kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.372   -48,00   -0,29%
  • IDX 8.003   66,95   0,84%
  • KOMPAS100 1.114   7,09   0,64%
  • LQ45 817   3,09   0,38%
  • ISSI 269   3,17   1,19%
  • IDX30 424   2,42   0,57%
  • IDXHIDIV20 491   2,64   0,54%
  • IDX80 123   0,54   0,44%
  • IDXV30 133   1,39   1,06%
  • IDXQ30 137   0,86   0,63%
GLOBAL /

Trump Gelar Rapat Soal Nasib Gaza Bersama Tony Blair dan Jared Kushner


Kamis, 28 Agustus 2025 / 10:27 WIB
Trump Gelar Rapat Soal Nasib Gaza Bersama Tony Blair dan Jared Kushner
ILUSTRASI. Seorang wanita Palestina berjalan melewati mural anti Presiden AS Donald Trump di Kota Gaza, Minggu (8/11/2020). REUTERS/Mohammed Salem

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (27/8/2025) memimpin rapat kebijakan terkait perang Israel di Gaza dan rencana pasca-perang untuk wilayah Palestina tersebut.

Pertemuan itu turut menghadirkan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan mantan utusan Timur Tengah Trump, Jared Kushner, menurut pejabat senior Gedung Putih.

Dalam pertemuan tersebut, Trump bersama pejabat Gedung Putih, Blair, dan Kushner membahas krisis sandera, rencana peningkatan pengiriman bantuan pangan, serta opsi pasca-perang Gaza.

Baca Juga: Ini Klaim Israel Soal Tewasnya Jurnalis Reuters dan AP dalam Serangan RS Gaza

“Ini hanya rapat kebijakan, tipe pertemuan yang sering dilakukan Trump bersama timnya,” ujar pejabat itu.

Kushner, menantu Trump yang pernah menjadi penasihat utama Gedung Putih untuk Timur Tengah di periode pertama, kembali dilibatkan dalam diskusi.

Sementara Blair, yang menjabat perdana menteri saat perang Irak 2003 dan mendapat kritik luas atas perannya, hadir memberikan pandangan.

Trump sebelumnya berjanji akan mengakhiri cepat perang Gaza dalam kampanye pilpresnya. Namun, memasuki tujuh bulan masa jabatan keduanya, resolusi konflik masih jauh dari tercapai.

Masa jabatan Trump bahkan dibuka dengan gencatan senjata singkat dua bulan, hingga serangan Israel pada 18 Maret menewaskan sekitar 400 warga Palestina.

Baca Juga: Trump Pimpin Pertemuan Gedung Putih soal Gaza, AS Targetkan Konflik Selesai Tahun Ini

Gambar anak-anak kelaparan dan warga Gaza yang menderita akibat blokade dan serangan Israel belakangan memicu kecaman global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah itu.

Pada Februari, Trump sempat melontarkan usulan kontroversial: AS mengambil alih Gaza dan memindahkan permanen penduduk Palestina dari wilayah pesisir tersebut.

Rencana itu dikecam dunia internasional dan disebut pakar hak asasi manusia serta PBB sebagai bentuk “pembersihan etnis”.

Pemindahan paksa melanggar hukum internasional. Trump menggambarkan rencana tersebut sebagai proyek pembangunan kembali untuk menjadikan Gaza sebagai “Riviera Timur Tengah”, serupa dengan ide Kushner setahun sebelumnya untuk mengubah Gaza menjadi properti tepi laut tanpa penduduk Palestina.

Laporan Financial Times pada Juli menyebut Institut Tony Blair ikut serta dalam proyek perencanaan pasca-perang Gaza.

Baca Juga: Gaza Resmi Masuki Status Kelaparan, PBB Sebut Bencana Buatan Manusia

Namun lembaga itu menegaskan, mereka hanya melakukan banyak diskusi dengan berbagai pihak terkait rekonstruksi Gaza dan tidak pernah membicarakan pemindahan paksa penduduk.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan Menteri Luar Negeri Marco Rubio bertemu Menlu Israel Gideon Saar di Washington untuk membahas Gaza dan isu kawasan.

Ditanya usai pertemuan soal rencana negara Palestina, Saar menegaskan tidak ada rencana pembentukan negara tersebut.

Pernyataan itu muncul di tengah langkah sejumlah sekutu AS yang mulai menyatakan dukungan pengakuan terhadap negara Palestina.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 62.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Serangan itu juga menimbulkan krisis kelaparan, memaksa seluruh penduduk mengungsi di dalam wilayah Gaza, serta memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang di pengadilan internasional, tuduhan yang dibantah Israel.

Konflik terbaru ini dipicu serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut data Israel.

Selanjutnya: Penawaran Lelang SUN Selasa (26/8) Rp 126 Triliun, Pemerintah Serap Rp 30 Triliun

Menarik Dibaca: Renovasi Rumah Desa Tak Berhenti di Malang, Ini Daerah yang Masuk Daftar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

×