
Analis CFRA Research, Cathy Seifert, memprediksi bahwa setelah Greg Abel mengambil alih, investor akan menuntut lebih banyak keterbukaan dan pembagian dividen.
“Minimnya diskusi dan transparansi membuat banyak komunitas investor frustrasi,” ujar Seifert.
Baca Juga: China Beli 12 Juta Ton Kedelai AS, Tanda Perang Dagang Mulai Mereda 
 “Jika Berkshire tidak bisa menemukan cara terbaik untuk menggunakan uang tunainya, tekanan untuk membayar dividen akan semakin besar.” 
Berkshire selama ini dikenal tidak memiliki departemen hubungan investor dan jarang melakukan panggilan konferensi triwulanan seperti perusahaan publik lainnya. Buffett lebih memilih membagikan laporan keuangan setiap hari Sabtu agar investor punya waktu untuk mencerna hasilnya sebelum pasar dibuka kembali.
Transisi Kepemimpinan Bersejarah
Analis Edward Jones, Jim Shanahan, menyebut transisi kepemimpinan ini sebagai momen bersejarah bagi Berkshire Hathaway.
“Saya pikir Abel akan membawa pendekatan baru, mungkin membentuk tim eksekutif lebih besar dan lebih operasional dibanding Buffett,” katanya.
Para investor kini menanti surat pertama Greg Abel kepada pemegang saham yang dijadwalkan rilis akhir Februari 2026, serta pidatonya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan Mei.
Buffett, yang telah memimpin Berkshire selama lebih dari setengah abad, meninggalkan warisan bisnis yang luar biasa — perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kelima di dunia dan portofolio investasi bernilai ratusan miliar dolar.
Tonton: Rahasia Warren Buffett Hadapi Inflasi: Bukan Emas, tapi Investasi Ini
 Sumber Data: 
- Associated Press (AP) – Berkshire Hathaway Quarterly Earnings Report, 2025
 - Reuters – Warren Buffett to Step Down as Berkshire CEO in January 2026
 
Selanjutnya: Rekomendasi 6 Drakor Monster Terbaik, Seram tapi Penuh Aksi
Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Drakor Monster Terbaik, Seram tapi Penuh Aksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


 
 
 
 
 
 
 
 
 










