Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Seorang peneliti senior dari perusahaan AI asal Tiongkok, DeepSeek, melakukan kemunculan publik yang jarang terjadi pada Jumat (8/11/2025), di mana ia memperingatkan risiko jangka panjang dari teknologi kecerdasan buatan.
Melansir Business Insider, AI berpotensi menghilangkan sebagian besar pekerjaan dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, kata Chen Deli dalam sebuah diskusi panel di World Internet Conference di Wuzhen.
“Selama periode ini, struktur sosial juga akan menghadapi tantangan besar,” katanya.
“Perusahaan teknologi harus berperan sebagai penjaga kemanusiaan — setidaknya dengan melindungi keselamatan manusia, lalu membantu membentuk kembali tatanan sosial,” tambahnya.
DeepSeek selama ini menjaga profil rendah sejak menjadi sorotan awal tahun ini. CEO perusahaan rintisan asal Hangzhou itu, Liang Wenfeng, belum muncul di hadapan publik sejak pertemuan televisi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Februari lalu.
Baca Juga: Ekonom Ini Sebut Satoshi Nakamoto Hanyalah Sosok Palsu yang Diam-Diam Jual Bitcoin
Pada Jumat, Chen tampil di panggung bersama eksekutif dari lima perusahaan lain yang secara kolektif dikenal sebagai “enam naga kecil” AI Tiongkok — kelompok yang mencakup Alibaba Cloud dan Unitree.
Chen mengatakan dampak jangka pendek dari AI kemungkinan akan bersifat positif. Ia menyebut fase ini sebagai “honeymoon phase”, ketika AI belum bisa menyelesaikan tugas secara mandiri, dan manusia masih bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas.
Namun, seiring waktu, risikonya bisa melampaui manfaatnya. Chen memprediksi bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, sistem AI akan menjadi semakin canggih, dan tenaga kerja global harus berhadapan dengan gelombang pemangkasan pekerjaan.
“Selama periode ini, perusahaan teknologi harus berperan sebagai pemberi peringatan, mengingatkan masyarakat akan potensi risiko,” ujarnya.
Baca Juga: Petani AS di Tengah Perang Dagang: Janji Kedelai Tiongkok vs Realita Pasar
DeepSeek dan Perlombaan AI AS–Tiongkok
Sejak kemunculannya awal tahun ini, DeepSeek telah menjadi simbol ambisi teknologi Tiongkok sekaligus sumber kebanggaan nasional di tengah meningkatnya ketegangan AS–Tiongkok dalam persaingan AI.
Didirikan pada 2023, DeepSeek mengguncang industri AI dan pasar saham AS dengan model reasoning berbiaya rendah bernama R1, yang diluncurkan pada Januari. Perusahaan mengklaim model R1-nya mampu menyaingi para pesaing top seperti ChatGPT versi o1 dengan biaya yang jauh lebih kecil.
OpenAI dalam surat kepada pemerintah AS pada Maret menulis bahwa meskipun Amerika masih memimpin di bidang AI, “DeepSeek shows that our lead is not wide and is narrowing.”
Pada Agustus, CEO OpenAI Sam Altman meluncurkan GPT-oss, keluarga large language models dengan “open weights.” Para analis mengatakan kepada Business Insider bahwa langkah ini kemungkinan dipengaruhi oleh kesuksesan pesat model sumber terbuka asal Tiongkok, termasuk dari DeepSeek.
Ray Wang, direktur riset semikonduktor dan teknologi baru di Futurum Group, mengatakan kepada Business Insider pada Agustus bahwa model GPT-oss milik OpenAI memperkecil ketimpangan dengan Tiongkok, mengingat tolok ukur kinerja dan ukuran yang kompetitif dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dari Tiongkok.
Tonton: Harga Emas Antam Berbinar Hari Ini (11 November 2025)
Jika AS gagal mempertahankan keunggulannya dalam pengembangan AI sumber terbuka, Wang memperingatkan bahwa model-model asal Tiongkok bisa menarik lebih banyak pengguna dan menjadi fondasi utama untuk aplikasi serta riset global.
Kesimpulan:
Peringatan dari peneliti senior DeepSeek menjadi pengingat serius bahwa kemajuan kecerdasan buatan bukan hanya soal efisiensi dan inovasi, tetapi juga ancaman terhadap stabilitas sosial dan ekonomi global. Jika prediksi Chen Deli benar, dekade mendatang bisa menjadi masa paling menantang bagi tenaga kerja dunia, ketika mesin dan algoritma mengambil alih peran manusia. Di tengah perlombaan AI antara AS dan Tiongkok, pesan Chen agar perusahaan teknologi bertindak sebagai penjaga kemanusiaan terdengar semakin relevan — bahwa kemajuan tanpa keseimbangan etis hanya akan mempercepat ketimpangan dan disrupsi sosial.
Selanjutnya: 7 Pelajaran Bisnis Jeff Bezos untuk Wirausahawan Modern
Menarik Dibaca: Promo Genki Sushi Buy 1 Get 1 sampai 14 November, 3 Pilihan Paket Serba Rp 90K
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













