Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sebuah pangkalan udara Korea Selatan pada Kamis (31/10) disambut hati-hati oleh pasar global.
Kedua pemimpin menampilkan nada optimistis soal upaya meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Namun, reaksi pasar tergolong datar. Investor tampak menunggu detail lebih lanjut dari hasil pembicaraan tersebut. Sementara itu, indeks saham China masih bertahan di dekat level tertingginya dalam satu dekade.
Melansir Reuters, berikut tanggapan sejumlah analis dan pelaku pasar terhadap pertemuan Trump–Xi:
Tareck Horchani, Head of Dealing Prime Brokerage, Maybank Securities, Singapura
“Gencatan senjata dagang AS–China ini kemungkinan disambut pasar sebagai bentuk relief rally (kenaikan sesaat karena lega), bukan perubahan struktural. Biasanya, dalam setiap jeda seperti ini, sektor pertanian menjadi sorotan pertama—karena sensitif secara politik di AS, tempat para petani menjadi basis dukungan penting.”
Baca Juga: China Beli 12 Juta Ton Kedelai AS, Tanda Perang Dagang Mulai Mereda
Horchani menilai pertemuan tersebut lebih merupakan jeda taktis ketimbang terobosan strategis.
“Ketegangan mendasar di sektor teknologi, rantai pasok, dan mineral langka belum benar-benar terselesaikan,” tambahnya.
Dickie Wong, Head of Research, Kingston Securities, Hong Kong
“Saya tidak melihat ada kejutan positif besar dari pertemuan ini, baik bagi pasar maupun bagi hubungan AS–China. Pertanyaannya tetap sama: setelah pertemuan berakhir, apakah akan ada pernyataan bersama? Apakah AS akan mencabut semua tarif dan pembatasan teknologi, dan apakah China akan kembali mengekspor mineral langka? Saya tidak melihat kemungkinan itu terjadi.”
Baca Juga: Penangguhan Ekspor Mineral Langka China: Jangan Senang Dulu! Pembatasan Tetap Berlaku
Menurut Wong, pasar sudah lebih dulu memperhitungkan kabar positif dari pertemuan tersebut, sehingga potensi “anti-klimaks” sangat mungkin terjadi.
Muhammad Saifuddin bin Sapuan, Ekonom Kenanga Investment Bank, Kuala Lumpur
“Saya melihat ini lebih sebagai jeda taktis ketimbang perubahan struktural. Kedua negara tampaknya ingin meredakan ketegangan untuk sementara. Meski begitu, gencatan senjata ini membantu menstabilkan sentimen global dan ekspektasi perdagangan jangka pendek—memberi sedikit napas bagi permintaan dan rantai pasok dunia.”
Namun, Saifuddin menegaskan bahwa “pemisahan struktural” antara AS dan China masih akan berlanjut dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Pertemuan antara Donald Trump dan Xi Jinping di Korea Selatan menandai sinyal positif bagi hubungan dagang dua ekonomi terbesar dunia, namun belum menyentuh akar masalah yang lebih dalam.
Tonton: Di Malaysia, AS China Sepakat Redakan Perang Dagang
Pasar global menyambut dengan tenang — menunggu kejelasan mengenai tarif, ekspor mineral langka, dan teknologi tinggi yang masih menjadi sumber gesekan utama.
Bagi investor, kesepakatan ini lebih mirip “jeda sementara” ketimbang akhir dari perang dagang.
Selanjutnya: Harga Emas Turun 1% di Tengah Ketidakpastian Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Menarik Dibaca: Resep Sate Padang Autentik dari Daging & Lidah Sapi Kaya Rempah, Moms Wajib Coba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













