kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.453.000   22.000   0,90%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%
GLOBAL /

Israel Gempur Gaza City, Warga Diminta Tinggalkan Kota


Sabtu, 06 September 2025 / 14:52 WIB
Israel Gempur Gaza City, Warga Diminta Tinggalkan Kota
ILUSTRASI. An Israeli armoured personnel carrier (APC) manoeuvres on the Israeli side of the border with Gaza, Israel August 19, 2025. REUTERS/Amir Cohen

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Militer Israel mendesak warga Gaza City, kota terbesar di Jalur Gaza, untuk meninggalkan wilayah itu menuju Selatan pada Sabtu (6/9/2025).

Israel memperingatkan operasi militernya kini berlangsung di seluruh kota.

Selama beberapa pekan terakhir, pasukan Israel menggempur wilayah pinggiran utara Gaza City, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya merebut kota tersebut.

Baca Juga: Israel Gempur Gaza City, Puluhan Tewas, Tuduhan Genosida Meningkat

Netanyahu menyebut Gaza City sebagai basis utama Hamas dan penguasaan kota ini krusial untuk menundukkan kelompok militan Islamis yang serangannya pada Oktober 2023 memicu perang.

Serangan terbaru ini mengancam mengusir ratusan ribu warga Palestina yang masih bertahan di Gaza City, tempat yang sebelum perang dihuni sekitar 1 juta orang—hampir setengah populasi Gaza.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, melalui platform X mengimbau warga untuk pindah ke area pantai yang telah ditentukan di Khan Younis, Gaza selatan, dengan janji akses pangan, layanan medis, dan tempat penampungan.

Militer Israel mengklaim telah menguasai hampir separuh kota dan sekitar 75% wilayah Gaza secara keseluruhan.

Baca Juga: Israel Gempur Gaza City, Korban Sipil Bertambah dan Warga Mengungsi

Namun, banyak warga menolak kembali mengungsi setelah sebelumnya sudah berpindah berulang kali sejak awal perang.

Pasukan Israel terus melakukan serangan udara dan darat, mendekati pusat kota hanya beberapa kilometer.

Meski sempat mendapat penolakan dari pimpinan militer, Netanyahu dengan dukungan koalisi kanan tetap memerintahkan perebutan Gaza City, bahkan memobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.

Perang yang berkepanjangan telah membuat Israel semakin terisolasi secara diplomatik, bahkan dari sekutu terdekatnya.

Di dalam negeri, keluarga sandera dan para pendukungnya mendesak pemerintah menghentikan perang melalui kesepakatan diplomatik demi pembebasan 48 sandera yang tersisa.

Baca Juga: Israel Pertimbangkan Aneksasi Tepi Barat, Respons atas Pengakuan Negara Palestina

Otoritas Israel memperkirakan hanya 20 di antaranya yang masih hidup.

Netanyahu bersikeras pada kesepakatan “semua atau tidak sama sekali”: semua sandera dibebaskan dan Hamas menyerah.

Sementara Hamas menuntut penghentian perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza sebagai syarat pembebasan seluruh sandera.

Hamas, yang kini hanya menguasai sebagian wilayah Gaza, menawarkan pertukaran sebagian sandera dengan gencatan senjata sementara, syarat yang pernah dibahas dalam negosiasi Juli lalu yang gagal meski dimediasi AS dan negara Arab.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan operasi militer akan terus ditingkatkan hingga Hamas memenuhi syarat Israel: membebaskan sandera dan melucuti senjata, atau kelompok itu akan dihancurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×