kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.274   -99,00   -0,60%
  • IDX 7.927   68,06   0,87%
  • KOMPAS100 1.113   9,98   0,90%
  • LQ45 829   6,70   0,81%
  • ISSI 265   0,63   0,24%
  • IDX30 429   3,15   0,74%
  • IDXHIDIV20 497   3,62   0,73%
  • IDX80 125   1,07   0,86%
  • IDXV30 133   1,90   1,45%
  • IDXQ30 139   1,18   0,85%
GLOBAL /

Pro-Palestina, Warga Australia Gelar Aksi Serentak Turun ke Jalan di 40 Kota


Senin, 25 Agustus 2025 / 19:24 WIB
Pro-Palestina, Warga Australia Gelar Aksi Serentak Turun ke Jalan di 40 Kota
ILUSTRASI. A demonstrators holds a placard as they take part in the 'Nationwide March for Palestine' protest in Sydney, Australia, August 24, 2025. REUTERS/Hollie Adams

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – SYDNEY. Ribuan warga Australia menggelar aksi pro-Palestina di berbagai kota pada Minggu (24/8/2025), di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara Australia dan Israel.

Menurut Palestine Action Group, lebih dari 40 aksi digelar di seluruh negeri, termasuk di Sydney, Brisbane, dan Melbourne.

Kelompok itu mengklaim sekitar 350.000 orang hadir, dengan 50.000 di Brisbane.

Baca Juga: Canva Australia Jual Saham Karyawan dengan Valuasi Tembus Rp 687 Triliun

Namun, polisi memperkirakan jumlah peserta di Brisbane hanya sekitar 10.000, sementara untuk Sydney dan Melbourne tidak ada data resmi.

Di Sydney, massa membawa bendera Palestina dan meneriakkan “Free, free Palestine”.

“Kami menuntut diakhirinya genosida di Gaza dan agar pemerintah Australia menjatuhkan sanksi terhadap Israel,” kata Josh Lees, salah satu penyelenggara aksi.

Aksi ini menuai kritik dari sebagian kelompok Yahudi di Australia. Alex Ryvchin, co-CEO Executive Council of Australian Jewry, menyebut demonstrasi menciptakan “lingkungan yang tidak aman”.

Namun, sejumlah organisasi Yahudi lainnya justru menyatakan dukungan.

Baca Juga: Netanyahu Serang PM Albanese: Pengkhianat Israel, Tinggalkan Kaum Yahudi Australia

Ketegangan meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melancarkan serangan verbal terhadap PM Australia Anthony Albanese.

Pemicu konflik diplomatik ini adalah keputusan pemerintahan Partai Buruh bulan ini yang menyatakan pengakuan bersyarat atas negara Palestina, mengikuti langkah serupa Prancis, Inggris, dan Kanada.

Sebelumnya, pada 11 Agustus lalu, puluhan ribu warga juga sempat memenuhi Jembatan Harbour Sydney, menuntut gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Palestinian authorities menyebut lebih dari 60.000 orang telah tewas akibat ofensif Israel yang dimulai hampir dua tahun lalu.

Sementara organisasi kemanusiaan memperingatkan krisis pangan yang memicu kelaparan massal.

Selanjutnya: Kode Domisili Dibuka BEI, Begini Dampaknya ke Pasar dan Investor

Menarik Dibaca: Memasuki Musim Hujan, KAI Sediakan Fasilitas Pengering Payung di 43 Stasiun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

×