kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%
GLOBAL /

Ribuan Warga Palestina Tinggalkan Gaza City, Khawatir Serangan Darat Israel


Senin, 18 Agustus 2025 / 20:15 WIB
Ribuan Warga Palestina Tinggalkan Gaza City, Khawatir Serangan Darat Israel
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Palestinians gather as they carry aid supplies that entered Gaza through Israel, amid a hunger crisis, in Beit Lahia in the northern Gaza Strip July 20, 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas/File Photo

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KAIRO. Ribuan warga Palestina meninggalkan rumah mereka di wilayah timur Gaza City yang terus digempur serangan udara Israel, menuju ke barat dan selatan wilayah yang porak poranda itu.

Mereka khawatir menghadapi serangan darat besar-besaran Israel yang disebut tinggal menunggu waktu.

Rencana Israel untuk merebut kendali penuh atas Gaza City memicu kekhawatiran, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

Baca Juga: Amnesty International: Israel Sengaja Membuat Penduduk Gaza Kelaparan

Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan dalam aksi protes terbesar sejak perang meletus, menuntut pemerintah segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dan membebaskan 50 sandera yang masih ditahan kelompok militan Palestina di Gaza.

Langkah ofensif ini mendorong mediator gencatan senjata dari Mesir dan Qatar meningkatkan upaya diplomasi.

Seorang sumber yang mengetahui perundingan dengan Hamas di Kairo menyebutnya sebagai "upaya terakhir" sebelum operasi militer digencarkan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan Gaza City sebagai benteng perkotaan terakhir Hamas.

Namun, meski Israel sudah menguasai 75% wilayah Gaza, militer memperingatkan ekspansi serangan darat bisa mengancam nyawa para sandera yang masih hidup serta menyeret pasukan ke dalam perang gerilya panjang dan mematikan.

Di Gaza City sendiri, warga mulai menyerukan aksi protes untuk menuntut diakhirinya perang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah dan menciptakan bencana kemanusiaan.

Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Israel Gelar Aksi Massa di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza

Mereka juga meminta Hamas mempercepat negosiasi agar serangan darat Israel bisa dicegah.

Serangan darat Israel ke Gaza City dikhawatirkan akan memicu gelombang pengungsian baru bagi ratusan ribu orang, banyak di antaranya sudah beberapa kali terusir sejak perang berlangsung.

Ahmed Mheisen, pengelola tempat penampungan di Beit Lahiya, menyebut 995 keluarga telah meninggalkan kawasan timur Gaza City menuju selatan dalam beberapa hari terakhir.

Ia memperkirakan kebutuhan tenda darurat mencapai 1,5 juta unit, sementara Israel hanya mengizinkan masuk 120.000 tenda selama gencatan senjata Januari–Maret lalu.

Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan pekan lalu bahwa 1,35 juta orang di Gaza sudah sangat membutuhkan tempat penampungan darurat.

Baca Juga: Singapura Bergabung dalam Operasi Penerjunan Bantuan Udara untuk Gaza

“Warga Gaza City seperti orang yang sudah divonis mati dan tinggal menunggu eksekusi,” kata Tamer Burai, seorang pengusaha Gaza City, pada Senin (18/8/2025).

“Saya memutuskan memindahkan orang tua dan keluarga saya ke selatan. Saya tak bisa mengambil risiko jika tiba-tiba ada invasi,” ujarnya kepada Reuters.

Aksi protes besar direncanakan digelar Kamis mendatang oleh berbagai serikat di Gaza City. Ajakan untuk ikut serta ramai disuarakan lewat media sosial, yang akan menambah tekanan terhadap Hamas.

Putaran terakhir perundingan gencatan senjata pada akhir Juli lalu berakhir buntu dengan kedua pihak saling menyalahkan.

Menurut sumber di Kairo, mediator Mesir dan Qatar sudah bertemu pimpinan Hamas, kelompok Jihad Islam, dan faksi lain, namun sejauh ini belum ada kemajuan berarti. Pembicaraan dijadwalkan berlanjut Senin.

Hamas dilaporkan siap kembali membicarakan usulan gencatan senjata 60 hari yang diusulkan AS, termasuk pembebasan separuh sandera.

Namun Hamas juga menuntut kesepakatan lebih luas untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: Indonesia Bakal Kirim Bantuan Pangan via Airdrop ke Palestina pada HUT ke-80 RI

Kebuntuan Diplomasi

Israel menyatakan hanya akan menghentikan operasi militer bila seluruh sandera dibebaskan dan Hamas menyerahkan senjatanya, syarat yang hingga kini ditolak Hamas.

Seorang pejabat Hamas mengatakan pihaknya menolak tuntutan Israel untuk melucuti senjata atau mengusir para pemimpin kelompok itu dari Gaza.

Perbedaan juga masih mengemuka terkait sejauh mana Israel akan menarik pasukannya dari Gaza dan bagaimana bantuan kemanusiaan akan disalurkan di tengah kelaparan yang meluas.

Militer Israel pada Sabtu lalu menyebut tengah bersiap membantu penyediaan tenda dan perlengkapan penampungan bagi warga Gaza yang akan direlokasi dari zona tempur ke selatan. Namun, tidak ada detail lebih lanjut terkait jumlah maupun jadwal distribusinya.

“Tenda-tenda yang ada sekarang sudah rusak dan tak mampu melindungi dari hujan. Tidak ada tenda baru karena pembatasan Israel di perbatasan,” ujar Mohammad Abu Jayyab, ekonom Palestina.

Baca Juga: Israel Gempur Gaza City, 123 Tewas dalam 24 Jam Terakhir

Ia menambahkan, sebagian keluarga sudah lebih dulu menyewa tempat tinggal di selatan untuk menghindari kepadatan dan keterkejutan.

Perang dimulai ketika militan Hamas menyeberang ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Sejak itu, menurut pejabat kesehatan Gaza, lebih dari 61.000 warga Palestina tewas akibat serangan udara dan darat Israel, dengan sebagian besar dari 2,2 juta populasi kini mengungsi di dalam wilayah.

Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin melaporkan lima orang lagi meninggal akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir, menambah jumlah korban kelaparan menjadi 263 jiwa, termasuk 112 anak-anak sejak perang dimulai.

Israel membantah angka korban yang disampaikan otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.

Selanjutnya: Maybank Marathon Siap Digelar, Belasan Ribu Peserta Akan Ikut Berlari di Gianyar

Menarik Dibaca: Simak Manfaat Spirulina untuk Tumbuh Kembang Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

×