kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%
GLOBAL /

Komisi Vatikan Putuskan: Perempuan Belum Bisa Jadi Diakon Katolik


Kamis, 04 Desember 2025 / 21:19 WIB
Komisi Vatikan Putuskan: Perempuan Belum Bisa Jadi Diakon Katolik
ILUSTRASI. Pope Leo XIV holds a general audience in St. Peter's Square at the Vatican, November 5, 2025. REUTERS/Remo Casilli

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sebuah komisi tingkat tinggi Vatikan menolak kemungkinan perempuan diizinkan menjadi diakon dalam Gereja Katolik, mempertahankan praktik klerus yang sepenuhnya laki-laki.

Hasil pemungutan suara 7–1 tersebut disampaikan kepada Paus Leo dan dipublikasikan pada Kamis.

Baca Juga: Kisah Nyata yang Menggemparkan Thailand: Wanita Ditemukan Bernapas Jelang Kremasi

Komisi itu menyatakan bahwa penelitian historis dan kajian teologis “menutup kemungkinan” penahbisan perempuan sebagai diakon untuk saat ini, meski tetap merekomendasikan studi lanjutan.

Wacana mengenai diakon Perempuan, jabatan yang ditahbiskan dan dapat membantu pelayanan gereja namun tidak dapat memimpin misa telah memicu perdebatan di dalam Gereja yang beranggotakan 1,4 miliar orang selama satu dekade terakhir.

Peran Diakon: Banyak Tugas, Namun Tidak Bisa Memimpin Misa

Diakon Katolik dapat membaptis, menyaksikan pernikahan, dan memimpin pemakaman. Di beberapa wilayah, mereka juga dapat mengelola paroki jika tidak ada imam, meski misa tetap harus dipimpin seorang imam.

Baca Juga: Lamborghini dengan Odometer Dipalsukan? Wanita Singapura Dikenakan Denda Rp 252 Juta

Secara historis, jabatan diakon dianggap sebagai tahap menuju imamat. Namun setelah serangkaian reformasi Gereja pada 1960-an, jabatan ini kembali ditegaskan sebagai posisi permanen yang dapat diemban laki-laki Katolik yang sudah menikah.

Sejumlah perempuan mengatakan mereka merasa dipanggil untuk melayani dalam peran tersebut.

Paus Fransiskus Membuka Diskusi

Panel yang dipimpin seorang kardinal dan imam dari kantor doktrin Vatikan itu beranggotakan para ahli Gereja laki-laki dan perempuan.

Mereka mengatakan bahwa kesimpulan yang menolak diakon perempuan cukup kuat, tetapi “belum memungkinkan penilaian definitif”.

Paus Fransiskus yang wafat awal tahun ini memulai pembahasan diakon perempuan pada 2016 setelah permintaan dari organisasi global para suster dan biarawati Katolik.

Baca Juga: Bukan Afrika atau Asia — Negara Terkaya Ini Justru Paling Banyak Berutang ke China

Ia membentuk dua komisi untuk meneliti isu tersebut, yang bekerja secara tertutup. Laporan yang dirilis Kamis menjadi pertama kalinya hasil diskusi tersebut dipublikasikan.

Salah satu anggota komisi pertama Fransiskus, Phyllis Zagano dari Universitas Hofstra, mengkritik laporan baru itu.

Menurutnya, teks tersebut “berusaha menampilkan isu ini dalam sudut pandang negatif, dengan memilih komentar tertentu tanpa memberikan konteks lengkap”.

Dorongan untuk Memperluas Peran Perempuan di Gereja

Laporan baru itu termuat dalam surat Kardinal Italia Giuseppe Petrocchi kepada Paus Leo, tertanggal 18 September dan dirilis Vatikan pada Kamis.

Komisi kedua yang dipimpinnya telah melakukan pemungutan suara pada Juli 2022 dan menolak kemungkinan perempuan menjadi diakon.

Namun, dalam pertemuan Februari tahun ini, komisi itu dengan suara 9–1 sepakat bahwa Gereja perlu “memperluas akses perempuan” terhadap kesempatan pelayanan, meski tidak merinci bentuknya.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Konfirmasi Target Bitcoin US$ 250.000, Siap Nyerok Lagi Pasca Krisis

“Sekarang menjadi bagian dari penilaian para pastor untuk menentukan pelayanan apa yang dapat diperkenalkan sesuai kebutuhan konkret Gereja pada masa kini,” demikian laporan tersebut.

Paus Leo, yang sebelumnya relatif tidak dikenal di panggung global sebelum terpilih pada Mei, belum memberikan komentar tentang isu ini.

Paus Yohanes Paulus II pada 1994 menegaskan kembali larangan perempuan menjadi imam, tetapi tidak secara spesifik membahas posisi diakon perempuan.

Para pendukung perubahan mengutip bukti sejarah bahwa perempuan pernah melayani sebagai diakon pada abad-abad awal Gereja.

Salah satu perempuan bernama Phoebe bahkan disebut sebagai diakon dalam salah satu surat Rasul Paulus.

Selanjutnya: Rasio Kredit Macet KPR Non Subsidi BTN Tembus 5,7% Hingga Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/12), Hujan Sangat Lebat Turun di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×